Mendikbud: 2023 tak Ada Lagi Guru Honorer
Posted Date : 27-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 263 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menargetkan pada 2023 sudah tidak ada lagi guru honorer. Ia menargetkan guru yang saat ini masih berstatus honorer K2 secara bertahap akan mengikuti tes seleksi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"2023 tidak ada lagi guru honorer dan Insya Allah tahun 2024 perekrutan sudah kembali normal kembali. Pokoknya di akhir jabatan ini saya akan menuntaskan masalah guru," ujarnya saat kunjungan di Pemkot Tarakan, Kalimantan Utara Sabtu (26/1).
Muhadjir mengungkapkan, pada Februari 2019 akan ada tes PPPK melalui KemenPAN-RB. Nantinya akan ada 159 ribu yang akan ikut tes dan diutamakan honorer K2 dari 736 ribu guru honorer. Melalui skema PPPK itu nantinya seluruh guru honorer K2 secara bertahap akan mengikuti tes, sehingga diharapkan secara bertahap bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
"Ada jalur PPPK 150 ribu dites. Nanti Februari separuh. April buka lagi tapi khusus guru honorer K2. Nanti dipanggil. Tapi ini tertutup yang betul-betul valid dan disisir," ucap Muhadjir.
"Target empat tahun ke depan tuntas 2023 selesai," tegasnya.
Muhadjir menambahkan definisi honorer sebagai guru pengganti untuk guru yang pensiun (guru pengganti pensiun). Selama ini tunjangan yang diberikan untuk mereka diambil dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Karena itu, gaji yang diterima tidak banyak karena, menurut peraturan, juga dibatasi sehingga bisa dipastikan, jika guru pengganti tidak mendapatkan tambahan dari pemerintah daerah setempat, gaji yang akan diterima kecil.
Saat ini, tambah dia, Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Keuangan sedang rapat intensif untuk merumuskan persolan tersebut. Ia mengusulkan agar gaji honorer diambil dari DAU (Dana Alokasi Umum). Sehingga gaji guru honorer yang setingkat UMR akan ditanggung pemerintah pusat dan dibayarkan melalui DAU.
Sumber : https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/27/plzpyz282-mendikbud-2023-tak-ada-lagi-guru-honorer
"2023 tidak ada lagi guru honorer dan Insya Allah tahun 2024 perekrutan sudah kembali normal kembali. Pokoknya di akhir jabatan ini saya akan menuntaskan masalah guru," ujarnya saat kunjungan di Pemkot Tarakan, Kalimantan Utara Sabtu (26/1).
Muhadjir mengungkapkan, pada Februari 2019 akan ada tes PPPK melalui KemenPAN-RB. Nantinya akan ada 159 ribu yang akan ikut tes dan diutamakan honorer K2 dari 736 ribu guru honorer. Melalui skema PPPK itu nantinya seluruh guru honorer K2 secara bertahap akan mengikuti tes, sehingga diharapkan secara bertahap bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
"Ada jalur PPPK 150 ribu dites. Nanti Februari separuh. April buka lagi tapi khusus guru honorer K2. Nanti dipanggil. Tapi ini tertutup yang betul-betul valid dan disisir," ucap Muhadjir.
"Target empat tahun ke depan tuntas 2023 selesai," tegasnya.
Muhadjir menambahkan definisi honorer sebagai guru pengganti untuk guru yang pensiun (guru pengganti pensiun). Selama ini tunjangan yang diberikan untuk mereka diambil dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Karena itu, gaji yang diterima tidak banyak karena, menurut peraturan, juga dibatasi sehingga bisa dipastikan, jika guru pengganti tidak mendapatkan tambahan dari pemerintah daerah setempat, gaji yang akan diterima kecil.
Saat ini, tambah dia, Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Keuangan sedang rapat intensif untuk merumuskan persolan tersebut. Ia mengusulkan agar gaji honorer diambil dari DAU (Dana Alokasi Umum). Sehingga gaji guru honorer yang setingkat UMR akan ditanggung pemerintah pusat dan dibayarkan melalui DAU.
Sumber : https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/27/plzpyz282-mendikbud-2023-tak-ada-lagi-guru-honorer
Warga Palestina Terlibat Bentrok dengan Pasukan Israel
SDA DKI Minta Pembangunan Infrastruktur Perhatikan Drainase
Amnesty International Ungkap Dugaan Penyiksaan Aktivis Saudi
Remisi Pembunuh Wartawan, Ditjen PAS: Kita Ikut Regulasi
Banyak Makan Korban, Pontianak Larang Keras Layang-Layang
Kupang KLB Demam Berdarah, 157 Warga Positif Terjangkit
Filipina Belum Bisa Pastikan Pelaku Teror Gereja Abu Sayyaf
DBD Mengkhawatirkan, Relawan ACT Gencar Fogging Gratis
Kesal Harga Anjlok, Petani Jambi Ramai-ramai Buang Sayuran ke Jalan Raya
Selangkah lagi, Irlandia jadi Negara Eropa Pertama yang Larang semua Produk Israel
SDA DKI Minta Pembangunan Infrastruktur Perhatikan Drainase
Amnesty International Ungkap Dugaan Penyiksaan Aktivis Saudi
Remisi Pembunuh Wartawan, Ditjen PAS: Kita Ikut Regulasi
Banyak Makan Korban, Pontianak Larang Keras Layang-Layang
Kupang KLB Demam Berdarah, 157 Warga Positif Terjangkit
Filipina Belum Bisa Pastikan Pelaku Teror Gereja Abu Sayyaf
DBD Mengkhawatirkan, Relawan ACT Gencar Fogging Gratis
Kesal Harga Anjlok, Petani Jambi Ramai-ramai Buang Sayuran ke Jalan Raya
Selangkah lagi, Irlandia jadi Negara Eropa Pertama yang Larang semua Produk Israel
Rombongan Mobil yang Tercebur di Sungai Brantas akan Berziarah
Ustad Arifin Ilham Membaik, Kian Bugar dan Sudah Bisa Olahraga
Belajar Toleransi Beragama dari Masyarakat Betawi Kampung Sawah
Shutdown AS Berakhir, Senin Lembaga Pemerintah Mulai Operasi
Seorang Pria Asal Klaten Dikabarkan Tewas Tertembak di Suriah
Destinasi Indah yang Bisa Anda Jelajahi di Kangaroo Island Selama 48 Jam
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan
Morata Diperkirakan akan Selebrasi Usai Bobol Gawang Madrid
RSHS Gandeng Singapura Kembangkan Perawatan Paliatif
Ustad Arifin Ilham Membaik, Kian Bugar dan Sudah Bisa Olahraga
Belajar Toleransi Beragama dari Masyarakat Betawi Kampung Sawah
Shutdown AS Berakhir, Senin Lembaga Pemerintah Mulai Operasi
Seorang Pria Asal Klaten Dikabarkan Tewas Tertembak di Suriah
Destinasi Indah yang Bisa Anda Jelajahi di Kangaroo Island Selama 48 Jam
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan
Morata Diperkirakan akan Selebrasi Usai Bobol Gawang Madrid
RSHS Gandeng Singapura Kembangkan Perawatan Paliatif