Negosiasi Pemesanan Boeing 737 Max 8 Mulai Dilakukan
Posted Date : 20-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 313 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Negoisasi pemesanan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 mulai dilakukan. Maskapai Indonesia saat ini yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.
Saat ini, maskapai di Indonesia yang menggunakan jenis pesawat tersebut mulai melakukan negosiasi pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Sebab, Garuda Indonesia masih memesan 49 pesawat dan Lion masih memesan 222 pesawat jenis Boeing 737 Max 8.
Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan satu pesawat jenis tersebut dan Lion Air 10 unit yang semuanya masih dilarang untuk diterbangkan selama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan inspeksi mendalam.
Sejak kecelakaan Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 tersebut, operasional mulai diawasi. Terlebih, beberapa waktu lalu Maskapai Etiopia juga mengalami kecelakaan dengan tipe pesawat yang sama.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan Garuda Indonesia sudah sejak lama melakukan negosiasi tersebut sebelum kecelakan Lion Air JT 610. “Poinnya kami sudah memulai sejak lama dengan Boeing untuk perubahan yang tersisa itu (49 pesawat),” kata Ikhsan kepada Republika.co.id, Rabu (20/3).
Dia menejelaskan saat ini, Garuda Indonesia sudah memproses penjadwalan ulang kedatangan 49 pesawat Boeing 737 Max 8 yang belum dikirim. Dia menuturkan negosiasi tersebut dilakukan untuk melakukan pengubahan dari sisa pesawat yang belum dikirim.
“Tapi (negosiasi) bukan terkait kejadian-kejadian yang ada akhir-akhir ini. Itu murni karena alasan komersial kita. Hanya saja, kami detilnya belum ada karena kita sedang bicarakan dengan Boeing,” ujar Ikhsan.
Ikhsan menjelaskan negosiasi tersebut bsia saja untuk perubahan jenis pesawat lain dari Boeing atau hal lainnya yang sesuai. Dia menegaskan apakah perubahan terkait badan pesawat, jenis, atau hal lainnya namun saat ini belum muncul keputuasan dari negosiasi tersebut.
Meskipun begitu, Ikhsan mengakui saat ini Garuda Indonesia masih menerima perkembangan informasi dari Boeing. Terutama pascakecelakaan Lion Air dan Maskapai Etiopia beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Lion Air saat ini belum bisa menjelaskan secara detil bagaimana sikapnya terkait pemesanan Boeing 737 Max 8. “Terkait dengan hal tersebut, kami belum bisa memberikan keterangan sekarang. Namun dalam hal etika bisnis, pasti dilakukan komunikasi dan koordinasi,” kata Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan ada kemungkinan jika pemerintah akan mendorong maskapai di Indonesia menegosiasi ulang hingga pembatalan pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Hanya saja, hal tersebut masih perlu menunggu kepastian penyebab dari kecelakaan Boeing yang dialami Maskapai Etiopia.
Sumber : https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/poo27t368/negosiasi-pemesanan-boeing-737-max-8-mulai-dilakukan
Saat ini, maskapai di Indonesia yang menggunakan jenis pesawat tersebut mulai melakukan negosiasi pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Sebab, Garuda Indonesia masih memesan 49 pesawat dan Lion masih memesan 222 pesawat jenis Boeing 737 Max 8.
Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan satu pesawat jenis tersebut dan Lion Air 10 unit yang semuanya masih dilarang untuk diterbangkan selama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan inspeksi mendalam.
Sejak kecelakaan Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 tersebut, operasional mulai diawasi. Terlebih, beberapa waktu lalu Maskapai Etiopia juga mengalami kecelakaan dengan tipe pesawat yang sama.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan Garuda Indonesia sudah sejak lama melakukan negosiasi tersebut sebelum kecelakan Lion Air JT 610. “Poinnya kami sudah memulai sejak lama dengan Boeing untuk perubahan yang tersisa itu (49 pesawat),” kata Ikhsan kepada Republika.co.id, Rabu (20/3).
Dia menejelaskan saat ini, Garuda Indonesia sudah memproses penjadwalan ulang kedatangan 49 pesawat Boeing 737 Max 8 yang belum dikirim. Dia menuturkan negosiasi tersebut dilakukan untuk melakukan pengubahan dari sisa pesawat yang belum dikirim.
“Tapi (negosiasi) bukan terkait kejadian-kejadian yang ada akhir-akhir ini. Itu murni karena alasan komersial kita. Hanya saja, kami detilnya belum ada karena kita sedang bicarakan dengan Boeing,” ujar Ikhsan.
