Ibunda Adrien Rabiot Sebut sang Anak Bak Tahanan di PSG
Posted Date : 21-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 294 kali.
Suara.com - Ibunda sekaligus agen gelandang sentral Paris Saint-Germain (PSG), Adrien Rabiot menyebut putranya bak seorang tahanan di klub raksasa Prancis tersebut.
Veronique Rabiot yakin bahwa perlakuan pihak klub terhadap putranya terlalu keras. Sementara treatment berbeda didapat anggota skuat PSG lainnya, yang menurut Veronique lebih istimewa dan sangat kontras dengan apa yang didapat Rabiot.
Seperti diketahui, Rabiot memang enggan memperpanjang kontraknya bersama PSG yang akan expired di akhir musim ini. Sebagai ganjarannya, manajemen klub pun membekukan status Rabiot di tim utama PSG, meski tanpa persetujuan pelatih kepala Thomas Tuchel.
Ya, Rabiot 'dipaksa' berlatih bersama tim cadangan, alih-alh bersama Neymar Jr, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, serta pemain-pemain tim utama PSG lainnya.
"Putra saya adalah tahanan di PSG!" ucap Veronique tak bisa menyembunyikan kekesalannya, seperti dimuat L'Equipe.
"Satu-satunya yang ia (Rabiot) inginkan adalah menyelesaikan masa kontraknya dan dihormati. Ia tentunya akan tetap berlaku profesional dan memberikan segalanya untuk PSG meski ia akan pergi pada musim panas nanti. Tapi, perlakuan yang didapat Adrien malah seperti itu," ketusnya.
"Mereka mendendanya karena tidak terbang ke Qatar (pemusatan latihan klub) ketika neneknya meninggal dan ayahnya dalam keadaan kritis. Ia adalah seorang sandera di sana!" celoteh Veronique.
Veronique pun menyoroti perlakuan berbeda yang didapatkan sang anak dengan megabintang PSG, Neymar Jr.
"Di PSG, mereka mendenda pemain karena datang terlambat enam menit di pertemuan tim (yang terjadi pada Rabiot sebelum pertandingan melawan Olympique Marseille). Dan yang lain (menyinggung Neymar), saat cedera diizinkan untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia dan pergi ke karnaval," tukas Veronique dengan nada nyinyir.
Sumber : https://www.suara.com/bola/2019/03/21/010000/ibunda-adrien-rabiot-sebut-sang-anak-bak-tahanan-di-psg
Veronique Rabiot yakin bahwa perlakuan pihak klub terhadap putranya terlalu keras. Sementara treatment berbeda didapat anggota skuat PSG lainnya, yang menurut Veronique lebih istimewa dan sangat kontras dengan apa yang didapat Rabiot.
Seperti diketahui, Rabiot memang enggan memperpanjang kontraknya bersama PSG yang akan expired di akhir musim ini. Sebagai ganjarannya, manajemen klub pun membekukan status Rabiot di tim utama PSG, meski tanpa persetujuan pelatih kepala Thomas Tuchel.
Ya, Rabiot 'dipaksa' berlatih bersama tim cadangan, alih-alh bersama Neymar Jr, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, serta pemain-pemain tim utama PSG lainnya.
"Putra saya adalah tahanan di PSG!" ucap Veronique tak bisa menyembunyikan kekesalannya, seperti dimuat L'Equipe.
"Satu-satunya yang ia (Rabiot) inginkan adalah menyelesaikan masa kontraknya dan dihormati. Ia tentunya akan tetap berlaku profesional dan memberikan segalanya untuk PSG meski ia akan pergi pada musim panas nanti. Tapi, perlakuan yang didapat Adrien malah seperti itu," ketusnya.
"Mereka mendendanya karena tidak terbang ke Qatar (pemusatan latihan klub) ketika neneknya meninggal dan ayahnya dalam keadaan kritis. Ia adalah seorang sandera di sana!" celoteh Veronique.
