Palsukan Ijazah, Penderita Schizophrenia Kerja Jadi Dokter
Posted Date : 03-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 159 kali.
TEMPO.CO, Jakarta -Boris Kondrashin, seorang laki-laki asal Rusia dituntut karena telah memalsukan sejumlah dokumen agar bisa bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit. Kasusnya menjadi sorotan luas karena Kondrashin dilaporkan pernah menghabiskan waktu hampir satu dekade di sebuah fasilitas kesehatan mental karena dia menderita homicidal schizophrenia.
Dikutip dari ndtv.com, Sabtu, 2 Februari 2019, Kondrashin, 36 tahun, didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia setelah membunuh teman sekelasnya sewaktu di SMA dan meminum darahnya. Tindak kejahatannya masuk kategori sangat kejahatan sangat serius.
Tim investigasi mengatakan telah menahan Kondrashin yang saat ditangkap sudah berpura-pura bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit di Urals, Chelyabinsk, Rusia. Dia didakwa telah memalsukan ijazah agar bisa mendapatkan pekerjaan pada November 2018.
Yang mengejutkan, meski gelarnya palsu namun Kondrashin bisa menjalankan tugas dokter. Setelah melakukan kejahatannya, Kondrashin menjalani masa hukumannya di rumah sakit.
Media-media di Rusia melaporkan tindak pembunuhan yang dilakukan saat Kondrashin masih remaja atau pada 1998. Ketika itu, dia menyuntik teman sekelasnya yang berusia 16 tahun, dengan sebuah cairan yang membuatnya hilang kesadaran. Kondrashin lalu memutilasi temannya dan meminum darahnya.
"Kondrashin mengangap dirinya bisa berubah menjadi seorang vampir," tulis Znak.com, sebuah media online daerah Chelyabinsk.
Pada Agustus tahun 2000, Kondrashin di bawah perawatan seorang psikiater setelah didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia. Dia juga diketahui tidak mampu memahami tindakan-tindakan yang dilakukannya. Dia telah divonis satu dekade silam.
Setelah selesin menjalani perawatan dan pulang ke keluarga, Kondrashin melamar untuk menjadi seorang dokter di rumah sakit kota Chelyabinsk No. 11, Rusia dan mengejutkan, dia lolos. Dia bertugas di departemen pencegahan penyakit, dimana tugasnya adalah memberikan penyuluhan agar orang-orang berhenti minum-minuman keras dan merokok serta pentingnya berolah raga.
Meski Kondrashin tak punya pengalaman kerja, namun hal itu tidak terlihat. Kebohongan Kondrashin terbongkar saat seorang psikiatri yang pernah merawatnya melihat fotonya di sebuah forum medis online.
Rumah sakit memastikan, Kondrashin sudah dipecat segera setelah mencek ijazah palsunya dengan pihak universitas. Kakak Kondrashin dan ibunya mengaku tahu Kondrashin sudah mendapat pekerjaan baru. Mereka pun tahu Kondrashin hanya lulusan SMA. Namun kakak Kondrashin mengatakan adiknya tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat Rusia, tetapi memang masih harus di bawah pengawasan medis.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/1171527/palsukan-ijazah-penderita-schizophrenia-kerja-jadi-dokter/full&view=ok
Dikutip dari ndtv.com, Sabtu, 2 Februari 2019, Kondrashin, 36 tahun, didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia setelah membunuh teman sekelasnya sewaktu di SMA dan meminum darahnya. Tindak kejahatannya masuk kategori sangat kejahatan sangat serius.
Tim investigasi mengatakan telah menahan Kondrashin yang saat ditangkap sudah berpura-pura bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit di Urals, Chelyabinsk, Rusia. Dia didakwa telah memalsukan ijazah agar bisa mendapatkan pekerjaan pada November 2018.
Yang mengejutkan, meski gelarnya palsu namun Kondrashin bisa menjalankan tugas dokter. Setelah melakukan kejahatannya, Kondrashin menjalani masa hukumannya di rumah sakit.
Media-media di Rusia melaporkan tindak pembunuhan yang dilakukan saat Kondrashin masih remaja atau pada 1998. Ketika itu, dia menyuntik teman sekelasnya yang berusia 16 tahun, dengan sebuah cairan yang membuatnya hilang kesadaran. Kondrashin lalu memutilasi temannya dan meminum darahnya.
"Kondrashin mengangap dirinya bisa berubah menjadi seorang vampir," tulis Znak.com, sebuah media online daerah Chelyabinsk.
