Boeing Akui Perangkat Lunak Simulator Max 737 Bermasalah
Posted Date : 19-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 390 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan Boeing mengakui pihaknya harus memperbaiki kekurangan pada perangkat lunak simulator penerbangan 737 MAX yang digunakan untuk melatih pilot. Hal itu menyusul kecelakaan mematikan melibatkan pesawat jenis tersebut yang menewaskan ratusan orang.
"Boeing telah melakukan koreksi pada perangkat lunak simulator 737 Max dan telah memberikan informasi tambahan kepada operator perangkat untuk memastikan bahwa pengalaman simulator itu representatif dalam berbagai kondisi penerbangan," kata Boeing dalam sebuah pernyataan dilansir Strait Times, Ahad (18/5).
Pernyataan tersebut menandai pertama kali Boeing mengakui ada cacat desain dalam perangkat lunak terkait dengan 737 Max. Sebelumnya perangkat lunak anti-stannya MCAS 737 Max disalahkan atas tragedi Ethiopian Airlines.
Menurut Boeing, perangkat lunak simulator penerbangan tidak mampu menjawab kondisi penerbangan tertentu yang serupa dengan pada saat jatuhnya Ethiopian Airlines pada Maret atau kecelakaan pada Lion Air pada Oktober.
Perusahaan mengatakan, perubahan terbaru akan meningkatkan simulasi beban gaya pada roda trim manual yang merupakan roda manual dan jarang digunakan untuk mengontrol sudut pesawat.
"Boeing bekerja sama secara erat dengan produsen perangkat dan regulator tentang perubahan dan peningkatan ini, dan untuk memastikan bahwa pelatihan pelanggan tidak terganggu," tambahnya.
Southwest Airlines, pelanggan utama 737 Max dengan 34 pesawat dalam armadanya, mengatakan, pihaknya akan menerima simulator pertama akhir tahun ini. Pesawat-pesawat tersebut telah sampai di seluruh dunia, namun masih harus menunggu persetujuan dari AS dan regulator internasional sebelum mereka dapat kembali bekerja.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/prqv94377/boeing-akui-perangkat-lunak-simulator-max-737-bermasalah
"Boeing telah melakukan koreksi pada perangkat lunak simulator 737 Max dan telah memberikan informasi tambahan kepada operator perangkat untuk memastikan bahwa pengalaman simulator itu representatif dalam berbagai kondisi penerbangan," kata Boeing dalam sebuah pernyataan dilansir Strait Times, Ahad (18/5).
Pernyataan tersebut menandai pertama kali Boeing mengakui ada cacat desain dalam perangkat lunak terkait dengan 737 Max. Sebelumnya perangkat lunak anti-stannya MCAS 737 Max disalahkan atas tragedi Ethiopian Airlines.
Menurut Boeing, perangkat lunak simulator penerbangan tidak mampu menjawab kondisi penerbangan tertentu yang serupa dengan pada saat jatuhnya Ethiopian Airlines pada Maret atau kecelakaan pada Lion Air pada Oktober.
Perusahaan mengatakan, perubahan terbaru akan meningkatkan simulasi beban gaya pada roda trim manual yang merupakan roda manual dan jarang digunakan untuk mengontrol sudut pesawat.
"Boeing bekerja sama secara erat dengan produsen perangkat dan regulator tentang perubahan dan peningkatan ini, dan untuk memastikan bahwa pelatihan pelanggan tidak terganggu," tambahnya.
Southwest Airlines, pelanggan utama 737 Max dengan 34 pesawat dalam armadanya, mengatakan, pihaknya akan menerima simulator pertama akhir tahun ini. Pesawat-pesawat tersebut telah sampai di seluruh dunia, namun masih harus menunggu persetujuan dari AS dan regulator internasional sebelum mereka dapat kembali bekerja.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/prqv94377/boeing-akui-perangkat-lunak-simulator-max-737-bermasalah
Warga India Antusias Ikuti Fase Terakhir Pemilu
Pesawat Komersial Diperingatkan tak Lintasi Teluk Persia
Identitas Mayat Berbaju Koko di Sungai Kedungploso Sidoarjo Terungkap
14 PSK Hingga Miras Diamankan dari Stasiun Wonokromo Surabaya
Begini Pengakuan Pelaku Mencabuli Siswi Kelas 3 SD di Pasuruan
Polisi Bongkar Jaringan Prostitusi Online di Banyuwangi
Hilang Lima Hari, Mbah Paini Ditemukan Tewas di Sungai
Menengok Toleransi Umat Budha dan Islam di Ponorogo
Puluhan KIP yang Ditemukan Tercecer di Kediri Diserahkan ke Polisi
Ini Tanggapan Warga Soal Kapal Motor Baru Probolinggo-Gili Ketapang
Pesawat Komersial Diperingatkan tak Lintasi Teluk Persia
Identitas Mayat Berbaju Koko di Sungai Kedungploso Sidoarjo Terungkap
14 PSK Hingga Miras Diamankan dari Stasiun Wonokromo Surabaya
Begini Pengakuan Pelaku Mencabuli Siswi Kelas 3 SD di Pasuruan
Polisi Bongkar Jaringan Prostitusi Online di Banyuwangi
Hilang Lima Hari, Mbah Paini Ditemukan Tewas di Sungai
Menengok Toleransi Umat Budha dan Islam di Ponorogo
Puluhan KIP yang Ditemukan Tercecer di Kediri Diserahkan ke Polisi
Ini Tanggapan Warga Soal Kapal Motor Baru Probolinggo-Gili Ketapang
Tiga Kandidat Pengganti Bill Shorten di Partai Buruh
Scott Morrison Menangi Pemilu Federal Australia
Saudi Siap Cegah Peperangan di Teluk
UEA Sambut Seruan Raja Salman Gelar Pertemuan Negara Teluk
Lima Warga Asing Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Honduras
Pasukan Elite Iran Gerebek Kantor Agensi Model Bawah Tanah
China Lakukan Pembicaraan Perdagangan dengan Pompeo
Polisi Amankan 20 Orang Pria yang Membawa Senjata Tajam di Bekasi
Jalur Rempah, Bukan Sutra
12 Mobil Damkar Padamkan Kebakaran Restoran di Plaza Kalibata
Scott Morrison Menangi Pemilu Federal Australia
Saudi Siap Cegah Peperangan di Teluk
UEA Sambut Seruan Raja Salman Gelar Pertemuan Negara Teluk
Lima Warga Asing Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Honduras
Pasukan Elite Iran Gerebek Kantor Agensi Model Bawah Tanah
China Lakukan Pembicaraan Perdagangan dengan Pompeo
Polisi Amankan 20 Orang Pria yang Membawa Senjata Tajam di Bekasi
Jalur Rempah, Bukan Sutra
12 Mobil Damkar Padamkan Kebakaran Restoran di Plaza Kalibata