Ikhsan menjelaskan negosiasi tersebut bsia saja untuk perubahan jenis pesawat lain dari Boeing atau hal lainnya yang sesuai. Dia menegaskan apakah perubahan terkait badan pesawat, jenis, atau hal lainnya namun saat ini belum muncul keputuasan dari negosiasi tersebut.
Meskipun begitu, Ikhsan mengakui saat ini Garuda Indonesia masih menerima perkembangan informasi dari Boeing. Terutama pascakecelakaan Lion Air dan Maskapai Etiopia beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Lion Air saat ini belum bisa menjelaskan secara detil bagaimana sikapnya terkait pemesanan Boeing 737 Max 8. “Terkait dengan hal tersebut, kami belum bisa memberikan keterangan sekarang. Namun dalam hal etika bisnis, pasti dilakukan komunikasi dan koordinasi,” kata Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan ada kemungkinan jika pemerintah akan mendorong maskapai di Indonesia menegosiasi ulang hingga pembatalan pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Hanya saja, hal tersebut masih perlu menunggu kepastian penyebab dari kecelakaan Boeing yang dialami Maskapai Etiopia.
Sumber : https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/poo27t368/negosiasi-pemesanan-boeing-737-max-8-mulai-dilakukan
Pogba Anggap Solskjaer Layak Jadi Pelatih Tetap MU
Waspadai Tanda Pendarahan Otak pada Cedera Kepala
Mentan Lepas Ekspor Krisan ke Jepang
Sabu-Sabu Diduga Beredar di Lapas Sampit
Alfamart Terbuka Produk UMKM Dipasarkan di Gerai
Kane: Persaingan Klub tak Memecah Kekompakan Timnas Inggris
Pasangan Suami Istri Penipu Pengganda Uang di Trenggalek Diringkus
Penipu Jual Mobil Via Online di Tulungagung Diciduk Polisi
Makam Baru Kiai di Blitar yang Jasadnya Utuh Dibanjiri Peziarah
Lagi-lagi Pesepeda di Kota Surabaya Tewas Tertabrak
Waspadai Tanda Pendarahan Otak pada Cedera Kepala
Mentan Lepas Ekspor Krisan ke Jepang
Sabu-Sabu Diduga Beredar di Lapas Sampit
Alfamart Terbuka Produk UMKM Dipasarkan di Gerai
Kane: Persaingan Klub tak Memecah Kekompakan Timnas Inggris
Pasangan Suami Istri Penipu Pengganda Uang di Trenggalek Diringkus
Penipu Jual Mobil Via Online di Tulungagung Diciduk Polisi
Makam Baru Kiai di Blitar yang Jasadnya Utuh Dibanjiri Peziarah
Lagi-lagi Pesepeda di Kota Surabaya Tewas Tertabrak
Kecelakaan Lalin Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Anak Muda
Jangan Buru-Buru Pindahkan Korban Kecelakaan, Ini Bahayanya
Pria di UEA Dipecat karena Latah 'Rayakan' Serangan Selandia Baru di Medsos
Persija Dihadapkan Jadwal Padat, Ivan Kolev: Sulit Lakukan Evaluasi Pemain
PT MAB Segera Produksi Bus Listrik, Tak Perlu Tunggu Perpres
Bukannya Bikin Tenang Warga, Pak RT Malah Sibuk Jadi Bandar Togel
Ibunda Adrien Rabiot Sebut sang Anak Bak Tahanan di PSG
Kenalkan Fitur Belanja, Instagram Bakal Saingi Tokopedia
Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik
4 Kasus Pembuangan Bayi di Tempat Sampah
Jangan Buru-Buru Pindahkan Korban Kecelakaan, Ini Bahayanya
Pria di UEA Dipecat karena Latah 'Rayakan' Serangan Selandia Baru di Medsos
Persija Dihadapkan Jadwal Padat, Ivan Kolev: Sulit Lakukan Evaluasi Pemain
PT MAB Segera Produksi Bus Listrik, Tak Perlu Tunggu Perpres
Bukannya Bikin Tenang Warga, Pak RT Malah Sibuk Jadi Bandar Togel
Ibunda Adrien Rabiot Sebut sang Anak Bak Tahanan di PSG
Kenalkan Fitur Belanja, Instagram Bakal Saingi Tokopedia
Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik
4 Kasus Pembuangan Bayi di Tempat Sampah