Dijatuhi Sanksi Komdis PSSI, Arema FC Siap Ajukan Banding
Posted Date : 21-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 485 kali.
MALANG - Pasca kerusuhan di laga pembuka Liga 1 musim 2019 antara PSS vs Arema FC yang berlangsung Rabu 14 Mei 2019, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi terhadap kedua klub. Arema FC sendiri yang menjadi tim tamu disanksi hukuman denda Rp 75 juta.
CEO Arema FC Ir Agoes Soerjanto pun berang terhadap pemberian denda dari Komdis PSSI kepada Singo Edan - julukan Arema FC ini.
Menurutnya, seharusnya justru Panitia Penyelenggara (Panpel) tuan rumah PSS Sleman yang mendapatkan sanksi lebih berat karena melanggar pasal utama tentang regulasi Liga 1 2019 yakni tidak mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim dan fans tamu.
"Jangankan tim tamu. Saat laga pembuka juga terdapat undangan penting seperti kepala daerah setempat, pimpinan daerah lainnya serta petinggi PSSI dan LIB, apalagi ini laga pembuka Panpel tentunya sudah harus mempersiapkan jauh lebih baik dari laga biasa. Faktanya justru timbul ricuh karena ketidaksiapan panpel. Jika tidak siap sejak awal ajukan penundaan," ujar Agoes Soerjanto.
Saat pertama kali pertemuan antara pihak Arema, Panpel dan suporter tim tuan rumah disepakati kuota 2 ribu penonton bagi Aremania.
"Bayangkan Aremania seminggu sebelum berangkat ke Sleman sudah kordinasi dengan manajemen, juga panpel terkait keberangkatan keamanan dan soal tiket. Meskipun Ramadhan mereka bergembira menyambut bergulirnya Liga 1 dan datang dengan satu tujuan memeriahkan pembukaan dan mndukung timnya," imbuhnya.
Namun sambutan yang ramah dan baik pada awalnya, justru dinilai Agoes berubah menjadi sambutan yang provokatif.
"Panpel tidak mampu mengantisipasi gangguan keamanan mulai dari area parkir, lorong pintu masuk sampai tribun biru dimana Aremania ditempatkan," jelasnya.
Agoes menambahkan akibat ulah provokator ini, berdasarkan laporan beberapa media dan fakta yang ditemukan di lapangan menjadikan Panpel tak mampu menguasai keadaan.
"Bahkan banyak jatuh korban dari Aremania yang semestinya sebagai tamu wajib dilindungi dan mendapatkan perlindungan. Apalagi, ajakan Walikota Sleman agar fans tuan rumah menghentikan tindakan kekerasan kepada fans tim tamu tidak diindahkan," bebernya.
Agoes juga menyayangkan adanya salah seorang Panpel lokal yang terekam kamera saat sedang berlangsung siaran langsung seakan memprovokasi Aremania.
"Ini membuat suasana makin menyudutkan Aremania dan membuat jatuh korban dan berpengaruh terhadap psikis pemain tamu dan Aremania. Itu bukti bahwa Panpel tak bisa mengendalikan keadaan," tuturnya.
Berbagai pertimbangan inilah yang membuat pihak Arema FC bersiap untuk mengajukan banding untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan obyektif.
"Ini semata untuk menegakkan regulasi dan hukum sepakbola setegak - tegaknya agar sepakbola Indonesia bermartabat dan berkualitas," pungkasnya.
(fmh)
Sumber : https://bola.okezone.com/read/2019/05/21/49/2058256/dijatuhi-sanksi-komdis-pssi-arema-fc-siap-ajukan-banding
CEO Arema FC Ir Agoes Soerjanto pun berang terhadap pemberian denda dari Komdis PSSI kepada Singo Edan - julukan Arema FC ini.
Menurutnya, seharusnya justru Panitia Penyelenggara (Panpel) tuan rumah PSS Sleman yang mendapatkan sanksi lebih berat karena melanggar pasal utama tentang regulasi Liga 1 2019 yakni tidak mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim dan fans tamu.
"Jangankan tim tamu. Saat laga pembuka juga terdapat undangan penting seperti kepala daerah setempat, pimpinan daerah lainnya serta petinggi PSSI dan LIB, apalagi ini laga pembuka Panpel tentunya sudah harus mempersiapkan jauh lebih baik dari laga biasa. Faktanya justru timbul ricuh karena ketidaksiapan panpel. Jika tidak siap sejak awal ajukan penundaan," ujar Agoes Soerjanto.
Saat pertama kali pertemuan antara pihak Arema, Panpel dan suporter tim tuan rumah disepakati kuota 2 ribu penonton bagi Aremania.
"Bayangkan Aremania seminggu sebelum berangkat ke Sleman sudah kordinasi dengan manajemen, juga panpel terkait keberangkatan keamanan dan soal tiket. Meskipun Ramadhan mereka bergembira menyambut bergulirnya Liga 1 dan datang dengan satu tujuan memeriahkan pembukaan dan mndukung timnya," imbuhnya.
Namun sambutan yang ramah dan baik pada awalnya, justru dinilai Agoes berubah menjadi sambutan yang provokatif.
