1.000 Migran Kabur dari Pusat Penahanan di Meksiko
Posted Date : 26-04-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 296 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, TAPACHULA -- Sebanyak lebih dari 1.000 migran dilaporkan melarikan diri dari pusat tahanan di wilayah selatan Meksiko, Kamis (25/4) malam. Setidaknya setengah dari jumlah migran tersebut kemudian kembali ke fasilitas Siglo XXI di Tapachula, kota perbatasan negara tersebut.
Meski demikian, sekitar 600 migran masih belum ditemukan setelah keluar dari pusat penahanan tersebut. Kebanyakan dari migran yang ditahan di Meksiko berasal dari Kuba. Kemudian, juga terdapat warga Haiti dan negara-negara Amerika Tengah lainnya yang termasuk diantara migran yang melarikan diri.
Dalam sebuah laporan, pusat penahanan di selatan Meksiko telah dipadati dengan banyak migran. Sebelumnya, pihak berwenang Meksiko mengatakan telah mengembalikan 15 ribu migran dalam 30 hari terakhir.
Pengembalian migran tersebut dilakukan di tengah tekanan Amerika Serikat (AS) yang mengancam akan menutup perbatasan dengan Meksiko. Selama ini, banyak migran yang melewati Meksiko untuk pergi menuju AS.
Mayoritas migran berasal dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Banyak yang berusaha untuk pergi dari negara-negara asal mereka untuk menghindari kekerasan dan kejahatan lainnya yang rentan terjadi di sana.
Namun, dalam insiden kali ini, kebanyakan migran yang melarikan diri berasal dari Kuba. Meski demikian, pihak berwenang di Meksiko mengatakan lebih dari 1.000 warga dari negara itu kini telah berada di Chiapas.
Sebelumnya, pada November 2018, pengadilan federal Meksiko pernah mengeluarkan putusan yang melarang dilakukannya deportasi terhadap anak-anak dan remaja yang berada dalam rombongan migran. Berdasarkan putusan hakim, Komisi Meksiko untuk Bantuan Pengungsi (Comar) harus memprakarsai prosedur kolektif untuk memberikan status pengungsi kepada setiap anak dan remaja yang mengajukan permohonan pengungsi. Komisi juga diminta mengakui adanya kekerasan yang mungkin terjadi di negara asal migran, serta situasi yang memaksa mereka melakukan migrasi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqk214366/1000-migran-kabur-dari-pusat-penahanan-di-meksiko
Meski demikian, sekitar 600 migran masih belum ditemukan setelah keluar dari pusat penahanan tersebut. Kebanyakan dari migran yang ditahan di Meksiko berasal dari Kuba. Kemudian, juga terdapat warga Haiti dan negara-negara Amerika Tengah lainnya yang termasuk diantara migran yang melarikan diri.
Dalam sebuah laporan, pusat penahanan di selatan Meksiko telah dipadati dengan banyak migran. Sebelumnya, pihak berwenang Meksiko mengatakan telah mengembalikan 15 ribu migran dalam 30 hari terakhir.
Pengembalian migran tersebut dilakukan di tengah tekanan Amerika Serikat (AS) yang mengancam akan menutup perbatasan dengan Meksiko. Selama ini, banyak migran yang melewati Meksiko untuk pergi menuju AS.
Mayoritas migran berasal dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Banyak yang berusaha untuk pergi dari negara-negara asal mereka untuk menghindari kekerasan dan kejahatan lainnya yang rentan terjadi di sana.
Namun, dalam insiden kali ini, kebanyakan migran yang melarikan diri berasal dari Kuba. Meski demikian, pihak berwenang di Meksiko mengatakan lebih dari 1.000 warga dari negara itu kini telah berada di Chiapas.
Sebelumnya, pada November 2018, pengadilan federal Meksiko pernah mengeluarkan putusan yang melarang dilakukannya deportasi terhadap anak-anak dan remaja yang berada dalam rombongan migran. Berdasarkan putusan hakim, Komisi Meksiko untuk Bantuan Pengungsi (Comar) harus memprakarsai prosedur kolektif untuk memberikan status pengungsi kepada setiap anak dan remaja yang mengajukan permohonan pengungsi. Komisi juga diminta mengakui adanya kekerasan yang mungkin terjadi di negara asal migran, serta situasi yang memaksa mereka melakukan migrasi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqk214366/1000-migran-kabur-dari-pusat-penahanan-di-meksiko
Tyas Mirasih Lapor Polisi, Nenek Amandine Dijemput Paksa dan Dijebloskan ke Penjara
Syuting di Belanda, Al Ghazali Mau Walau Cuma Jadi Kameo
Awalnya Santai, Ammar Zoni dan Irish Bella Mendadak Gugup Jelang Menikah
Status Muzdalifah Janda Anak Lima, Begini Tanggapan Ayah Fadel Islami
Minta Kejelasan Hubungan, Mischa Chandrawinata Langsung Ajak Ranty Maria Nikah
Jadi Istri Edward Akbar, Kimberly Ryder Urus Rumah Sendiri Tanpa ART
UE Desak Mesir Patuhi Janji Setelah Referendum
Arab Saudi Eksekusi 37 Orang Mayoritas Syiah Terkait Terorisme
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Syuting di Belanda, Al Ghazali Mau Walau Cuma Jadi Kameo
Awalnya Santai, Ammar Zoni dan Irish Bella Mendadak Gugup Jelang Menikah
Status Muzdalifah Janda Anak Lima, Begini Tanggapan Ayah Fadel Islami
Minta Kejelasan Hubungan, Mischa Chandrawinata Langsung Ajak Ranty Maria Nikah
Jadi Istri Edward Akbar, Kimberly Ryder Urus Rumah Sendiri Tanpa ART
UE Desak Mesir Patuhi Janji Setelah Referendum
Arab Saudi Eksekusi 37 Orang Mayoritas Syiah Terkait Terorisme
Gereja-gereja Katolik di Sri Lanka Tangguhkan Layanan Pasca Serangan Bom
Inggris Darurat Serangan Senjata Tajam
Pemimpin Kelompok Pengebom Sri Lanka Tewas di Lokasi Ledakan
Pendukung Senator Anti-Muslim Australia Pukuli Wartawan
Warga Vietnam dalam Kasus Kim Jong-Nam Bebas 3 Mei
Paku dan Sekrup Dikeluarkan dari dalam Perut Emu Australia
Hakim Sudan Ikut Unjuk Rasa
Lokasi Bom Bali akan Dijadikan Restoran, PM Australia Kesal
Pangeran William Kunjungi Masjid Al-Noor di Christchurch
HRW Desak Selidiki Eksploitasi Wanita Mozambik Pascatopan
Para Pendaki Palestina Kibarkan Bendera di Gunung Everest
Diguyur Hujan Deras, Jalan ARH dan Margonda Depok Kebanjiran
Pendukung Senator Anti-Muslim Australia Pukuli Wartawan
Warga Vietnam dalam Kasus Kim Jong-Nam Bebas 3 Mei
Paku dan Sekrup Dikeluarkan dari dalam Perut Emu Australia
Hakim Sudan Ikut Unjuk Rasa
Lokasi Bom Bali akan Dijadikan Restoran, PM Australia Kesal
Pangeran William Kunjungi Masjid Al-Noor di Christchurch
HRW Desak Selidiki Eksploitasi Wanita Mozambik Pascatopan
Para Pendaki Palestina Kibarkan Bendera di Gunung Everest
Diguyur Hujan Deras, Jalan ARH dan Margonda Depok Kebanjiran