Hikayat Kawasan Pecinan Jamblang Cirebon yang Sempat Berjaya
Posted Date : 05-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 228 kali.
Cirebon - Kawasan pecinan di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, hanya tersisa rumah-rumah tua. Warga Tionghoa telah lama meninggalkan kawasan pecinan itu.
Bahkan Vihara Darma Rakita, tempat ibadah umat Budha yang berada di kawasan pecinan itu sepi jemaat. Ya, tak ada jemaat lagi. Namun vihara masih aktif melayani jemaat atau tamu dari luar kota yang ingin sembahyang.
Tak ada ucapa selamat datang atau nama gang di jalan menuju pecinan itu. Hanya tembok tua berlumut, kumuh menjadi satu-satunya penyambut bagi warga yang melintas di kawasan pecinan itu.
Dede Slamet (55), salah seorang pengurus Vihara Darma Rakita menceritakan Vihara Darma Rakita menjadi saksi bisu perjuangan warga Tionghoa bertahan dan mengusir penjajah pada zaman dulu. Namun, cerita-cerita perjuangan warga Tionghoa itu kini tinggal kenangan.
Bahkan, lanjut Dede, geliat aktivitas ekonomi warga Tionghoa tumbuh besar di Jamblang, seperti gudang sarang walet, pertokoan, dan lainnya. "Waktu saya kecil itu ramai sekali. Kalau Imlek ramai, banyak pertunjukan. Banyak juga sarang walet, sekarang sudah sepi," ucapnya.
Dede menuturkan pada era penjajahan hingga era orda baru jumlah warga Tionghoa mencapai ribuan orang. Namun, lambat laun mulai menyusut. Tepatnya saat terjadi reformasi.
"Di sini, warga Tionghoa sudah membaur dengan warga lainnya. Sekarang Sudah tidak ada aktivitas warga Tionghoa, ada tapi sedikit," katanya.
Menurut Dede, warga Tionghoa yang ada di kawasan pecinan Jamblang memilih pindah ke luar daerah. Rumah-rumah kosong yang ditinggal warga Tionghoa itu, lanjut dia, sempat dimanfaatkan sebagai sarang burung walet.
"Sempat berjaya (sarang walet), tapi lambat laun menyusut dan sekarang mungkin sudah tidak ada. Saat terjadi reformasi itu banyak yang pindah, ada yang ke Jakarta, Bandung, kemudian Kota Cirebon. Banyak lah," katanya.
(ern/ern)
Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4414930/hikayat-kawasan-pecinan-jamblang-cirebon-yang-sempat-berjaya
Bahkan Vihara Darma Rakita, tempat ibadah umat Budha yang berada di kawasan pecinan itu sepi jemaat. Ya, tak ada jemaat lagi. Namun vihara masih aktif melayani jemaat atau tamu dari luar kota yang ingin sembahyang.
Tak ada ucapa selamat datang atau nama gang di jalan menuju pecinan itu. Hanya tembok tua berlumut, kumuh menjadi satu-satunya penyambut bagi warga yang melintas di kawasan pecinan itu.
Dede Slamet (55), salah seorang pengurus Vihara Darma Rakita menceritakan Vihara Darma Rakita menjadi saksi bisu perjuangan warga Tionghoa bertahan dan mengusir penjajah pada zaman dulu. Namun, cerita-cerita perjuangan warga Tionghoa itu kini tinggal kenangan.
Bahkan, lanjut Dede, geliat aktivitas ekonomi warga Tionghoa tumbuh besar di Jamblang, seperti gudang sarang walet, pertokoan, dan lainnya. "Waktu saya kecil itu ramai sekali. Kalau Imlek ramai, banyak pertunjukan. Banyak juga sarang walet, sekarang sudah sepi," ucapnya.
Dede menuturkan pada era penjajahan hingga era orda baru jumlah warga Tionghoa mencapai ribuan orang. Namun, lambat laun mulai menyusut. Tepatnya saat terjadi reformasi.
"Di sini, warga Tionghoa sudah membaur dengan warga lainnya. Sekarang Sudah tidak ada aktivitas warga Tionghoa, ada tapi sedikit," katanya.
