Peneliti: Tsunami Anak Krakatau dari Longsoran Akibat Gempa
Posted Date : 16-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 275 kali.
TEMPO.CO, Bandung - Tsunami Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 lalu diyakini disebabkan oleh longsoran yang dipicu gempa bumi. Peneliti dari Pusat Survei Geologi Asdani Soehami menyimpulkan kejadian itu dengan analisis data mekanisme sumber gempa bumi.
“Terjadi gempa di sana dan record-nya ada,” kata Asdani saat acara Geoseminar di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 15 Maret 2019.
Sebelum muncul tsunami, ujarnya, ada catatan gempa dari badan geofisika Jerman, GFZ. Besaran gempanya 5,0 di sekitar Gunung Anak Krakatau. Lindu itu juga tercatat empat stasiun pemantau Badan Geologi seperti di Rajabasa Lampung, Gunung Gede, Salak, dan Sertung.
Peneliti gempa itu mendapat kesamaan dengan data GFZ terkait mekanisme fokal atau mekanisme sumber gempa bumi. “Hasilnya memperkuat keyakinan saya memang terjadi gempa, dan ada rekaman gempa dari berbagai lokasi,” ujarnya.
Mekanisme itu disebutnya strike slip dan pusat gempanya di dekat Gunung Anak Krakatau. Peristiwa gempa bumi itu patahan aktif mendatar menganan turun. Gunung itu, menurutnya, teriris oleh kelurusan patahan, sehingga saat terjadi gempa itu, ada blok batuan yang turun dan naik.
Blok yang turun itu kemudian meruntuhkan material sedimen hasil letusan gunung yang bertumpuk di lereng sebelah tenggara-barat daya. Longsoran itu, kata Asdani, kemudian meluncur ke dalam cekungan di laut sekitar gunung. “Begitu longsor masuk cekungan sedalam 300 meter, itu bisa menimbulkan tsunami yang cukup dahsyat,” ujarnya.
Gempa dan longsoran itu, menurutnya, terjadi dengan gerakan cepat. Dari hasil perbandingannya dengan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883, daerah landaannya persis dengan tsunami Desember 2018.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) juga mencatat adanya getaran setara magnitude 3,4 yang bertitik sumber di lereng Gunung Anak Krakatau. Namun BMKG tidak mengakuinya sebagai gempa bumi, melainkan longsoran material gunung. "Kalau gempa dengan kekuatan (magnitude) 5, mana ada manusia tidak merasakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono saat dihubungi Senin, 24 Desember 2018.
Longsoran itu, menurut BMKG, kemudian memicu tsunami, di antaranya sekitar setengah jam kemudian sampai di pesisir barat Banten.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185876/peneliti-tsunami-anak-krakatau-dari-longsoran-akibat-gempa/full&view=ok
“Terjadi gempa di sana dan record-nya ada,” kata Asdani saat acara Geoseminar di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 15 Maret 2019.
Sebelum muncul tsunami, ujarnya, ada catatan gempa dari badan geofisika Jerman, GFZ. Besaran gempanya 5,0 di sekitar Gunung Anak Krakatau. Lindu itu juga tercatat empat stasiun pemantau Badan Geologi seperti di Rajabasa Lampung, Gunung Gede, Salak, dan Sertung.
Peneliti gempa itu mendapat kesamaan dengan data GFZ terkait mekanisme fokal atau mekanisme sumber gempa bumi. “Hasilnya memperkuat keyakinan saya memang terjadi gempa, dan ada rekaman gempa dari berbagai lokasi,” ujarnya.
Mekanisme itu disebutnya strike slip dan pusat gempanya di dekat Gunung Anak Krakatau. Peristiwa gempa bumi itu patahan aktif mendatar menganan turun. Gunung itu, menurutnya, teriris oleh kelurusan patahan, sehingga saat terjadi gempa itu, ada blok batuan yang turun dan naik.
Blok yang turun itu kemudian meruntuhkan material sedimen hasil letusan gunung yang bertumpuk di lereng sebelah tenggara-barat daya. Longsoran itu, kata Asdani, kemudian meluncur ke dalam cekungan di laut sekitar gunung. “Begitu longsor masuk cekungan sedalam 300 meter, itu bisa menimbulkan tsunami yang cukup dahsyat,” ujarnya.
Gempa dan longsoran itu, menurutnya, terjadi dengan gerakan cepat. Dari hasil perbandingannya dengan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883, daerah landaannya persis dengan tsunami Desember 2018.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) juga mencatat adanya getaran setara magnitude 3,4 yang bertitik sumber di lereng Gunung Anak Krakatau. Namun BMKG tidak mengakuinya sebagai gempa bumi, melainkan longsoran material gunung. "Kalau gempa dengan kekuatan (magnitude) 5, mana ada manusia tidak merasakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono saat dihubungi Senin, 24 Desember 2018.
Longsoran itu, menurut BMKG, kemudian memicu tsunami, di antaranya sekitar setengah jam kemudian sampai di pesisir barat Banten.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1185876/peneliti-tsunami-anak-krakatau-dari-longsoran-akibat-gempa/full&view=ok
Peneliti Geologi: Waspada Gempa Besar dan Tsunami Selat Sunda
Akan Hadiri Apel Kebangsaan, Slank Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Berstatus Gebetan Baru Gisel, Gading Marten Masih Larang Wijin Temui Gempi
Ryuji Utomo Menikah Tanpa Pelaminan, Gaun Pengantin Seksi Istri jadi Sorotan
Akan Hadiri Apel Kebangsaan, Slank Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
Hangi: Trik Masak Suku Maori di Selandia Baru, Usianya 2000 Tahun
Zidane Incar Sterling, Sudah Naksir Sejak Remaja
Ayahanda Sakaratul Maut, Eddies Adelia Genggam Tangan Seraya Bisikkan Bacaan Tauhid
Perankan Karakter Tak Biasa, Denny Sumargo Jagonya!
Suami Masuk Penjara Hingga Harus Bercerai, Eddies Adelia Kuat karena Dukungan Almarhum Ayah
Bakti Sosial Dikira Pencitraan, Tamara Bleszynski Bantah Cibiran Haters
Berstatus Gebetan Baru Gisel, Gading Marten Masih Larang Wijin Temui Gempi
Ryuji Utomo Menikah Tanpa Pelaminan, Gaun Pengantin Seksi Istri jadi Sorotan
Latihan Simulasi ke Mars, Seniman Yogya: Tingkat Stress Tinggi
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore
Jika Perseteruan dengan AS Berlanjut, Huawei Gunakan OS Sendiri
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM
Gisel: Saya Bukan Orang yang Pintar Nutup-nutupin
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore
Jika Perseteruan dengan AS Berlanjut, Huawei Gunakan OS Sendiri
Sony Rilis Lensa Full-frame 135mm F1.8, Harga Rp 26 Jutaan
Aktivis Lingkungan 16 Tahun Greta Thunberg, Calon Penerima Nobel
Milenial pun Hobi Dengarkan Piringan Hitam, Apa Alasannya?
WWDC 2019 Segera Digelar, Banyak Kejutan Baru dari Apple
Asuransi Adira Intensif Lakukan Standardisasi Bengkel Rekanan
Awasi Hasil Perikanan di Bandara, Angkasa Pura I MoU dengan BKIPM
Gisel: Saya Bukan Orang yang Pintar Nutup-nutupin