SDA DKI Minta Pembangunan Infrastruktur Perhatikan Drainase
Posted Date : 27-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 241 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendarwan meminta kepada para pihak yang terkait dengan pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta untuk memperhatikan drainase yang telah ada. Sebab, menurutnya, banyak genangan sering terjadi saat ini di beberapa ruas yang terdapat pembangunan infrastruktur.
"Tapi meminta kepada setiap pelaksana untuk kembalikan saluran fungsi drainase yang kalian tutup itu," kata Teguh kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).
Pihaknya saat ini tengah memetakan titik-titik potensi genangan yang ada di DKI Jakarta, yang terutama terimbas dari pembangunan infrastruktur transportasi. Menurut pemetaan sementara, titik-titik itu antara lain di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan; wilayah Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan; wilayah Cawang, Jakarta Timur; sekitaran Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta Timur; dan juga di wilayah Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu).
Lalu, dia juga menyebutkan, titik genangan air juga ada di sekitaran jalan tol menuju ke Kelapa Gading, dan juga Jalan Raya Bekasi seperti di wilayah Kalimalang, Jakarta Timur. Dia meminta kepada para pihak pembangun agar tetap memperhatikan saluran drainase yang ada di titik pembangunan. "Kalau kejadian berulang itu kan artinya mereka kurang tanggap terhadap drainase ini. Apalagi sekarang kan masih dalam posisi siaga satu musim penghujan," ujarnya.
Teguh mengatakan, genangan-genangan air itu merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur transportasi seperti kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) dan juga kereta Moda Raya Terpadu (MRT) dan pembangunan tol Becakayu. Secara spesifik, dia menyebut para pihak pembangun kerap melakukan pengecoran dan membangun dengan alat-alat berat.
Hal itu, kata dia, jalan-jalan dan juga drainase kemudian menjadi tertutup. Trase saluran penghubung (PHB) yang tadinya sedalam lima meter, maka menjadi dua meter karena tertimbun lumpur. "Artinya ketika hujan tinggi, debit air tinggi, belum lagi sampah,belum lagi lumpur, belum lagi sisa coran mereka, itu yang menghalangi jalan air kita sehingga menjadi ‘ngembeng’. Jadi kena," jelasnya.
Teguh menyebut hal itu bukan berarti para pemangku kepentingan tak bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Namun, dia memperingatkan, genangan-genangan itu kerap terjadi berulang-ulang, sehingga, diabaikan. "Terjadinya genangan berulang dikarenakan pembangunan ruas jalan tol, pembangunan LRT, MRT, termasuk juga tol Becakayu di wilayah Kalimalang, yang semuanya itu dalam pembangunannya tidak terlalu memperhatikan drainasenya," jelas Teguh.
Menurut pemantauannya di lapangan, genangan-genangan itu kerap terjadi meninggi sampai dengan 30 hingga 40 sentimeter ketika terjadi hujan secara intens. Meskipun demikian, dia megaku tetap bisa menangani genangan-genangan tersebut sehingga genangan hanya terjadi satu jam hingga dua jam.
"Karena satgas kami semua standby di lokasi2 rawan genangan tadi. Kalau lebih dari dua jam laporan pasti viral dimana-mana. Penanganan banjir di DKI pastinya tiap tahun berkurang dan lebih baik penanganannya," katanya.
Dia sendiri juga telah menyiagakan para personelnya untuk berjaga selama 24 jam untuk mengantisipasi genangan dan banjir. Selain adanya para personelnya, pihaknya juga menyiagakan pompa mobile di titik-titik yang memang kerap rawan banjir dan genangan.
Pihaknya pun telah membuat laporan untuk menindaklanjuti adanya genangan-genangan yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur transportasi. "Makanya saya sudah sudah bikin laporan nanti saya kasih ke Pak Gubernur termasuk kita kirim ke pelaksana-pelaksana kegiatan pembangunan itu," ujarnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar meminta kepada Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera menyampaikan titik-titik mana saja yang kerap terjadi genangan akibat infrastruktur. Sehingga, para pihak pembangun infrastruktur bisa segera menangani permasalahannya. Lebih baik tunjukkan infrastruktur yang mana yang kurang perhatikan drainase. Supaya tidak usah debat. Langsung ditangani saja," jelas William kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).
