Ini Penyebab Uang Nasabah KUD Tri Jaya Banyuwangi Terancam Raib
Posted Date : 17-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 456 kali.
jatimnow.com - Uang simpanan milik nasabah di Koperasi Unit Desa (KUD) Tri Jaya Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi terancam raib. Tercatat uang nasabah yang terkumpul mencapai Rp 50 miliar.
Terancam raibnya uang nasabah tersebut dikarenakan KUD Tri Jaya disebut-sebut kolaps. Bahkan, gaji untuk 5 bulan karyawannya juga belum dibayarkan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono mengatakan, pada laporan tahunan dari KUD Tri Jaya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Bulan Februari 2018 untuk tahun buku 2017.
"Koperasi itu terakhir RAT bulan Februari 2018 untuk tahun buku 2017 atau tahun buku sebelumnya. Itu kondisinya sehat, saya datang sendiri ke sana," kata Alief saat dikonfirmasi jatimnow.com, Jumat (17/5/2019).
Kolapsnya KUD Tri Jaya, lanjutnya, setelah diterpa isu bahwa koperasi dalam keadaan 'tidak sehat', sehingga terjadi penarikan dalam jumlah besar secara besar-besaran.
Dari dinas sendiri, kata dia, ada beberapa hal yang telah dilakukan secara rutin kepada koperasi-koperasi di Banyuwangi. Misalnya melakukan pembinaan kepada koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam atau khusus KSP (Koperasi Simpan Pinjam).
"Tiap bulan mereka melaporkan ke kita. Itu instrumen untuk menilai kesehatan koperasi," ujarnya.
Demikian halnya, ketika Rapat Akhir Tahun (RAT), ada utusan dari Diskopum yang mengikuti proses-prosesnya. Namun, sebelumya dari pihak koperasi harus menyerahkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepada Diskopum.
"Nah, koperasi Tri Jaya ini memiliki unit simpan pinjam dan aman, sehat kondisinya (Februari 2018). Kolapsnya itu karena ditarik duitnya, ditarik gede-gedean sama anggota. Otomatis, koperasi kan gak punya dana cash. Dana yang ada di koperasi di putar untuk kegiatan usaha, pengembangan usaha. Dia (KUD Tri Jaya) memiliki 5 unit toko," paparnya.
"Begitu terjadi penarikan secara besar-besaran, bingung karena gak punya uang cash, uangnya sudah jadi bangunan, udah jadi barang-barang dan sebagainya," imbuh Alief.
KUD Tri Jaya, menurutnya, merupakan branch match koperasi dan KUD terbesar di Banyuwangi. Kepada, Diskopum, kata Alief, pengurus KUD Tri Jaya Sraten juga mengaku belum membayar gaji para karyawannya selama 5 bulan terakhir akibat kondisinya saat ini.
"Untuk yang tahun 2019 harusnya melakukan RAT untuk tahun buku 2018, tapi koperasinya keburu gini (kolaps) dulu. Wajar kalau ada yang tidak dapat SHU (sisa hasil usaha). Jangankan itu, karyawan aja tidak digaji 5 bulan. Tapi dia (pengurus) komitmen," jelasnya.
Sumber : https://jatimnow.com/baca-16088-ini-penyebab-uang-nasabah-kud-tri-jaya-banyuwangi-terancam-raib
Terancam raibnya uang nasabah tersebut dikarenakan KUD Tri Jaya disebut-sebut kolaps. Bahkan, gaji untuk 5 bulan karyawannya juga belum dibayarkan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono mengatakan, pada laporan tahunan dari KUD Tri Jaya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Bulan Februari 2018 untuk tahun buku 2017.
"Koperasi itu terakhir RAT bulan Februari 2018 untuk tahun buku 2017 atau tahun buku sebelumnya. Itu kondisinya sehat, saya datang sendiri ke sana," kata Alief saat dikonfirmasi jatimnow.com, Jumat (17/5/2019).
Kolapsnya KUD Tri Jaya, lanjutnya, setelah diterpa isu bahwa koperasi dalam keadaan 'tidak sehat', sehingga terjadi penarikan dalam jumlah besar secara besar-besaran.
Dari dinas sendiri, kata dia, ada beberapa hal yang telah dilakukan secara rutin kepada koperasi-koperasi di Banyuwangi. Misalnya melakukan pembinaan kepada koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam atau khusus KSP (Koperasi Simpan Pinjam).
"Tiap bulan mereka melaporkan ke kita. Itu instrumen untuk menilai kesehatan koperasi," ujarnya.
Demikian halnya, ketika Rapat Akhir Tahun (RAT), ada utusan dari Diskopum yang mengikuti proses-prosesnya. Namun, sebelumya dari pihak koperasi harus menyerahkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepada Diskopum.