Pada Agustus tahun 2000, Kondrashin di bawah perawatan seorang psikiater setelah didiagnosa mengalami homicidal schizophrenia. Dia juga diketahui tidak mampu memahami tindakan-tindakan yang dilakukannya. Dia telah divonis satu dekade silam.
Setelah selesin menjalani perawatan dan pulang ke keluarga, Kondrashin melamar untuk menjadi seorang dokter di rumah sakit kota Chelyabinsk No. 11, Rusia dan mengejutkan, dia lolos. Dia bertugas di departemen pencegahan penyakit, dimana tugasnya adalah memberikan penyuluhan agar orang-orang berhenti minum-minuman keras dan merokok serta pentingnya berolah raga.
Meski Kondrashin tak punya pengalaman kerja, namun hal itu tidak terlihat. Kebohongan Kondrashin terbongkar saat seorang psikiatri yang pernah merawatnya melihat fotonya di sebuah forum medis online.
Rumah sakit memastikan, Kondrashin sudah dipecat segera setelah mencek ijazah palsunya dengan pihak universitas. Kakak Kondrashin dan ibunya mengaku tahu Kondrashin sudah mendapat pekerjaan baru. Mereka pun tahu Kondrashin hanya lulusan SMA. Namun kakak Kondrashin mengatakan adiknya tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat Rusia, tetapi memang masih harus di bawah pengawasan medis.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/1171527/palsukan-ijazah-penderita-schizophrenia-kerja-jadi-dokter/full&view=ok
Balas AS, Putin: Rusia Keluar dari Perjanjian Rudal Nuklir INF
Pemerintah PNG Didesak Akhiri Kebijakan Non-Intervensi Isu Papua
Makam Berisi 50 Mumi Ditemukan di Mesir
Investasi Portofolio Jepang Berpotensi Ditingkatkan
Pemerintah Afrika Tengah Sepakat Berdamai dengan Pemberontak
Ganja 4 Kg Diedarkan di Kabupaten Bandung, Pelaku Dibekuk
Setelah Kebakaran Hutan, Kalifornia Dihantam Badai
Orang Tua Sibuk, Tak Sadar Anak Hilang Tenggelam di Sungai
Berita Duka, Surya Meninggal Dunia
Kecanduan, Pria Ini Tiap Tahun Ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Pemerintah PNG Didesak Akhiri Kebijakan Non-Intervensi Isu Papua
Makam Berisi 50 Mumi Ditemukan di Mesir
Investasi Portofolio Jepang Berpotensi Ditingkatkan
Pemerintah Afrika Tengah Sepakat Berdamai dengan Pemberontak
Ganja 4 Kg Diedarkan di Kabupaten Bandung, Pelaku Dibekuk
Setelah Kebakaran Hutan, Kalifornia Dihantam Badai
Orang Tua Sibuk, Tak Sadar Anak Hilang Tenggelam di Sungai
Berita Duka, Surya Meninggal Dunia
Kecanduan, Pria Ini Tiap Tahun Ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Umat Kristen Korea Utara Berdoa Ditutupi Selimut atau di Toilet
Perangi Polusi Udara Bangkok, Thailand Semprotkan Air Pakai Drone
Serangan Granat di Masjid Filipina, 2 Orang Tewas
Pentingnya Suara Umat Islam di Pemilu
Tokoh Katolik Texas Sebut Nama 300 Pendeta Pedofil
ADF: Serangan Udara Australia Tewaskan Warga Sipil Iraq
Operasi Gabungan Sita Dua Ton Lebih Kokain di Genoa
Kemenag Akan Bangun Pusat Halal Indonesia Tahun ini
Pakar Hukum: Vonis Ahmad Dhani tampak Terlalu Dipaksakan
Albert Einstein: Siapa Bilang Yahudi Adalah Umat Pilihan
Perangi Polusi Udara Bangkok, Thailand Semprotkan Air Pakai Drone
Serangan Granat di Masjid Filipina, 2 Orang Tewas
Pentingnya Suara Umat Islam di Pemilu
Tokoh Katolik Texas Sebut Nama 300 Pendeta Pedofil
ADF: Serangan Udara Australia Tewaskan Warga Sipil Iraq
Operasi Gabungan Sita Dua Ton Lebih Kokain di Genoa
Kemenag Akan Bangun Pusat Halal Indonesia Tahun ini
Pakar Hukum: Vonis Ahmad Dhani tampak Terlalu Dipaksakan
Albert Einstein: Siapa Bilang Yahudi Adalah Umat Pilihan