1300 Muslim Etnis Rohingya Melarikan Diri dari India
Posted Date : 19-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 170 kali.
Hidayatullah.com – Setidaknya 1.300 Muslim Rohingya melarikan diri dari India ke Bangladesh sejak awal 2019. Para pengungsi khawatir akan dipulangkan ke negara asal mereka Myanmar.
“Selama setahun terakhir, pemerintah India mempersulit para pengungsi Rohingya di India,” kata Ravi Nair, dari Pusat Dokumentasi Hak Asasi Manusia Asia Selatan (SAHRDC) seperti dilansir Aljazeera, kemarin.
Nair mengatakan, Rohingya di India menjadi sasaran kunjungan rutin pejabat intelijen setempat. Warga Rohingya juga diperiksa secara detil dokumennya. “Sejumlah besar Rohingya, dari data kami menunjukkan lebih dari 200, pergi dari Jammu ke Tripura, Assam dan negara-negara Benggala Barat telah ditangkap dan dipenjara,” kata Nair.
Penangkapan warga Rohingya ini terjadi ketika nasionalis Hindu menyerukan agar mereka dideportasi secara massal. PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) pun menuduh India mengabaikan hukum internasional.
Juru Bicara Kelompok Koordinasi Antar Sektor (ISCG) Nayan Bose mengatakan, laju kedatangan pengungsi baru ke Bangladesh telah meningkat sejak 3 Januari 2019. “Sekitar 1.300 orang dari 300 keluarga telah tiba dari India ke Bangladesh sampai hari ini,” katanya kepada kantor berita AFP.
Sementara, juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Firas Al-Khateeb mengatakan, pihaknya mengetahui situasi ini. Mereka yang melintasi perbatasan dalam beberapa pekan terakhir telah dicegat oleh polisi dan dikirim ke Cox’s Bazar.
Sekitar 40 ribu orang Rohingya diyakini telah berlindung di India selama bertahun-tahun. Polisi Bangladesh mengatakan, mereka yang tiba di perbatasan sudah lama tinggal di India.
Muslim Rohingya selama beberapa dekade telah menghadapi penganiayaan di Myanmar. Pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui mereka sebagai warga negara dan secara salah menyebut mereka sebagai imigran ilegal “Bengali”.
Mereka terkonsentrasi di negara bagian Rakhine. Di sana telah terjadi serangan brutal tentara Myanmar pada Agustus 2017. Penyelidik PBB menggambarkannya seperti genosida.
Setidaknya 720 ribu muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk bergabung dengan sekitar 300 ribu lainnya yang lebih dulu sudah tinggal di kamp-kamp di sana.
Amnesty International, di antara kelompok-kelompok hak asasi lainnya, telah mengecam India karena secara paksa memulangkan Rohingya ke Myanmar ketika penganiayaan di Rakhine sedang berlangsung.
Oxford Human Rights Hub mengatakan, India dan Mahkamah Agungnya melanggar kewajiban hak asasi manusia internasional.*
Rep: Ahmad
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/01/18/158557/1300-muslim-etnis-rohingya-melarikan-diri-dari-india.html
“Selama setahun terakhir, pemerintah India mempersulit para pengungsi Rohingya di India,” kata Ravi Nair, dari Pusat Dokumentasi Hak Asasi Manusia Asia Selatan (SAHRDC) seperti dilansir Aljazeera, kemarin.
Nair mengatakan, Rohingya di India menjadi sasaran kunjungan rutin pejabat intelijen setempat. Warga Rohingya juga diperiksa secara detil dokumennya. “Sejumlah besar Rohingya, dari data kami menunjukkan lebih dari 200, pergi dari Jammu ke Tripura, Assam dan negara-negara Benggala Barat telah ditangkap dan dipenjara,” kata Nair.
Penangkapan warga Rohingya ini terjadi ketika nasionalis Hindu menyerukan agar mereka dideportasi secara massal. PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) pun menuduh India mengabaikan hukum internasional.
Juru Bicara Kelompok Koordinasi Antar Sektor (ISCG) Nayan Bose mengatakan, laju kedatangan pengungsi baru ke Bangladesh telah meningkat sejak 3 Januari 2019. “Sekitar 1.300 orang dari 300 keluarga telah tiba dari India ke Bangladesh sampai hari ini,” katanya kepada kantor berita AFP.
Sementara, juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Firas Al-Khateeb mengatakan, pihaknya mengetahui situasi ini. Mereka yang melintasi perbatasan dalam beberapa pekan terakhir telah dicegat oleh polisi dan dikirim ke Cox’s Bazar.
