Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore
Posted Date : 16-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 245 kali.
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi di Yogyakarta pada Jumat sore, 15 Maret 2019, meluncurkan awan panas guguran dengan durasi 134 detik, kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyatakan luncuran awan panas Merapi yang terjadi pada pukul 15:21 WIB tidak terpantau secara visual karena cuaca di gunung itu berkabut.
"Masyarakat tidak perlu panik dan dapat beraktivitas seperti biasa," tulis BPPTKG.
Berdasarkan pengamatan visual pada Kamis, 14 Maret 2019, BPPTKG mencatat satu kali guguran lava keluar dengan jarak luncur 650 meter. Asap solfatara warna putih dengan intensitas tipis setinggi 30 meter terpantau di atas puncak gunung api teraktif di Indonesia itu.
Pada periode pengamatan itu, juga terekam 19 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan, dan 5 kali gempa frekuensi rendah.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185831/gunung-merapi-luncurkan-awan-panas-jumat-sore/full&view=ok
Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyatakan luncuran awan panas Merapi yang terjadi pada pukul 15:21 WIB tidak terpantau secara visual karena cuaca di gunung itu berkabut.
"Masyarakat tidak perlu panik dan dapat beraktivitas seperti biasa," tulis BPPTKG.
Berdasarkan pengamatan visual pada Kamis, 14 Maret 2019, BPPTKG mencatat satu kali guguran lava keluar dengan jarak luncur 650 meter. Asap solfatara warna putih dengan intensitas tipis setinggi 30 meter terpantau di atas puncak gunung api teraktif di Indonesia itu.
Pada periode pengamatan itu, juga terekam 19 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan, dan 5 kali gempa frekuensi rendah.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185831/gunung-merapi-luncurkan-awan-panas-jumat-sore/full&view=ok
Latihan Simulasi ke Mars, Seniman Yogya: Tingkat Stress Tinggi
Peneliti: Tsunami Anak Krakatau dari Longsoran Akibat Gempa
Peneliti Geologi: Waspada Gempa Besar dan Tsunami Selat Sunda
Akan Hadiri Apel Kebangsaan, Slank Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Peneliti: Tsunami Anak Krakatau dari Longsoran Akibat Gempa
Peneliti Geologi: Waspada Gempa Besar dan Tsunami Selat Sunda
Akan Hadiri Apel Kebangsaan, Slank Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Jika Perseteruan dengan AS Berlanjut, Huawei Gunakan OS Sendiri
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM
Gisel: Saya Bukan Orang yang Pintar Nutup-nutupin
Bamsoet: Salam Satu Aspal dari Senayan
Lewis Hamilton Rebut Pole F1 Australia 2019, Rekor Baru
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM
Gisel: Saya Bukan Orang yang Pintar Nutup-nutupin
Bamsoet: Salam Satu Aspal dari Senayan
Lewis Hamilton Rebut Pole F1 Australia 2019, Rekor Baru