"Nah, koperasi Tri Jaya ini memiliki unit simpan pinjam dan aman, sehat kondisinya (Februari 2018). Kolapsnya itu karena ditarik duitnya, ditarik gede-gedean sama anggota. Otomatis, koperasi kan gak punya dana cash. Dana yang ada di koperasi di putar untuk kegiatan usaha, pengembangan usaha. Dia (KUD Tri Jaya) memiliki 5 unit toko," paparnya.
"Begitu terjadi penarikan secara besar-besaran, bingung karena gak punya uang cash, uangnya sudah jadi bangunan, udah jadi barang-barang dan sebagainya," imbuh Alief.
KUD Tri Jaya, menurutnya, merupakan branch match koperasi dan KUD terbesar di Banyuwangi. Kepada, Diskopum, kata Alief, pengurus KUD Tri Jaya Sraten juga mengaku belum membayar gaji para karyawannya selama 5 bulan terakhir akibat kondisinya saat ini.
"Untuk yang tahun 2019 harusnya melakukan RAT untuk tahun buku 2018, tapi koperasinya keburu gini (kolaps) dulu. Wajar kalau ada yang tidak dapat SHU (sisa hasil usaha). Jangankan itu, karyawan aja tidak digaji 5 bulan. Tapi dia (pengurus) komitmen," jelasnya.
Sumber : https://jatimnow.com/baca-16088-ini-penyebab-uang-nasabah-kud-tri-jaya-banyuwangi-terancam-raib
Pasukan Israel Lukai Hampir 50 Warga Palestina Selama Protes Nakba
Polisi Sri Lanka Tangkap 23 Tersangka karena Targetkan Muslim
Anggota Parlemen Austria Setujui Larangan Jilbab di Sekolah Dasar
Pesawat Koalisi Saudi Serang Wilayah yang Dikuasai Pemberontak Syi'ah Houtsi di Sana'a
Otoritas Zionis Israel Kembali Kurangi Zona Penangkapan Ikan di Lepas Pantai Gaza
Dokter Nutrisi Imbau Orangtua Ajarkan Anak Puasa Secara Bertahap
Jamaah Umrah akan Dipakaikan Gelang Khusus Ber-GPS di Saudi
Berbagai Kalangan Menolak Larangan Pemakaian Jilbab di Austria
400 Orang Pakistan Positif HIV karena Jarum Suntik Terkontaminasi
Facebook Perketat Aturan Live Streaming Pasca Teror Selandia Baru
Polisi Sri Lanka Tangkap 23 Tersangka karena Targetkan Muslim
Anggota Parlemen Austria Setujui Larangan Jilbab di Sekolah Dasar
Pesawat Koalisi Saudi Serang Wilayah yang Dikuasai Pemberontak Syi'ah Houtsi di Sana'a
Otoritas Zionis Israel Kembali Kurangi Zona Penangkapan Ikan di Lepas Pantai Gaza
Dokter Nutrisi Imbau Orangtua Ajarkan Anak Puasa Secara Bertahap
Jamaah Umrah akan Dipakaikan Gelang Khusus Ber-GPS di Saudi
Berbagai Kalangan Menolak Larangan Pemakaian Jilbab di Austria
400 Orang Pakistan Positif HIV karena Jarum Suntik Terkontaminasi
Facebook Perketat Aturan Live Streaming Pasca Teror Selandia Baru
Ketua Dekranasda Arumi Bachsin Buka Pameran Pernikahan Adat Jawa
Ini Hasil Tes Kejiwaan Terduga Pelaku Mutilasi di Malang
Januari-Mei 2019, 68 Teroris Ditangkap Densus 88
Gamelan Diambil Pemkot, Puluhan Seniman Surabaya Wadul ke Dewan
Stabilkan Harga Bawang Putih di Tulungagung, Bulog Gelar Operasi Pasar
Pria di Mojokerto ini Gondol Kotak Amal Masjid, Aksinya Terekam CCTV
Miris, Mahasiswi Lahirkan Bayi di Kamar Mandi Kos
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Pikap Bermuatan Sayuran Terguling
Korsel Izinkan Pengusaha Masuk ke Pabrik Bekas Korut
Taiwan, Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan Sesama Jenis
Ini Hasil Tes Kejiwaan Terduga Pelaku Mutilasi di Malang
Januari-Mei 2019, 68 Teroris Ditangkap Densus 88
Gamelan Diambil Pemkot, Puluhan Seniman Surabaya Wadul ke Dewan
Stabilkan Harga Bawang Putih di Tulungagung, Bulog Gelar Operasi Pasar
Pria di Mojokerto ini Gondol Kotak Amal Masjid, Aksinya Terekam CCTV
Miris, Mahasiswi Lahirkan Bayi di Kamar Mandi Kos
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Pikap Bermuatan Sayuran Terguling
Korsel Izinkan Pengusaha Masuk ke Pabrik Bekas Korut
Taiwan, Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan Sesama Jenis