William menjelaskan, dalam membangun infrastruktur untuk kereta MRT selalu memperhatikan drainase. Hal itu menjadi prioritasnya, mengingat MRT dibangun di bawah tanah. "Jadi faktor drainase mutlak diperhatikan. Jika tidak maka dampak terberatnya akan dialami MRT," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya pun dalam membangun infrastruktur, harus memastikan seluruh kawasan yang akan dibangun MRT memiliki sistem drainase yang baik.
Sumber : https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/19/01/27/plzqcd354-sda-dki-minta-pembangunan-infrastruktur-perhatikan-drainase
"Tapi meminta kepada setiap pelaksana untuk kembalikan saluran fungsi drainase yang kalian tutup itu," kata Teguh kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).
Pihaknya saat ini tengah memetakan titik-titik potensi genangan yang ada di DKI Jakarta, yang terutama terimbas dari pembangunan infrastruktur transportasi. Menurut pemetaan sementara, titik-titik itu antara lain di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan; wilayah Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan; wilayah Cawang, Jakarta Timur; sekitaran Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta Timur; dan juga di wilayah Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu).
Lalu, dia juga menyebutkan, titik genangan air juga ada di sekitaran jalan tol menuju ke Kelapa Gading, dan juga Jalan Raya Bekasi seperti di wilayah Kalimalang, Jakarta Timur. Dia meminta kepada para pihak pembangun agar tetap memperhatikan saluran drainase yang ada di titik pembangunan. "Kalau kejadian berulang itu kan artinya mereka kurang tanggap terhadap drainase ini. Apalagi sekarang kan masih dalam posisi siaga satu musim penghujan," ujarnya.
Teguh mengatakan, genangan-genangan air itu merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur transportasi seperti kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) dan juga kereta Moda Raya Terpadu (MRT) dan pembangunan tol Becakayu. Secara spesifik, dia menyebut para pihak pembangun kerap melakukan pengecoran dan membangun dengan alat-alat berat.
Hal itu, kata dia, jalan-jalan dan juga drainase kemudian menjadi tertutup. Trase saluran penghubung (PHB) yang tadinya sedalam lima meter, maka menjadi dua meter karena tertimbun lumpur. "Artinya ketika hujan tinggi, debit air tinggi, belum lagi sampah,belum lagi lumpur, belum lagi sisa coran mereka, itu yang menghalangi jalan air kita sehingga menjadi ‘ngembeng’. Jadi kena," jelasnya.
Teguh menyebut hal itu bukan berarti para pemangku kepentingan tak bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Namun, dia memperingatkan, genangan-genangan itu kerap terjadi berulang-ulang, sehingga, diabaikan. "Terjadinya genangan berulang dikarenakan pembangunan ruas jalan tol, pembangunan LRT, MRT, termasuk juga tol Becakayu di wilayah Kalimalang, yang semuanya itu dalam pembangunannya tidak terlalu memperhatikan drainasenya," jelas Teguh.
Menurut pemantauannya di lapangan, genangan-genangan itu kerap terjadi meninggi sampai dengan 30 hingga 40 sentimeter ketika terjadi hujan secara intens. Meskipun demikian, dia megaku tetap bisa menangani genangan-genangan tersebut sehingga genangan hanya terjadi satu jam hingga dua jam.
"Karena satgas kami semua standby di lokasi2 rawan genangan tadi. Kalau lebih dari dua jam laporan pasti viral dimana-mana. Penanganan banjir di DKI pastinya tiap tahun berkurang dan lebih baik penanganannya," katanya.
Dia sendiri juga telah menyiagakan para personelnya untuk berjaga selama 24 jam untuk mengantisipasi genangan dan banjir. Selain adanya para personelnya, pihaknya juga menyiagakan pompa mobile di titik-titik yang memang kerap rawan banjir dan genangan.
Pihaknya pun telah membuat laporan untuk menindaklanjuti adanya genangan-genangan yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur transportasi. "Makanya saya sudah sudah bikin laporan nanti saya kasih ke Pak Gubernur termasuk kita kirim ke pelaksana-pelaksana kegiatan pembangunan itu," ujarnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar meminta kepada Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera menyampaikan titik-titik mana saja yang kerap terjadi genangan akibat infrastruktur. Sehingga, para pihak pembangun infrastruktur bisa segera menangani permasalahannya. Lebih baik tunjukkan infrastruktur yang mana yang kurang perhatikan drainase. Supaya tidak usah debat. Langsung ditangani saja," jelas William kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).
