Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Posted Date : 11-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 141 kali.
Hidayatullah.com—Ribuan orang kembali turun ke jalan-jalan di ibukota Beograd Sabtu malam (9/2/2019) untuk memprotes pemerintah pimpinan Presiden Aleksandar Vucic. Demonstransi itu memasuki pekan kesepuluh.
Dilansir Euronews, unjuk rasa diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan, partai-partai oposisi baik sayap kanan maupun kiri, para akademisi, mahasiswa dan orang kebanyakan.
Mereka semua berkeyakinan bahwa Serbia yang dipimpin oleh Aleksandar Vucic perlahan tapi pasti menuju pemerintahan otoriter dan negara itu diliputi kekerasan politik serta iklim ketakutan.
Salah satu penyelenggara unjuk rasa, Jelena Anasonovic, menjelaskan mengapa dirinya ikut aksi protes itu. “Kami berharap situasi di Serbia ini, di mana kekerasan semakin marak disebabkan gaya pemerintahan Partai Progresif Serbia, akan berubah,” ujarnya.
Setelah dua bulan lebih menggelar unjuk rasa mingguan, orang yang turun ke jalan jumlahnya masih tetap besar dan banyak analis politik menyakini demonstrasi itu mulai menggoyang pemerintah.
“Rezim menjadi agak goyah sejak aksi protes dimulai,” kata analis politik Jovo Bakic kepada Euronews.
“Rezim sepertinya mulai paham bahwa mereka tidak dapat melakukan semua yang ingin mereka lakukan dan pesan jelas tersebut merupakan legasi yang paling penting dari aksi-aksi protes ini.”
Unjuk rasa pertama kali digelar hanya di ibukota Serbia, Beograd. Tetapi pada bulan Januari tahun ini 30 kota lain di seantero Serbia menggelar protes serupa dan 20 kota mengumumkan akan melakukan demonstrasi di bulan Februari.
Reporter Euronews di Serbia Jorgen Samso menjelaskan, “Presiden Vucic mengatakan bahwa dirinya ingin bertemu dan mendengar suara dari rakyat yang tidak puas dengan caranya memerintah Serbia.”
“Namun pada saat yang sama dia juga mengatakan tidak akan tunduk dengan pemerasan (tekanan) dari oposisi. Oleh karena itu terjadi kebuntuan politik dan aksi protes terus berlanjut dan bahkan meluas ke seantero negeri.”*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/10/159748/protes-rakyat-menentang-presiden-serbia-memasuki-pekan-kesepuluh.html
Dilansir Euronews, unjuk rasa diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan, partai-partai oposisi baik sayap kanan maupun kiri, para akademisi, mahasiswa dan orang kebanyakan.
Mereka semua berkeyakinan bahwa Serbia yang dipimpin oleh Aleksandar Vucic perlahan tapi pasti menuju pemerintahan otoriter dan negara itu diliputi kekerasan politik serta iklim ketakutan.
Salah satu penyelenggara unjuk rasa, Jelena Anasonovic, menjelaskan mengapa dirinya ikut aksi protes itu. “Kami berharap situasi di Serbia ini, di mana kekerasan semakin marak disebabkan gaya pemerintahan Partai Progresif Serbia, akan berubah,” ujarnya.
Setelah dua bulan lebih menggelar unjuk rasa mingguan, orang yang turun ke jalan jumlahnya masih tetap besar dan banyak analis politik menyakini demonstrasi itu mulai menggoyang pemerintah.
“Rezim menjadi agak goyah sejak aksi protes dimulai,” kata analis politik Jovo Bakic kepada Euronews.
“Rezim sepertinya mulai paham bahwa mereka tidak dapat melakukan semua yang ingin mereka lakukan dan pesan jelas tersebut merupakan legasi yang paling penting dari aksi-aksi protes ini.”
Unjuk rasa pertama kali digelar hanya di ibukota Serbia, Beograd. Tetapi pada bulan Januari tahun ini 30 kota lain di seantero Serbia menggelar protes serupa dan 20 kota mengumumkan akan melakukan demonstrasi di bulan Februari.
Reporter Euronews di Serbia Jorgen Samso menjelaskan, “Presiden Vucic mengatakan bahwa dirinya ingin bertemu dan mendengar suara dari rakyat yang tidak puas dengan caranya memerintah Serbia.”
“Namun pada saat yang sama dia juga mengatakan tidak akan tunduk dengan pemerasan (tekanan) dari oposisi. Oleh karena itu terjadi kebuntuan politik dan aksi protes terus berlanjut dan bahkan meluas ke seantero negeri.”*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/10/159748/protes-rakyat-menentang-presiden-serbia-memasuki-pekan-kesepuluh.html
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Diplomat Kanada yang Ditugaskan di Kuba Menggugat Pemerintahnya Sendiri
Turki Desak China Tutup Kamp Tahanan Muslim Uighur
Muslim Xinjiang Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol di Hari Imlek
STEI Tazkia Tanda Tangani MoU Ketiga Kalinya dengan IIUM
Rezim Myanmar Bangun Pangkalan Militer Baru di Rakhine, Ini Kata PBB
Sejumlah Negara Eropa Bersiap Kirim Konvoi Armada Baru ke Gaza
Putus Asa Kena Stroke, Margono Bunuh Diri Nyemplung ke Sumur
Keracunan Usai Makan Soto, Puluhan Santri di Madiun Dilarikan ke RS
Ditegur Merokok, Murid Ini Tantang Gurunya Berkelahi
Diplomat Kanada yang Ditugaskan di Kuba Menggugat Pemerintahnya Sendiri
Turki Desak China Tutup Kamp Tahanan Muslim Uighur
Muslim Xinjiang Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol di Hari Imlek
STEI Tazkia Tanda Tangani MoU Ketiga Kalinya dengan IIUM
Rezim Myanmar Bangun Pangkalan Militer Baru di Rakhine, Ini Kata PBB
Sejumlah Negara Eropa Bersiap Kirim Konvoi Armada Baru ke Gaza
Putus Asa Kena Stroke, Margono Bunuh Diri Nyemplung ke Sumur
Keracunan Usai Makan Soto, Puluhan Santri di Madiun Dilarikan ke RS
Ditegur Merokok, Murid Ini Tantang Gurunya Berkelahi