"Panpel tidak mampu mengantisipasi gangguan keamanan mulai dari area parkir, lorong pintu masuk sampai tribun biru dimana Aremania ditempatkan," jelasnya.
Agoes menambahkan akibat ulah provokator ini, berdasarkan laporan beberapa media dan fakta yang ditemukan di lapangan menjadikan Panpel tak mampu menguasai keadaan.
"Bahkan banyak jatuh korban dari Aremania yang semestinya sebagai tamu wajib dilindungi dan mendapatkan perlindungan. Apalagi, ajakan Walikota Sleman agar fans tuan rumah menghentikan tindakan kekerasan kepada fans tim tamu tidak diindahkan," bebernya.
Agoes juga menyayangkan adanya salah seorang Panpel lokal yang terekam kamera saat sedang berlangsung siaran langsung seakan memprovokasi Aremania.
"Ini membuat suasana makin menyudutkan Aremania dan membuat jatuh korban dan berpengaruh terhadap psikis pemain tamu dan Aremania. Itu bukti bahwa Panpel tak bisa mengendalikan keadaan," tuturnya.
Berbagai pertimbangan inilah yang membuat pihak Arema FC bersiap untuk mengajukan banding untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan obyektif.
"Ini semata untuk menegakkan regulasi dan hukum sepakbola setegak - tegaknya agar sepakbola Indonesia bermartabat dan berkualitas," pungkasnya.
(fmh)
Sumber : https://bola.okezone.com/read/2019/05/21/49/2058256/dijatuhi-sanksi-komdis-pssi-arema-fc-siap-ajukan-banding
Pemudik Kecele Beli Tiket Pesawat Sebelum TBA Turun, Menhub Minta Maaf
Bikin Pangling, Nabilah Ayu Cantik Berhijab
Menhub Budi Berharap Tarif Baru Tiket Pesawat Sudah Terjangkau Pemudik Lebaran 2019
Drama Baim Wong Beri Mobil Baru Kepada Paula, Tegang dan Penuh Haru
Sugeng Santoso Mutilasi Korban Karena Kecewa Hasrat Seksualnya tak Tersalurkan
Toyota Fortuner Bekas Dijual Rp 150 Jutaan, Ongkos Servisnya Berapa?
Sepiring Lengkap Gudeg Pejompongan, Kuliner Legenda di Benhil
The Karnival Hadirkan Pestilence dan Powerslaves untuk Para Metalhead
Kisah Pilu SMP di NTT, Ujian di Tenda dan Tanpa Meja
Hamil 7 Bulan, Berat Badan Aura Kasih Naik Jadi 71 Kilogram
Bikin Pangling, Nabilah Ayu Cantik Berhijab
Menhub Budi Berharap Tarif Baru Tiket Pesawat Sudah Terjangkau Pemudik Lebaran 2019
Drama Baim Wong Beri Mobil Baru Kepada Paula, Tegang dan Penuh Haru
Sugeng Santoso Mutilasi Korban Karena Kecewa Hasrat Seksualnya tak Tersalurkan
Toyota Fortuner Bekas Dijual Rp 150 Jutaan, Ongkos Servisnya Berapa?
Sepiring Lengkap Gudeg Pejompongan, Kuliner Legenda di Benhil
The Karnival Hadirkan Pestilence dan Powerslaves untuk Para Metalhead
Kisah Pilu SMP di NTT, Ujian di Tenda dan Tanpa Meja
Hamil 7 Bulan, Berat Badan Aura Kasih Naik Jadi 71 Kilogram
Mencari Cuan di Papan Akselerasi
Jadi Satu-satunya Pembalap Honda yang Kompetitif di Le Mans, Begini Reaksi Marquez
Maia Estianty Bocorkan Rencana Lamaran Julie Estelle
Olga Lydia Doyan Berburu Takjil Saat Ramadan
Siap Tinggalkan Barca, Dortmund Dekati Malcom
Finis 3 Besar di MotoGP Prancis 2019, Petrucci: Terima Kasih, Dovi!
Bea Cukai Lhokseumawe Musnahkan 73 Ton Bawang Merah Ilegal
Serge Ibaka Optimis Raptors Bakal Balikkan Keadaan dari Bucks
Pilih Bertahan, Bintang PSG Ini Tolak Man United
Cari Muka, Trump Dukung UU Anti-Aborsi
Jadi Satu-satunya Pembalap Honda yang Kompetitif di Le Mans, Begini Reaksi Marquez
Maia Estianty Bocorkan Rencana Lamaran Julie Estelle
Olga Lydia Doyan Berburu Takjil Saat Ramadan
Siap Tinggalkan Barca, Dortmund Dekati Malcom
Finis 3 Besar di MotoGP Prancis 2019, Petrucci: Terima Kasih, Dovi!
Bea Cukai Lhokseumawe Musnahkan 73 Ton Bawang Merah Ilegal
Serge Ibaka Optimis Raptors Bakal Balikkan Keadaan dari Bucks
Pilih Bertahan, Bintang PSG Ini Tolak Man United
Cari Muka, Trump Dukung UU Anti-Aborsi