Sekitar 40 ribu orang Rohingya diyakini telah berlindung di India selama bertahun-tahun. Polisi Bangladesh mengatakan, mereka yang tiba di perbatasan sudah lama tinggal di India.
Muslim Rohingya selama beberapa dekade telah menghadapi penganiayaan di Myanmar. Pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui mereka sebagai warga negara dan secara salah menyebut mereka sebagai imigran ilegal “Bengali”.
Mereka terkonsentrasi di negara bagian Rakhine. Di sana telah terjadi serangan brutal tentara Myanmar pada Agustus 2017. Penyelidik PBB menggambarkannya seperti genosida.
Setidaknya 720 ribu muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk bergabung dengan sekitar 300 ribu lainnya yang lebih dulu sudah tinggal di kamp-kamp di sana.
Amnesty International, di antara kelompok-kelompok hak asasi lainnya, telah mengecam India karena secara paksa memulangkan Rohingya ke Myanmar ketika penganiayaan di Rakhine sedang berlangsung.
Oxford Human Rights Hub mengatakan, India dan Mahkamah Agungnya melanggar kewajiban hak asasi manusia internasional.*
Rep: Ahmad
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/01/18/158557/1300-muslim-etnis-rohingya-melarikan-diri-dari-india.html
Lima Alasan Indonesia Tidak Seperti Suriah menurut Densus 88
Densus 88: Otak Konflik Suriah itu Anglo Zionis
Istri Bekas Presiden Interpol Minta Suaka Prancis
Apa Hewan Masuk Surga?
Sah, KPU Tak Lagi Beri Kisi-isi pada Debat Pilpres Kedua
Akhirnya Pertanyaan Rocky Gerung Terjawab Sudah
Jauh-Jauh ke Amerika, Ira Wibowo Beli Oleh-Oleh Kaus Kaki
Tak Ingin Nebeng Nama Besar Sule, Begini Cerita Rizky Febian Saat Berjuang Jadi Musisi!
Kondisi Membaik, Akhirnya Ustad Arifin Ilham Keluar dari Rumah Sakit di Penang
Melalui Foto Prewed, Randy Pangalila Umumkan Tanggal Pernikahan dengan Pacar Bule
Densus 88: Otak Konflik Suriah itu Anglo Zionis
Istri Bekas Presiden Interpol Minta Suaka Prancis
Apa Hewan Masuk Surga?
Sah, KPU Tak Lagi Beri Kisi-isi pada Debat Pilpres Kedua
Akhirnya Pertanyaan Rocky Gerung Terjawab Sudah
Jauh-Jauh ke Amerika, Ira Wibowo Beli Oleh-Oleh Kaus Kaki
Tak Ingin Nebeng Nama Besar Sule, Begini Cerita Rizky Febian Saat Berjuang Jadi Musisi!
Kondisi Membaik, Akhirnya Ustad Arifin Ilham Keluar dari Rumah Sakit di Penang
Melalui Foto Prewed, Randy Pangalila Umumkan Tanggal Pernikahan dengan Pacar Bule
Iman-Taqwa Kunci Utama Keberkahan Suatu Negeri
Minta Santri Melek Usaha, Sandiaga: Saatnya Indonesia Jihad di Bidang Ekonomi
WHO: 24,4 Juta warga Yaman Butuh Bantuan Kemanusiaan
Tak Bayar Denda E-Tilang, 800 Kendaraan Diblokir
Sejarawan Israel Ramalkan Masa Depan Suram Pendirian Negara Israel
Riset: Angka Jomlo Naik, Menikah jadi Resolusi Tertinggi Warganet Indonesia
Milad ke-5 FTPI: Santunan Anak Yatim Hingga Potong Tumpeng
Ustaz Abu Bakar Baasyir Bebas, Ini Penjelasan TPM
Mahasiswa Indonesia Protes Aksi Militer di Papua
Israel Terus Usir Warga Palestina, Rampas Rumah Mereka untuk Pemukim
Minta Santri Melek Usaha, Sandiaga: Saatnya Indonesia Jihad di Bidang Ekonomi
WHO: 24,4 Juta warga Yaman Butuh Bantuan Kemanusiaan
Tak Bayar Denda E-Tilang, 800 Kendaraan Diblokir
Sejarawan Israel Ramalkan Masa Depan Suram Pendirian Negara Israel
Riset: Angka Jomlo Naik, Menikah jadi Resolusi Tertinggi Warganet Indonesia
Milad ke-5 FTPI: Santunan Anak Yatim Hingga Potong Tumpeng
Ustaz Abu Bakar Baasyir Bebas, Ini Penjelasan TPM
Mahasiswa Indonesia Protes Aksi Militer di Papua
Israel Terus Usir Warga Palestina, Rampas Rumah Mereka untuk Pemukim