Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
Posted Date : 07-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 222 kali.
MOSKWA, Kompas.com - Petarung bebas asal Rusia, Khabib Nurmagomedov mengaku tidak menyesal atas hukuman yang dijatuhkan kepadanya dan tidak ingin lagi bertarung di kota yang disebutnya penuh kemaksiatan.
Khabib mengecam keputusan hukuman larangan berarung selama 9 bulan yang dijatuhkan Komisi Atletik Negara bagian Nevada karena menyatakan dirinya terlibat keributan usai laga pada UFC 229 melawan Conor McGregor di T-Mobile Arena, Las Vegas, 6 Oktober 2018 lalu.
"Saya tidak pernah menyesal," kata Khabib, "Silakan saja Nevada (negara bagian) menghukum dan meneruskan kondisi dengan melegalkan obat bius, prostitusi dan judi. Saya tidak ingin lagi datang ke sana."
Petarung bebas yang belum terkalahkan ini mengaku tidak menyesal atas perilakunya pada saat itu. "Selama hidup, ada beberapa hal yang saya sesali, namun saya tidak bisa mengubahnya," katanya dalam wawancara dengan televisi Rusia. "Tetapi ini bukan sesuatu yang saya sesalkan. Jika saya dihadapi lagi dengan sistuasi serupa 100 kali, saya akan melakukan hal yang sama 100 kali."
"Saya tidak menyesal sedikit pun atas apa yang saya lakukan. Mungkin ada yang suka, ada yang tidak. Sama saja, saya akan melakukan apa yang ingin saya lakukan."
Akibat perbuatannya, Khabib juga didenda 380 ribu poundsterling, sementara Conor McGregor untuk kesalahan serupa hanya dijatuhi denda 25 ribu poundsterling dan 6 bulan skorsing. "Saya rasa mereka terlalu memihak dia. Saya dijatuhi hukuman denda lebih dari 10 kali dibanding dia. Saya rasa ketidakadilan ini bukan hanya dialamatkan kepada saya, tetapi juga kepada negara saya."
"Olahraga seharusnya dijauhkan dari politik. Tetapi setiapkali saya bertarung, aroma politik terasa sekali. Saya tidak pernah merasakan sebelumnya, namun saat (menghadapi McGregor) ini terasa sekali."
Penulis : Tjahjo Sasongko
Editor : Tjahjo Sasongko
Sumber : https://olahraga.kompas.com/read/2019/02/07/07275588/khabib-tak-ingin-lagi-bertarung-di-kota-penuh-dosa
Khabib mengecam keputusan hukuman larangan berarung selama 9 bulan yang dijatuhkan Komisi Atletik Negara bagian Nevada karena menyatakan dirinya terlibat keributan usai laga pada UFC 229 melawan Conor McGregor di T-Mobile Arena, Las Vegas, 6 Oktober 2018 lalu.
"Saya tidak pernah menyesal," kata Khabib, "Silakan saja Nevada (negara bagian) menghukum dan meneruskan kondisi dengan melegalkan obat bius, prostitusi dan judi. Saya tidak ingin lagi datang ke sana."
Petarung bebas yang belum terkalahkan ini mengaku tidak menyesal atas perilakunya pada saat itu. "Selama hidup, ada beberapa hal yang saya sesali, namun saya tidak bisa mengubahnya," katanya dalam wawancara dengan televisi Rusia. "Tetapi ini bukan sesuatu yang saya sesalkan. Jika saya dihadapi lagi dengan sistuasi serupa 100 kali, saya akan melakukan hal yang sama 100 kali."
"Saya tidak menyesal sedikit pun atas apa yang saya lakukan. Mungkin ada yang suka, ada yang tidak. Sama saja, saya akan melakukan apa yang ingin saya lakukan."
Akibat perbuatannya, Khabib juga didenda 380 ribu poundsterling, sementara Conor McGregor untuk kesalahan serupa hanya dijatuhi denda 25 ribu poundsterling dan 6 bulan skorsing. "Saya rasa mereka terlalu memihak dia. Saya dijatuhi hukuman denda lebih dari 10 kali dibanding dia. Saya rasa ketidakadilan ini bukan hanya dialamatkan kepada saya, tetapi juga kepada negara saya."
"Olahraga seharusnya dijauhkan dari politik. Tetapi setiapkali saya bertarung, aroma politik terasa sekali. Saya tidak pernah merasakan sebelumnya, namun saat (menghadapi McGregor) ini terasa sekali."
Penulis : Tjahjo Sasongko
Editor : Tjahjo Sasongko
Sumber : https://olahraga.kompas.com/read/2019/02/07/07275588/khabib-tak-ingin-lagi-bertarung-di-kota-penuh-dosa
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Korban Bendungan Limbah Ambruk Brasil 142 Orang
Tak Hanya Buruh, Ribuan Guru di Tunisia Tuntut Kenaikan Gaji
Israel Segera Hancurkan Rumah Warga di Yerusalem Timur
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Korban Bendungan Limbah Ambruk Brasil 142 Orang
Tak Hanya Buruh, Ribuan Guru di Tunisia Tuntut Kenaikan Gaji
Israel Segera Hancurkan Rumah Warga di Yerusalem Timur
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato