BNPB Duga Banjir Bandang di Sentani karena Longsor di Bagian Hulu
Posted Date : 17-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 252 kali.
VIVA – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut banjir bandang yang menerjang Sentani Papua, diduga disebabkan longsor di bagian hulu, yang kemudian menerjang bagian hilir.
"Sebab karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami," kata Sutopo kepada awak media di kantor BNPN, Jakarta Timur, Minggu, 17 Maret 2019.
Sutopo menambahkan, lantaran volume air terus tambah, air kemudian menjadi meluap dan turun ke dataran bawah yang merupakan kawasan permukiman. Banjir jadi sangat bahaya karena bersamaan dengan itu membawa material kayu dan batu-batu yang menerjang rumah warga.
"Karena volume air terus bertambah kemudian badan air atau bendungan alami ini jebol dan menerjang bagian bawah dengan membawa material-material kayu gelondongan, pohon, batu, dan lainnya dengan kecepatan aliran yang besar," kata Sutopo.
Sejauh ini, BNPB mencatat sudah sekitar 50 orang tewas karena peristiwa banjir bandang tersebut. Sementara, 60 orang luka-luka telah dirujuk ke sejumlah rumah sakit.
Namun, Sutopo juga menduga banjir karena intensitas hujan yang tinggi beberapa hari ini di kawasan tersebut. Menurut Sutopo, banjir serupa pernah terjadi di Sentani pada tahun 2007.
"Ditambah dengan curah hujan yang intensitasnya tinggi dalam waktu cukup lama. Tahun 2007, banjir bandang ini juga pernah terjadi di Distrik Sentani," kata Sutopo.
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1131031-bnpb-duga-banjir-bandang-di-sentani-karena-longsor-di-bagian-hulu
"Sebab karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami," kata Sutopo kepada awak media di kantor BNPN, Jakarta Timur, Minggu, 17 Maret 2019.
Sutopo menambahkan, lantaran volume air terus tambah, air kemudian menjadi meluap dan turun ke dataran bawah yang merupakan kawasan permukiman. Banjir jadi sangat bahaya karena bersamaan dengan itu membawa material kayu dan batu-batu yang menerjang rumah warga.
"Karena volume air terus bertambah kemudian badan air atau bendungan alami ini jebol dan menerjang bagian bawah dengan membawa material-material kayu gelondongan, pohon, batu, dan lainnya dengan kecepatan aliran yang besar," kata Sutopo.
Sejauh ini, BNPB mencatat sudah sekitar 50 orang tewas karena peristiwa banjir bandang tersebut. Sementara, 60 orang luka-luka telah dirujuk ke sejumlah rumah sakit.
Namun, Sutopo juga menduga banjir karena intensitas hujan yang tinggi beberapa hari ini di kawasan tersebut. Menurut Sutopo, banjir serupa pernah terjadi di Sentani pada tahun 2007.
"Ditambah dengan curah hujan yang intensitasnya tinggi dalam waktu cukup lama. Tahun 2007, banjir bandang ini juga pernah terjadi di Distrik Sentani," kata Sutopo.
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1131031-bnpb-duga-banjir-bandang-di-sentani-karena-longsor-di-bagian-hulu
Korban Tewas Banjir Bandang Sentani 58 Orang, 4 Ribu Warga Mengungsi
Tiga Rumah Kontrakan di Depok Ludes Terbakar Usai Bunyi Ledakan
Jeruk Mandarin Diklaim Bisa Bikin Langsing dan Baik Bagi Jantung
Kena Tipu Beli Apartemen Rp533 Juta, Cynthiara Alona Lapor ke Polisi
Kiper Timnas Selandia Baru Jadi Korban Pembantaian di Christchurch
Ratusan Pendukung Pelaku Pembantaian Christchurch Muncul di Dunia Maya
Selidiki Kasus Korupsi di Jayapura, Penyidik KPK dan BPK Dihadang Pemabuk
Kantongi 5 Paket Sabu, PNS Disnaker Ditangkap Polisi
Kenapa Belah Duren Diasosiakan dengan Malam Pertama?
Penumpang di Bandara Wamena Melonjak Pasca-Banjir Sentani
Tiga Rumah Kontrakan di Depok Ludes Terbakar Usai Bunyi Ledakan
Jeruk Mandarin Diklaim Bisa Bikin Langsing dan Baik Bagi Jantung
Kena Tipu Beli Apartemen Rp533 Juta, Cynthiara Alona Lapor ke Polisi
Kiper Timnas Selandia Baru Jadi Korban Pembantaian di Christchurch
Ratusan Pendukung Pelaku Pembantaian Christchurch Muncul di Dunia Maya
Selidiki Kasus Korupsi di Jayapura, Penyidik KPK dan BPK Dihadang Pemabuk
Kantongi 5 Paket Sabu, PNS Disnaker Ditangkap Polisi
Kenapa Belah Duren Diasosiakan dengan Malam Pertama?
Penumpang di Bandara Wamena Melonjak Pasca-Banjir Sentani
Rencana Beckham di Inter Miami: Datangkan Ronaldo atau Messi
Hadapi Real Betis, Barcelona Dibayangi Memori November Kelabu
Liverpool Sebut Fulham Lebih Berbahaya Dibanding Bayern
72 Anggota Tim Survei di Rinjani saat Gempa, Ada yang Stres dan Nyaris Kena Longsor
Serunya Anak-anak Bermain Push Bike di Balai Kota
Mudik Lebaran, Kemenhub Sediakan Mudik Gratis untuk 1.300 Orang
Polisi Sebut Brenton Tarrant Aktor Tunggal Penembakan di Masjid Selandia Baru
Anak Buah Menteri Susi Tertibkan Rumpon Ilegal Filipina
Bangkai Helikopter Jatuh di Tasikmalaya Dievakuasi dengan Cara Dipotong-Potong
Sosok Ebba Akerlund, Gadis Kecil Dijadikan Dalih Teroris Selandia Baru
Hadapi Real Betis, Barcelona Dibayangi Memori November Kelabu
Liverpool Sebut Fulham Lebih Berbahaya Dibanding Bayern
72 Anggota Tim Survei di Rinjani saat Gempa, Ada yang Stres dan Nyaris Kena Longsor
Serunya Anak-anak Bermain Push Bike di Balai Kota
Mudik Lebaran, Kemenhub Sediakan Mudik Gratis untuk 1.300 Orang
Polisi Sebut Brenton Tarrant Aktor Tunggal Penembakan di Masjid Selandia Baru
Anak Buah Menteri Susi Tertibkan Rumpon Ilegal Filipina
Bangkai Helikopter Jatuh di Tasikmalaya Dievakuasi dengan Cara Dipotong-Potong
Sosok Ebba Akerlund, Gadis Kecil Dijadikan Dalih Teroris Selandia Baru