William menjelaskan, dalam membangun infrastruktur untuk kereta MRT selalu memperhatikan drainase. Hal itu menjadi prioritasnya, mengingat MRT dibangun di bawah tanah. "Jadi faktor drainase mutlak diperhatikan. Jika tidak maka dampak terberatnya akan dialami MRT," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya pun dalam membangun infrastruktur, harus memastikan seluruh kawasan yang akan dibangun MRT memiliki sistem drainase yang baik.
Sumber : https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/19/01/27/plzqcd354-sda-dki-minta-pembangunan-infrastruktur-perhatikan-drainase
Amnesty International Ungkap Dugaan Penyiksaan Aktivis Saudi
Remisi Pembunuh Wartawan, Ditjen PAS: Kita Ikut Regulasi
Banyak Makan Korban, Pontianak Larang Keras Layang-Layang
Kupang KLB Demam Berdarah, 157 Warga Positif Terjangkit
Filipina Belum Bisa Pastikan Pelaku Teror Gereja Abu Sayyaf
DBD Mengkhawatirkan, Relawan ACT Gencar Fogging Gratis
Kesal Harga Anjlok, Petani Jambi Ramai-ramai Buang Sayuran ke Jalan Raya
Selangkah lagi, Irlandia jadi Negara Eropa Pertama yang Larang semua Produk Israel
Kunjungi Warga di 1075 Titik, Sandiaga: Saya Tidak akan Khianati Janji Kampanye
Ustaz ABB Batal Bebas, Ini Pernyataan Pedas Eggi Sudjana ke Jokowi
Remisi Pembunuh Wartawan, Ditjen PAS: Kita Ikut Regulasi
Banyak Makan Korban, Pontianak Larang Keras Layang-Layang
Kupang KLB Demam Berdarah, 157 Warga Positif Terjangkit
Filipina Belum Bisa Pastikan Pelaku Teror Gereja Abu Sayyaf
DBD Mengkhawatirkan, Relawan ACT Gencar Fogging Gratis
Kesal Harga Anjlok, Petani Jambi Ramai-ramai Buang Sayuran ke Jalan Raya
Selangkah lagi, Irlandia jadi Negara Eropa Pertama yang Larang semua Produk Israel
Kunjungi Warga di 1075 Titik, Sandiaga: Saya Tidak akan Khianati Janji Kampanye
Ustaz ABB Batal Bebas, Ini Pernyataan Pedas Eggi Sudjana ke Jokowi
Warga Palestina Terlibat Bentrok dengan Pasukan Israel
Mendikbud: 2023 tak Ada Lagi Guru Honorer
Rombongan Mobil yang Tercebur di Sungai Brantas akan Berziarah
Ustad Arifin Ilham Membaik, Kian Bugar dan Sudah Bisa Olahraga
Belajar Toleransi Beragama dari Masyarakat Betawi Kampung Sawah
Shutdown AS Berakhir, Senin Lembaga Pemerintah Mulai Operasi
Seorang Pria Asal Klaten Dikabarkan Tewas Tertembak di Suriah
Destinasi Indah yang Bisa Anda Jelajahi di Kangaroo Island Selama 48 Jam
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan
Mendikbud: 2023 tak Ada Lagi Guru Honorer
Rombongan Mobil yang Tercebur di Sungai Brantas akan Berziarah
Ustad Arifin Ilham Membaik, Kian Bugar dan Sudah Bisa Olahraga
Belajar Toleransi Beragama dari Masyarakat Betawi Kampung Sawah
Shutdown AS Berakhir, Senin Lembaga Pemerintah Mulai Operasi
Seorang Pria Asal Klaten Dikabarkan Tewas Tertembak di Suriah
Destinasi Indah yang Bisa Anda Jelajahi di Kangaroo Island Selama 48 Jam
Kaya Manfaat, Manggis Cocok Dikonsumsi Saat Musim Hujan
6 Nasi Bebek Madura di Jakarta yang Lezatnya Bikin Ketagihan