Umar Berencana Gusur Rumah Paman Nabi untuk Perluas Masjid Nabawi
Posted Date : 26-01-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 228 kali.
SEMAKIN banyaknya masyarakat yang masuk Islam pada masa ketiga tahun Umar bin Khaththab menjabat sebagai Khalifah, Masjid Nabawi senantiasa dipenuhi oleh umat Islam untuk beribadah.
Dengan banyaknya umat Islam yang melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi, menyebabkan masjid tersebut dirasa sempit karena tak kuasa lagi menampung jamaah yang jumlahnya semakin meningkat.
Umar bin Khaththab bermaksud memperluas masjid tersebut. Namun, dia menghadapi kendala dalam pemugaran dan perluasan masjid, karena keberadaan rumah Abbas bin Abdul Muththalib di samping masjid.
Maka, suatu hari, Umar pun menemui paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tersebut. Selepas berbagi sapa beberapa lama dengan Abbas bin Abdul Muththalib, sang khalifah kemudian berucap kepada Abbas, “Wahai Abbas! Saya pernah mendengar Rasulullah, menjelang wafat, bermaksud akan memperluas masjid Kota Madinah ini. Tapi, rumahmu yang berada di dekat masjid ini menghalangi perluasan tersebut. Karena itu, kini, serahkanlah rumah ini kepada kami, sehingga kami bisa memperluas masjid itu. Kami akan menggantinya dengan lahan yang lebih luas.”
“Tidak, wahai Amirul Mukminin! Saya tidak akan menyerahkannya,” jawab Abbas lugas.
“Kalau begitu, kami terpaksa menggusurnya!” ucap Umar tak kalah lugas.
“Engkau tak berhak melakukan hal itu, wahai Amirul Mukminin!” kata Abbas dengan tegas. “Tetapi, sebaiknya kita tunjuk seseorang yang akan mengadili persoalan kita ini berdasarkan kebenaran.”
“Siapa yang engkau pilih?” tanya sang khalifah.
“Hudzaifah bin Al-Yaman!” jawab Abbas
Mereka berdua kemudian mengundang Hudzaifah bin Al-Yaman yang kala itu menjabat Ketua Mahkamah Agung.
Selepas mendengar penuturan kedua belah pihak, Hudzaifah berucap, “Saya pernah mendengar kisah yang sama dengan ini, suatu saat Daud ‘Alaihi sallam bermaksud akan memperluas Bait Al-Maqdis. Kebetulan dia mendapati sebuah rumah di samping tempat beribadah itu. Rumah itu milik seorang anak yatim. Daud pun meminta izin kepada anak itu untuk menyerahkan rumahnya. Tetapi, anak yatim itu menolak permintaan Daud, hingga Daud bermaksud mengambil rumah itu dengan paksa. Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Sungguh, rumah yang paling layak terhindar dari keaniayaan adalah rumah-Ku.” Mendengar wahyu itu, Daud pun membatalkan rencananya dan membiarkan rumah itu seperti sediakala.”
Selepas mendengar uraian Hudzaifah bin Al-Yaman tersebut, Abbas bin Abdul Muththalib pun memandangi Umar bin Khaththab seraya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau masih bermaksud akan mengambil rumah saya ini demi perluasan Masjid Nabawi?”
“Tidak!” jawab Umar dengan tegas.
“Jika demikian, saya akan menyerahkan rumah saya ini kepadamu untuk memperluas masjid itu,” Ucap Abbas. []
Sumber : https://www.islampos.com/umar-berencana-gusur-rumah-paman-nabi-untuk-perluas-masjid-nabawi-129104/
Dengan banyaknya umat Islam yang melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi, menyebabkan masjid tersebut dirasa sempit karena tak kuasa lagi menampung jamaah yang jumlahnya semakin meningkat.
Umar bin Khaththab bermaksud memperluas masjid tersebut. Namun, dia menghadapi kendala dalam pemugaran dan perluasan masjid, karena keberadaan rumah Abbas bin Abdul Muththalib di samping masjid.
Maka, suatu hari, Umar pun menemui paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tersebut. Selepas berbagi sapa beberapa lama dengan Abbas bin Abdul Muththalib, sang khalifah kemudian berucap kepada Abbas, “Wahai Abbas! Saya pernah mendengar Rasulullah, menjelang wafat, bermaksud akan memperluas masjid Kota Madinah ini. Tapi, rumahmu yang berada di dekat masjid ini menghalangi perluasan tersebut. Karena itu, kini, serahkanlah rumah ini kepada kami, sehingga kami bisa memperluas masjid itu. Kami akan menggantinya dengan lahan yang lebih luas.”
“Tidak, wahai Amirul Mukminin! Saya tidak akan menyerahkannya,” jawab Abbas lugas.
“Kalau begitu, kami terpaksa menggusurnya!” ucap Umar tak kalah lugas.
“Engkau tak berhak melakukan hal itu, wahai Amirul Mukminin!” kata Abbas dengan tegas. “Tetapi, sebaiknya kita tunjuk seseorang yang akan mengadili persoalan kita ini berdasarkan kebenaran.”
