Kenapa Belah Duren Diasosiakan dengan Malam Pertama?

Posted Date : 17-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 496 kali.


“Semua orang pasti suka belah duren, apa lagi malam pengantin”. Penggalan lirik lagu yang dibawakan almarhumah Jupe itu mengambarkan kegiatan belah duren yang dilakukan malam pengantin.

Nah, dalam kebiasaan masyarakat di Tanah Air, istilah belah duren sering diasosiasikan dengan malam pertama pengantin baru. Istilah belah duren sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Nusantara.

Awalnya, istilah belah duren digunakan untuk menyebut aktivitas malam pertama dua sejoli yang baru pertama kali menikah. Namun, belakangan istilah belah duren juga digunakan untuk malam pertama yang dilakukan oleh pasangan yang sudah pernah menikah. Juga digunakan untuk menyebut aktivitas hubungan suami istri yang rutin dilakukan.

Bukan tanpa alasan istilah belah duren diasosiasikan dengan kegiatan malam pertama yang dilakukan pengantin baru. Belah duren pada arti yang sesungguhnya memang sulit dilakukan. Kulit durian yang tebal dan tajam, membuat siapa pun yang hendak membelahnya akan mendapatkan kesulitan yang cukup berarti. Bahkan tak jarang, ada orang yang mengalami luka di bagian tangan karena membelah kulit durian.

Nah, sulitnya mengupas kulit durian dianggap sama dengan sulitnya seorang mempelai laki-laki yang hendak melepas perawan istrinya pada malam pertama. Sang mempelai laki-laki yang baru pertama kali melakukan hubungan badan dengan istrinya, tidak memiliki pengalaman yang mumpuni. Selain itu mempelai wanita yang sama sekali belum pernah disentuh, akan merasa takut dan gugup ketika hendak melakukan hubungan suami istri di malam pertama.

Secara psikologi dan fisik si mempelai wanita sulit untuk ditembus pertahanannya karena baru melakukan hubungan suami istri. Nah, kesulitan inilah yang kemudian membuat istilah belah duren diasosiasikan dengan malam pertama.

Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman dan perubahan struktur sosial masyarakat, aktivitas malam pertama tidak lagi menjadi momen yang sakral. Budaya barat yang masuk ke Tanah Air membawa pengaruh negatif bagi generasi muda. Ada oknum sepasang kekasih yang belum resmi menikah, sudah melakukan kegiatan belah duren sebelum waktunya. Ini membuat istilah belah duren kehilangan kesakralannya, dan mulai digunakan di dalam semua aktivitas yang berbau hubungan suami istri. Demikian dilansir dari berbagai sumber.

(tam)

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2019/03/16/298/2030864/kenapa-belah-duren-diasosiakan-dengan-malam-pertama