Turki Desak China Tutup Kamp Tahanan Muslim Uighur
Posted Date : 11-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 207 kali.
Jakarta (SI Online) – Pemerintah Turki mendesak China untuk menutup kamp-kamp tahanan di Xinjiang menyusul kabar kematian seorang musisi terkenal dari etnis minoritas Muslim Uighur.
Musisi Abdurehim Heyit diduga telah menjalani hukuman selama delapan tahun di wilayah Xinjiang, tempat jutaan kaum Uighur dilaporkan sedang ditahan.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki menyebutkan orang Uighur itu menjadi sasaran “penyiksaan” di “kamp konsentrasi”.
Pemerintah China selama ini mengatakan fasilitas tersebut adalah kamp re-edukasi sebagaimaa dikutip BBC.com, Ahad (10/2/2019).
Uighur adalah kelompok minoritas Muslim berbahasa Turki yang berbasis di wilayah Xinjiang, China bagian barat yang diawasi ketat oleh pemerintah komunis China.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (9/2), juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hami Aksoy mengatakan bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang ditangkap secara sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan indoktrinasi politik di penjara.
Ditambahan bahwa mereka yang tidak ditahan pun berada di bawah tekanan besar.
“Pembangunan kembali kamp konsentrasi di abad 21 dan kebijakan asimilasi sistematik pemerintah China terhadap warga Turki Uighur adalah aib besar bagi kemanusiaan,” kata Aksoy.
Dia juga mengatakan bahwa laporan tentang kematian Heyit semakin memperkuat reaksi publik di Turki akan pelanggaran HAM serius di Xinjiang.
Aksoy juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengambil langkah efektif demi mengakhiri tragedi kemanusiaan di sana.
red: farah abdillah
Sumber : https://suara-islam.com/turki-desak-china-tutup-kamp-tahanan-muslim-uighur/
Musisi Abdurehim Heyit diduga telah menjalani hukuman selama delapan tahun di wilayah Xinjiang, tempat jutaan kaum Uighur dilaporkan sedang ditahan.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki menyebutkan orang Uighur itu menjadi sasaran “penyiksaan” di “kamp konsentrasi”.
Pemerintah China selama ini mengatakan fasilitas tersebut adalah kamp re-edukasi sebagaimaa dikutip BBC.com, Ahad (10/2/2019).
Uighur adalah kelompok minoritas Muslim berbahasa Turki yang berbasis di wilayah Xinjiang, China bagian barat yang diawasi ketat oleh pemerintah komunis China.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (9/2), juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hami Aksoy mengatakan bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang ditangkap secara sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan indoktrinasi politik di penjara.
Ditambahan bahwa mereka yang tidak ditahan pun berada di bawah tekanan besar.
“Pembangunan kembali kamp konsentrasi di abad 21 dan kebijakan asimilasi sistematik pemerintah China terhadap warga Turki Uighur adalah aib besar bagi kemanusiaan,” kata Aksoy.
Dia juga mengatakan bahwa laporan tentang kematian Heyit semakin memperkuat reaksi publik di Turki akan pelanggaran HAM serius di Xinjiang.
Aksoy juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengambil langkah efektif demi mengakhiri tragedi kemanusiaan di sana.
red: farah abdillah
Sumber : https://suara-islam.com/turki-desak-china-tutup-kamp-tahanan-muslim-uighur/
Diplomat Kanada yang Ditugaskan di Kuba Menggugat Pemerintahnya Sendiri
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
Muslim Xinjiang Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol di Hari Imlek
STEI Tazkia Tanda Tangani MoU Ketiga Kalinya dengan IIUM
Rezim Myanmar Bangun Pangkalan Militer Baru di Rakhine, Ini Kata PBB
Sejumlah Negara Eropa Bersiap Kirim Konvoi Armada Baru ke Gaza
Putus Asa Kena Stroke, Margono Bunuh Diri Nyemplung ke Sumur
Keracunan Usai Makan Soto, Puluhan Santri di Madiun Dilarikan ke RS
Ditegur Merokok, Murid Ini Tantang Gurunya Berkelahi
Kisah Wanita Penjual Susu di Masa Khalifah Umar Bin Khatthab
Begini Nih Caranya Buang Jauh-jauh Pikiran “Ngeres”
Serangan Udara Militer Afghanistan Tewaskan 21 Warga Sipil Termasuk Wanita dan Anak-anak
STEI Tazkia Tanda Tangani MoU Ketiga Kalinya dengan IIUM
Rezim Myanmar Bangun Pangkalan Militer Baru di Rakhine, Ini Kata PBB
Sejumlah Negara Eropa Bersiap Kirim Konvoi Armada Baru ke Gaza
Putus Asa Kena Stroke, Margono Bunuh Diri Nyemplung ke Sumur
Keracunan Usai Makan Soto, Puluhan Santri di Madiun Dilarikan ke RS
Ditegur Merokok, Murid Ini Tantang Gurunya Berkelahi
Kisah Wanita Penjual Susu di Masa Khalifah Umar Bin Khatthab
Begini Nih Caranya Buang Jauh-jauh Pikiran “Ngeres”
Serangan Udara Militer Afghanistan Tewaskan 21 Warga Sipil Termasuk Wanita dan Anak-anak