PM Hungaria Genjot Angka Kelahiran dengan Insentif Pajak dan Kredit Rakyat
Posted Date : 11-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 219 kali.
Hidayatullah.com—Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban hari Ahad (10/2/2019) mengumumkan tunjangan pajak dan kredit baru bagi keluarga, sebagai bagian dari upaya pemerintah menaikkan angka kelahiran sementara bersikap menentang keras imigrasi.
Orban, salah satu pemimpin Eropa yang bersuara paling lantang menentang imigrasi dari Timur Tengah dan Asia, mengatakan bahwa dia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi Hungaria diatas 2 persen dari rata-rata Uni Eropa di tahun-tahun mendatang meskipun trend perekomomian global cenderung melambat.
“Semakin lama semakin sedikit anak-anak yang dilahirkan di Eropa. Bagi negara-negara Barat, jawaban (dari masalah itu) adalah imigrasi. Bagi setiap anak yang hilang seharusnya ada satu yang datang, sehingga jumlahnya baik-baik saja… Namun kita tidak butuh angka. Kita perlu anak-anak Hungaria,” kata Orban ketika mengumumkan insentif itu dalam pidato kenegaraannya seperti dilansir Reuters.
Bagi keluarga yang memiliki sedikitnya dua anak akan diberikan perluasan program kredit (pinjaman) untuk membeli rumah, subsidi pembelian kendaraan dan pembebasan pajak bagi wanita yang membesarkan sedikitnya empat anak.
Para wanita yang menikah pertama kali sebelum usia 40 tahun berhak mendapatkan subsidi kredit 10 juta forint (sekitar $36.000), kata PM Orban. Sepertiga utang akan dibebaskan ketika anak kedua lahir dan seluruh utang akan dianggap lunas setelah anak ketiga lahir.
Tidak ada keterangan pemerintah perihal berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan itu. Namun hari Jumat (8/2/2019), kepala staf PM Orban, Gergely Gulyas mengatakan bahwa biaya yang diperlukan akan diambil dari cadangan umum atau surplus anggaran 2019.
Zoltan Torok, analis dari Raiffeisen bank di Hungaria, mengatakan bahwa tampak sekilas di awal kebijakan itu akan menguras anggaran negara beberapa miliar forint, tetapi tidak akan menambah defisit anggaran secara drastis.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/11/159770/pm-hungaria-genjot-angka-kelahiran-dengan-insentif-pajak-dan-kredit-rakyat.html
Orban, salah satu pemimpin Eropa yang bersuara paling lantang menentang imigrasi dari Timur Tengah dan Asia, mengatakan bahwa dia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi Hungaria diatas 2 persen dari rata-rata Uni Eropa di tahun-tahun mendatang meskipun trend perekomomian global cenderung melambat.
“Semakin lama semakin sedikit anak-anak yang dilahirkan di Eropa. Bagi negara-negara Barat, jawaban (dari masalah itu) adalah imigrasi. Bagi setiap anak yang hilang seharusnya ada satu yang datang, sehingga jumlahnya baik-baik saja… Namun kita tidak butuh angka. Kita perlu anak-anak Hungaria,” kata Orban ketika mengumumkan insentif itu dalam pidato kenegaraannya seperti dilansir Reuters.
Bagi keluarga yang memiliki sedikitnya dua anak akan diberikan perluasan program kredit (pinjaman) untuk membeli rumah, subsidi pembelian kendaraan dan pembebasan pajak bagi wanita yang membesarkan sedikitnya empat anak.
Para wanita yang menikah pertama kali sebelum usia 40 tahun berhak mendapatkan subsidi kredit 10 juta forint (sekitar $36.000), kata PM Orban. Sepertiga utang akan dibebaskan ketika anak kedua lahir dan seluruh utang akan dianggap lunas setelah anak ketiga lahir.
Tidak ada keterangan pemerintah perihal berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan itu. Namun hari Jumat (8/2/2019), kepala staf PM Orban, Gergely Gulyas mengatakan bahwa biaya yang diperlukan akan diambil dari cadangan umum atau surplus anggaran 2019.
Zoltan Torok, analis dari Raiffeisen bank di Hungaria, mengatakan bahwa tampak sekilas di awal kebijakan itu akan menguras anggaran negara beberapa miliar forint, tetapi tidak akan menambah defisit anggaran secara drastis.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/11/159770/pm-hungaria-genjot-angka-kelahiran-dengan-insentif-pajak-dan-kredit-rakyat.html
Pengungsi Yazidi yang Ditampung Jerman Berkurang
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Pemerintah Sebaiknya Akui Tol di Indonesia Memang Kelewat Mahal
Khabib Tak Ingin Lagi Bertarung di "Kota Penuh Dosa"
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan, Sumatera hingga Papua
Restoran Sushi Tertangkap Sajikan Ikan yang Diambil dari Tempat Sampah
Ini Kamar Termewah di Laut, Biaya Pembangunannya Rp 2,8 M
Waspada, Hujan Angin Landa Ciamis Setiap Sore
Terhentinya Rentetan Gol Messi
Hilang dari Dunia Artis, Mandala Shoji Kini Jadi Buronan Kejaksaan
Pertamini Makin Marak, Pertamina Bisa Rugi
Sakit-Sakitan, Bouteflika Masih Ingin Maju Pilpres Aljazair
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Diplomat Kanada yang Ditugaskan di Kuba Menggugat Pemerintahnya Sendiri
Turki Desak China Tutup Kamp Tahanan Muslim Uighur
Muslim Xinjiang Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol di Hari Imlek
MUI Kritik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Turki Mendesak Tiongkok Menutup Kamp Penahanan Etnis Uighur
Kebakaran Hutan di New Zealand, 3.000 Orang Mengungsi
Gadis-Gadis Suriah Diserang di Berlin
Protes Rakyat Menentang Presiden Serbia Memasuki Pekan Kesepuluh
Setahun, hampir 3.300 Sahabat Hijrah Hapus Tato
Diplomat Kanada yang Ditugaskan di Kuba Menggugat Pemerintahnya Sendiri
Turki Desak China Tutup Kamp Tahanan Muslim Uighur
Muslim Xinjiang Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol di Hari Imlek