Riset: Angka Jomlo Naik, Menikah jadi Resolusi Tertinggi Warganet Indonesia
Posted Date : 20-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 162 kali.
RISET terbaru mengungkapkan bahwa memiliki pasangan dan menikah merupakan harapan terpopuler di tahun 2019 warganet di Indonesia.
Isentia yang merupakan perusahaan analisa dan monitoring media berbasis di Australia dan telah berdiri semenjak tahun 1982 silam, melakukan riset melalui media sosial terhadap warganet Indonesia.
Periset menganalisis tagar #Resolusi2019 di media sosial mulai dari tanggal 1 Desember 2018 sampai dengan 10 Januari 2019.
Periset menemukan, 14.349 buzz terkait resolusi 2019 di media sosial, mencakup Twitter, Facebook, Instagram, blog, dan forum.
Momentum paling tinggi terkait tagar tersebut di atas terjadi pada tanggal 31 Desember 2018.
Periset melihat antusias warganet pada saat itu atas pengalaman hidup sepanjang 2018 meningkat tajam. Mereka menemukan, resolusi dengan presentase tertinggi adalah memiliki pasangan dan menikah sebanyak 78 persen, 13 persen ingin punya kendaraan pribadi dan sisanya punya investasi, melangsingkan tubuh dan sebagainya.
Periset juga menuliskan bahwa kata “duit” menjadi kata yang paling banyak disebut dalam perbincangan resolusi 2019, yakni sebanyak 2.199 kali.
Menurut Razi Thalib, Chief Executive Office, Setipe.com, seperti dikutip Tempo.co, juga mengungkap tingginya angka jomlo di Indonesia yang mencapai 52 juta orang.
Dia mengatakan rentang usia jomlo adalah 18 sampai dengan 40 tahun.
Pada tahun 2010, jumlah laki-laki jomlo mencapai 4,9 juta orang di Indonesia.
Sementara, kaum perempuan mencapai 4,7 juta. Angka ini meningkat pesat pada 2014, yakni jumlah jomlo perempuan 5 juta dan laki-laki 5,1 juta.
Menariknya, kebanyakan orang Indonesia yang masih berstatus sendiri memiliki karier yang cemerlang.
“Kebanyakan menegah ke atas, berkarier bagus, dan berpendidikan tinggi,” kata Razi.
Tak hanya di Indonesia, peningkatan jumlah kelompok lajang juga mengalami pertumbuhan yang agresif di Amerika Serikat (AS). []
Sumber : https://www.islampos.com/riset-angka-jomlo-naik-menikah-jadi-resolusi-tertinggi-warganet-indonesia-127834/
Isentia yang merupakan perusahaan analisa dan monitoring media berbasis di Australia dan telah berdiri semenjak tahun 1982 silam, melakukan riset melalui media sosial terhadap warganet Indonesia.
Periset menganalisis tagar #Resolusi2019 di media sosial mulai dari tanggal 1 Desember 2018 sampai dengan 10 Januari 2019.
Periset menemukan, 14.349 buzz terkait resolusi 2019 di media sosial, mencakup Twitter, Facebook, Instagram, blog, dan forum.
Momentum paling tinggi terkait tagar tersebut di atas terjadi pada tanggal 31 Desember 2018.
Periset melihat antusias warganet pada saat itu atas pengalaman hidup sepanjang 2018 meningkat tajam. Mereka menemukan, resolusi dengan presentase tertinggi adalah memiliki pasangan dan menikah sebanyak 78 persen, 13 persen ingin punya kendaraan pribadi dan sisanya punya investasi, melangsingkan tubuh dan sebagainya.
Periset juga menuliskan bahwa kata “duit” menjadi kata yang paling banyak disebut dalam perbincangan resolusi 2019, yakni sebanyak 2.199 kali.
Menurut Razi Thalib, Chief Executive Office, Setipe.com, seperti dikutip Tempo.co, juga mengungkap tingginya angka jomlo di Indonesia yang mencapai 52 juta orang.
Dia mengatakan rentang usia jomlo adalah 18 sampai dengan 40 tahun.
Pada tahun 2010, jumlah laki-laki jomlo mencapai 4,9 juta orang di Indonesia.
Sementara, kaum perempuan mencapai 4,7 juta. Angka ini meningkat pesat pada 2014, yakni jumlah jomlo perempuan 5 juta dan laki-laki 5,1 juta.
Menariknya, kebanyakan orang Indonesia yang masih berstatus sendiri memiliki karier yang cemerlang.
“Kebanyakan menegah ke atas, berkarier bagus, dan berpendidikan tinggi,” kata Razi.
Tak hanya di Indonesia, peningkatan jumlah kelompok lajang juga mengalami pertumbuhan yang agresif di Amerika Serikat (AS). []
Sumber : https://www.islampos.com/riset-angka-jomlo-naik-menikah-jadi-resolusi-tertinggi-warganet-indonesia-127834/
Sejarawan Israel Ramalkan Masa Depan Suram Pendirian Negara Israel
Tak Bayar Denda E-Tilang, 800 Kendaraan Diblokir
WHO: 24,4 Juta warga Yaman Butuh Bantuan Kemanusiaan
Minta Santri Melek Usaha, Sandiaga: Saatnya Indonesia Jihad di Bidang Ekonomi
Iman-Taqwa Kunci Utama Keberkahan Suatu Negeri
1300 Muslim Etnis Rohingya Melarikan Diri dari India
Lima Alasan Indonesia Tidak Seperti Suriah menurut Densus 88
Densus 88: Otak Konflik Suriah itu Anglo Zionis
Istri Bekas Presiden Interpol Minta Suaka Prancis
Apa Hewan Masuk Surga?
Tak Bayar Denda E-Tilang, 800 Kendaraan Diblokir
WHO: 24,4 Juta warga Yaman Butuh Bantuan Kemanusiaan
Minta Santri Melek Usaha, Sandiaga: Saatnya Indonesia Jihad di Bidang Ekonomi
Iman-Taqwa Kunci Utama Keberkahan Suatu Negeri
1300 Muslim Etnis Rohingya Melarikan Diri dari India
Lima Alasan Indonesia Tidak Seperti Suriah menurut Densus 88
Densus 88: Otak Konflik Suriah itu Anglo Zionis
Istri Bekas Presiden Interpol Minta Suaka Prancis
Apa Hewan Masuk Surga?
Milad ke-5 FTPI: Santunan Anak Yatim Hingga Potong Tumpeng
Ustaz Abu Bakar Baasyir Bebas, Ini Penjelasan TPM
Mahasiswa Indonesia Protes Aksi Militer di Papua
Israel Terus Usir Warga Palestina, Rampas Rumah Mereka untuk Pemukim
Senjata Konvensional Rusia Lebih Mematikan daripada Nuklirnya
Facebook Terapkan Aturan Ketat di Beberapa Negara Jelang Pemilu 2019
Muslim Uighur Donasikan 5 Kapal untuk Nelayan Korban Tsunami di Lampung
Malaysia Tegas Larang Semua Orang Israel Masuki Negaranya
Menyibak Mitos Milenial
PBB Intensif Pantau Perkembangan Idlib Pasca Perluasan Kontrol HTS
Ustaz Abu Bakar Baasyir Bebas, Ini Penjelasan TPM
Mahasiswa Indonesia Protes Aksi Militer di Papua
Israel Terus Usir Warga Palestina, Rampas Rumah Mereka untuk Pemukim
Senjata Konvensional Rusia Lebih Mematikan daripada Nuklirnya
Facebook Terapkan Aturan Ketat di Beberapa Negara Jelang Pemilu 2019
Muslim Uighur Donasikan 5 Kapal untuk Nelayan Korban Tsunami di Lampung
Malaysia Tegas Larang Semua Orang Israel Masuki Negaranya
Menyibak Mitos Milenial
PBB Intensif Pantau Perkembangan Idlib Pasca Perluasan Kontrol HTS