Veronique pun menyoroti perlakuan berbeda yang didapatkan sang anak dengan megabintang PSG, Neymar Jr.
"Di PSG, mereka mendenda pemain karena datang terlambat enam menit di pertemuan tim (yang terjadi pada Rabiot sebelum pertandingan melawan Olympique Marseille). Dan yang lain (menyinggung Neymar), saat cedera diizinkan untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia dan pergi ke karnaval," tukas Veronique dengan nada nyinyir.
Sumber : https://www.suara.com/bola/2019/03/21/010000/ibunda-adrien-rabiot-sebut-sang-anak-bak-tahanan-di-psg
Bukannya Bikin Tenang Warga, Pak RT Malah Sibuk Jadi Bandar Togel
PT MAB Segera Produksi Bus Listrik, Tak Perlu Tunggu Perpres
Persija Dihadapkan Jadwal Padat, Ivan Kolev: Sulit Lakukan Evaluasi Pemain
Pria di UEA Dipecat karena Latah 'Rayakan' Serangan Selandia Baru di Medsos
Jangan Buru-Buru Pindahkan Korban Kecelakaan, Ini Bahayanya
Kecelakaan Lalin Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Anak Muda
Negosiasi Pemesanan Boeing 737 Max 8 Mulai Dilakukan
Pogba Anggap Solskjaer Layak Jadi Pelatih Tetap MU
Waspadai Tanda Pendarahan Otak pada Cedera Kepala
Mentan Lepas Ekspor Krisan ke Jepang
PT MAB Segera Produksi Bus Listrik, Tak Perlu Tunggu Perpres
Persija Dihadapkan Jadwal Padat, Ivan Kolev: Sulit Lakukan Evaluasi Pemain
Pria di UEA Dipecat karena Latah 'Rayakan' Serangan Selandia Baru di Medsos
Jangan Buru-Buru Pindahkan Korban Kecelakaan, Ini Bahayanya
Kecelakaan Lalin Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Anak Muda
Negosiasi Pemesanan Boeing 737 Max 8 Mulai Dilakukan
Pogba Anggap Solskjaer Layak Jadi Pelatih Tetap MU
Waspadai Tanda Pendarahan Otak pada Cedera Kepala
Mentan Lepas Ekspor Krisan ke Jepang
Kenalkan Fitur Belanja, Instagram Bakal Saingi Tokopedia
Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik
4 Kasus Pembuangan Bayi di Tempat Sampah
Brada Aldi, Anak Buruh yang Gugur Ditembak Kelompok Bersenjata di Nduga
Seorang Sopir Marah Mengamuk Bakar Bus yang Penuh Anak-anak
Pagi Ini, Kebakaran Berkobar di Meruya dan Gandaria
Tiga Rumah Hancur Tertimpa Tebing Setinggi Puluhan Meter di Cianjur
Tinggalkan PSG di Musim Panas 2019, Adrien Rabiot Berlabuh di Man United?
IMI Pastikan Semarang Kembali Jadi Tuan Rumah MXGP
Gunung Agung Kembali Erupsi, Kolom Abu Tak Teramati karena Mendung
Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik
4 Kasus Pembuangan Bayi di Tempat Sampah
Brada Aldi, Anak Buruh yang Gugur Ditembak Kelompok Bersenjata di Nduga
Seorang Sopir Marah Mengamuk Bakar Bus yang Penuh Anak-anak
Pagi Ini, Kebakaran Berkobar di Meruya dan Gandaria
Tiga Rumah Hancur Tertimpa Tebing Setinggi Puluhan Meter di Cianjur
Tinggalkan PSG di Musim Panas 2019, Adrien Rabiot Berlabuh di Man United?
IMI Pastikan Semarang Kembali Jadi Tuan Rumah MXGP
Gunung Agung Kembali Erupsi, Kolom Abu Tak Teramati karena Mendung