“Siapa yang engkau pilih?” tanya sang khalifah.
“Hudzaifah bin Al-Yaman!” jawab Abbas
Mereka berdua kemudian mengundang Hudzaifah bin Al-Yaman yang kala itu menjabat Ketua Mahkamah Agung.
Selepas mendengar penuturan kedua belah pihak, Hudzaifah berucap, “Saya pernah mendengar kisah yang sama dengan ini, suatu saat Daud ‘Alaihi sallam bermaksud akan memperluas Bait Al-Maqdis. Kebetulan dia mendapati sebuah rumah di samping tempat beribadah itu. Rumah itu milik seorang anak yatim. Daud pun meminta izin kepada anak itu untuk menyerahkan rumahnya. Tetapi, anak yatim itu menolak permintaan Daud, hingga Daud bermaksud mengambil rumah itu dengan paksa. Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Sungguh, rumah yang paling layak terhindar dari keaniayaan adalah rumah-Ku.” Mendengar wahyu itu, Daud pun membatalkan rencananya dan membiarkan rumah itu seperti sediakala.”
Selepas mendengar uraian Hudzaifah bin Al-Yaman tersebut, Abbas bin Abdul Muththalib pun memandangi Umar bin Khaththab seraya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau masih bermaksud akan mengambil rumah saya ini demi perluasan Masjid Nabawi?”
“Tidak!” jawab Umar dengan tegas.
“Jika demikian, saya akan menyerahkan rumah saya ini kepadamu untuk memperluas masjid itu,” Ucap Abbas. []
Sumber : https://www.islampos.com/umar-berencana-gusur-rumah-paman-nabi-untuk-perluas-masjid-nabawi-129104/
Menjadi Keluarga Allah di Dunia
Dengan Tegas, Khalifah Umar Tolak Usulan Kenaikan Gaji untuk Dirinya
Dahnil Anzar: di Debat Kedua Prabowo Tampil Apa Adanya, Tak akan Serang Personal
Mengaku Belum Baca, Jokowi belum Mau Berkomentar soal Tabloid Indonesia Barokah
9 Ponpes di Mojokerto dapat Kiriman Misterius, Ini Isinya
Beban Berat Indonesia Pasca Jokowi
Persis: Umat Harus Dukung RUU Perlindungan Ulama
Indonesia Berpotensi Besar Jadi Kiblat Fesyen
PKS Dirikan Enam Posko Bencana Banjir Kota Makassar
UBN: Waspadai RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Dengan Tegas, Khalifah Umar Tolak Usulan Kenaikan Gaji untuk Dirinya
Dahnil Anzar: di Debat Kedua Prabowo Tampil Apa Adanya, Tak akan Serang Personal
Mengaku Belum Baca, Jokowi belum Mau Berkomentar soal Tabloid Indonesia Barokah
9 Ponpes di Mojokerto dapat Kiriman Misterius, Ini Isinya
Beban Berat Indonesia Pasca Jokowi
Persis: Umat Harus Dukung RUU Perlindungan Ulama
Indonesia Berpotensi Besar Jadi Kiblat Fesyen
PKS Dirikan Enam Posko Bencana Banjir Kota Makassar
UBN: Waspadai RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Saudi Berencana Gelar Festival Lari Dikejar Banteng?
Fajrul, Bocah Penderita Tunanetra di Mamuju yang Hafal 30 Juz Alquran
Soal Remisi Pembunuh Wartawan, Moeldoko: Keluhan Sudah Didengar
Selain Buah Naga Merah dan Putih, Ternyata Ada Buah Naga Kuning Lho!
70 Sekolah di Makassar Rusak Akibat Banjir, Guru-Siswa Mulai Bersih-bersih
Sudah 5 Bulan Luka Bakar di 70% Tubuh Bocah Ini Belum Mengering
Calon Penumpang Pesawat Korban Banjir Sulsel Bisa Reschedule Gratis
Di Jakarta, Ada Kafe Ngehits di Tengah Hutan
Ular Piton 4,5 Meter Ditangkap Warga Kudus Usai Memangsa Ayam
Tembus Wilayah Terisolir Bencana Longsor Gowa, Para Relawan Ini Nekat Bertaruh Nyawa
Fajrul, Bocah Penderita Tunanetra di Mamuju yang Hafal 30 Juz Alquran
Soal Remisi Pembunuh Wartawan, Moeldoko: Keluhan Sudah Didengar
Selain Buah Naga Merah dan Putih, Ternyata Ada Buah Naga Kuning Lho!
70 Sekolah di Makassar Rusak Akibat Banjir, Guru-Siswa Mulai Bersih-bersih
Sudah 5 Bulan Luka Bakar di 70% Tubuh Bocah Ini Belum Mengering
Calon Penumpang Pesawat Korban Banjir Sulsel Bisa Reschedule Gratis
Di Jakarta, Ada Kafe Ngehits di Tengah Hutan
Ular Piton 4,5 Meter Ditangkap Warga Kudus Usai Memangsa Ayam
Tembus Wilayah Terisolir Bencana Longsor Gowa, Para Relawan Ini Nekat Bertaruh Nyawa