Menurut Dede, warga Tionghoa yang ada di kawasan pecinan Jamblang memilih pindah ke luar daerah. Rumah-rumah kosong yang ditinggal warga Tionghoa itu, lanjut dia, sempat dimanfaatkan sebagai sarang burung walet.
"Sempat berjaya (sarang walet), tapi lambat laun menyusut dan sekarang mungkin sudah tidak ada. Saat terjadi reformasi itu banyak yang pindah, ada yang ke Jakarta, Bandung, kemudian Kota Cirebon. Banyak lah," katanya.
(ern/ern)
Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4414930/hikayat-kawasan-pecinan-jamblang-cirebon-yang-sempat-berjaya
Marcus Tetap Latihan Saat Imlek
Seru! Tarian Naga Dalam Air Meriahkan Imlek di Jakarta Aquarium
Kebakaran Apartemen di Paris Tewaskan 8 Orang, 30 Lainnya Terluka
Polda Banten Tangkap 10 Orang Diduga Mafia Tanah
Lewat #BhayPlastik, Telkomsel Ajak Warga Malang Bijak Pakai Plastik
Apakah Tes IQ Masih Akurat Ukur Tingkat Kecerdasan?
Kritik Pasangan tidak Punya Anak, Menkeu Jepang Minta Maaf
Dishub-Trans Patriot Cari Dana Tambahan untuk Tutup Subsidi
Pengamat: Tarif MRT Rp 8.500 Masih Wajar
Penyebab Kebakaran Vihara Bhakti Diduga karena Lilin
Seru! Tarian Naga Dalam Air Meriahkan Imlek di Jakarta Aquarium
Kebakaran Apartemen di Paris Tewaskan 8 Orang, 30 Lainnya Terluka
Polda Banten Tangkap 10 Orang Diduga Mafia Tanah
Lewat #BhayPlastik, Telkomsel Ajak Warga Malang Bijak Pakai Plastik
Apakah Tes IQ Masih Akurat Ukur Tingkat Kecerdasan?
Kritik Pasangan tidak Punya Anak, Menkeu Jepang Minta Maaf
Dishub-Trans Patriot Cari Dana Tambahan untuk Tutup Subsidi
Pengamat: Tarif MRT Rp 8.500 Masih Wajar
Penyebab Kebakaran Vihara Bhakti Diduga karena Lilin
Tukang Gorengan Viral Gara-gara Spanduk yang Bikin Penasaran
Robot Origami Ini Bisa Berjalan di Pembuluh Darah, Bentuknya Super Mungil
Rayakan Imlek, Umat Diharapkan Bijak Hadapi Pemilu 2019
Tradisi Lepas Burung di Vihara Dharma Bhakti, Samidi Siapkan 2 Ribu Ekor Burung
Janjian Bertemu Wanita yang Dikenalkan di WA, Pria Ini Malah Jadi Korban Pengeroyokan
Ke Gyeongnam Ada Bukit Angin, Tempat Syuting Drama Korea Favorit
Agar Anak Percaya Diri, Ini Saran Ahli
Penggunaan GPS Ponsel Tidak Akan Ditilang, Asalkan...
Diet Kaya Serat Mampu Turunkan Level Depresi
Perempuan Muda Tersangka Penggelapan 30 Mobil Rental di Bekasi
Robot Origami Ini Bisa Berjalan di Pembuluh Darah, Bentuknya Super Mungil
Rayakan Imlek, Umat Diharapkan Bijak Hadapi Pemilu 2019
Tradisi Lepas Burung di Vihara Dharma Bhakti, Samidi Siapkan 2 Ribu Ekor Burung
Janjian Bertemu Wanita yang Dikenalkan di WA, Pria Ini Malah Jadi Korban Pengeroyokan
Ke Gyeongnam Ada Bukit Angin, Tempat Syuting Drama Korea Favorit
Agar Anak Percaya Diri, Ini Saran Ahli
Penggunaan GPS Ponsel Tidak Akan Ditilang, Asalkan...
Diet Kaya Serat Mampu Turunkan Level Depresi
Perempuan Muda Tersangka Penggelapan 30 Mobil Rental di Bekasi