Waspadai Modus Penipuan Turis Saat Liburan di Luar Negeri
Posted Date : 20-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 162 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Turis internasional yang melakukan kunjungan ke manca negara semakin meningkat karena munculnya berbagai transportasi yang terjangkau. Namun, di tengah meningkatnya kunjungan turis tersebut terjadi juga banyak usaha penipuan, dan jenis penipuan tersebut kadang tidak berubah walau terjadi di tempat berbeda.
Inilah yang paling banyak terjadi menurut Chris Zeiher dari Lonely Planet, sebuah penerbit yang banyak menerbitkan buku-buku panduan melancong ke berbagai negara, kepada ABC.
1. Turis Mengemis (Begpacking)
Tindakan ini menurut Zeiher adalah hal yang paling membuatnya marah, karena membuat reputasi mereka yang menjadi turis backpacking mengalami reputasi buruk.
Begpacking adalah tindakan beberapa turis muda yang sebenarnya memang tidak mampu kemudian melakukan tindakan mengemis di stasiun kereta atau di tempat umum. Mereka meminta-minta agar mereka bisa melanjutkan perjalanan. Padahal, mereka memang pada awalnya tidak memiliki cukup dana untuk bepergian.
Hal yang lain misalnya melakukan ngamen atau mempertunjukkan keterampilan lain untuk bisa mendapatkan rasa kasihan dari penduduk lokal, padahal mereka tidak memiliki kemampuan memadai untuk menyanyi. Sekarang beberapa kota seperti di Hong Kong dan Bangkok (Thailand) berusaha memberantas hal tersebut, dan mendenda para 'pengemis' tersebut atau mengancam bahwa mereka akan dideportasi.
2. Polisi Palsu (Fake Police)
Di beberapa negara, kadang para turis didatangi orang yang mungkin berseragam polisi yang ingin menggeledah apakah kita memiliki mata uang palsu. Mereka akan berusaha menggeledah dompet atau tas untuk melihat apakah uang lokal yang kita miliki palsu. Namun, yang terjadi setelah tas atau dompet kita dikembalikan, uang asli yang kita miliki malah hilang.
Tindakan yang lebih agresif adalah ketika polisi-polisi palsu meminta kita menunjukkan paspor dan kemudian menyitanya. Mereka kemudian akan menemukan ada yang salah dengan visa dan kemudian meminta uang.
Apa yang mesti dilakukan?
Jangan takut. Jangan pernah untuk menyerahkan dompet dan paspor anda, dan minta kepada polisi palsu itu kartu identitas mereka. Kalau perlu minta agar bersama-sama ke kantor polisi sehingga pemeriksaan dilakukan di sana. Biasanya kalau mereka polisi palsu, mereka segera akan mencari alasan untuk meninggalkan anda.
3. Kasir sedang menelpon (Cashier on a Call)
Bentuk penpuan ini populer di Spanyol. Ketika hendak membayar dengan menggunakan kartu kredit di toko minuman, ada kemungkinan kasir akan terlihat sedang menggunakan telepon sambil melayani anda.
Dan ketika itu proses transaksi yang mestinya cepat karena anda hanya membeli sebotol minuman akan berjalan lama, dengan kasir itu seolah-olah ada masalah dengan HPnya. Hal yang terjadi adalah kasir itu tidaklah sedang menelpon, namun dia sedang berusaha mengambil foto kartu anda yang bisa digunakan kemudian.
Oleh karena itu untuk menhindarinya, minta dengan sopan kepada kasir untuk menyelesaikan pembicaraan telepon sebelum anda menyerahkan kartu kredit.
Kalau pun tidak, anda bisa membayar dengan uang tunai.
4. Ada Tahi Burung di Pundak (Bird Shit on your shoulder)
Ketika anda sedang enak-enak menikmati suasana kota tempat anda berkunjung tiba-tiba ada yang menepuk pundak anda dan mengatakan ada tahi burung di pundak anda. Dalam waktu bersamaan, orang itu membawa sapu tangan atau lap untuk membantu membersihkan tahi burung tersebut.
Ketika itu terjadi itulah mereka melakukan aksi karena lap itu hanya sebagai alat penutup karena di bawahnya tangannya akan masuk ke kantong atau tas anda untuk mengambil dompet, kamera, atau barang lainnya.
Oleh karena itu, walau susah dihindari karena datangnya tiba-tiba, berhati-hatilah dengan orang berusaha meraba atau memegang khususnya kalau dia membawa lap yang besar.
Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
Sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-20/bentuk-penipuan-untuk-menjebak-turiss/10829908
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/19/02/20/pn7qk6382-waspadai-modus-penipuan-turis-saat-liburan-di-luar-negeri
Inilah yang paling banyak terjadi menurut Chris Zeiher dari Lonely Planet, sebuah penerbit yang banyak menerbitkan buku-buku panduan melancong ke berbagai negara, kepada ABC.
1. Turis Mengemis (Begpacking)
Tindakan ini menurut Zeiher adalah hal yang paling membuatnya marah, karena membuat reputasi mereka yang menjadi turis backpacking mengalami reputasi buruk.
Begpacking adalah tindakan beberapa turis muda yang sebenarnya memang tidak mampu kemudian melakukan tindakan mengemis di stasiun kereta atau di tempat umum. Mereka meminta-minta agar mereka bisa melanjutkan perjalanan. Padahal, mereka memang pada awalnya tidak memiliki cukup dana untuk bepergian.
Hal yang lain misalnya melakukan ngamen atau mempertunjukkan keterampilan lain untuk bisa mendapatkan rasa kasihan dari penduduk lokal, padahal mereka tidak memiliki kemampuan memadai untuk menyanyi. Sekarang beberapa kota seperti di Hong Kong dan Bangkok (Thailand) berusaha memberantas hal tersebut, dan mendenda para 'pengemis' tersebut atau mengancam bahwa mereka akan dideportasi.
2. Polisi Palsu (Fake Police)
Di beberapa negara, kadang para turis didatangi orang yang mungkin berseragam polisi yang ingin menggeledah apakah kita memiliki mata uang palsu. Mereka akan berusaha menggeledah dompet atau tas untuk melihat apakah uang lokal yang kita miliki palsu. Namun, yang terjadi setelah tas atau dompet kita dikembalikan, uang asli yang kita miliki malah hilang.
Tindakan yang lebih agresif adalah ketika polisi-polisi palsu meminta kita menunjukkan paspor dan kemudian menyitanya. Mereka kemudian akan menemukan ada yang salah dengan visa dan kemudian meminta uang.
Apa yang mesti dilakukan?
Jangan takut. Jangan pernah untuk menyerahkan dompet dan paspor anda, dan minta kepada polisi palsu itu kartu identitas mereka. Kalau perlu minta agar bersama-sama ke kantor polisi sehingga pemeriksaan dilakukan di sana. Biasanya kalau mereka polisi palsu, mereka segera akan mencari alasan untuk meninggalkan anda.
3. Kasir sedang menelpon (Cashier on a Call)
Bentuk penpuan ini populer di Spanyol. Ketika hendak membayar dengan menggunakan kartu kredit di toko minuman, ada kemungkinan kasir akan terlihat sedang menggunakan telepon sambil melayani anda.
Dan ketika itu proses transaksi yang mestinya cepat karena anda hanya membeli sebotol minuman akan berjalan lama, dengan kasir itu seolah-olah ada masalah dengan HPnya. Hal yang terjadi adalah kasir itu tidaklah sedang menelpon, namun dia sedang berusaha mengambil foto kartu anda yang bisa digunakan kemudian.
Oleh karena itu untuk menhindarinya, minta dengan sopan kepada kasir untuk menyelesaikan pembicaraan telepon sebelum anda menyerahkan kartu kredit.
Kalau pun tidak, anda bisa membayar dengan uang tunai.
4. Ada Tahi Burung di Pundak (Bird Shit on your shoulder)
Ketika anda sedang enak-enak menikmati suasana kota tempat anda berkunjung tiba-tiba ada yang menepuk pundak anda dan mengatakan ada tahi burung di pundak anda. Dalam waktu bersamaan, orang itu membawa sapu tangan atau lap untuk membantu membersihkan tahi burung tersebut.
Ketika itu terjadi itulah mereka melakukan aksi karena lap itu hanya sebagai alat penutup karena di bawahnya tangannya akan masuk ke kantong atau tas anda untuk mengambil dompet, kamera, atau barang lainnya.
Oleh karena itu, walau susah dihindari karena datangnya tiba-tiba, berhati-hatilah dengan orang berusaha meraba atau memegang khususnya kalau dia membawa lap yang besar.
Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
Sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-20/bentuk-penipuan-untuk-menjebak-turiss/10829908
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/19/02/20/pn7qk6382-waspadai-modus-penipuan-turis-saat-liburan-di-luar-negeri
Pusat Perbelanjaan di Bandung Diminta tak Gunakan Plastik
Polisi: Kebakaran Tewaskan Tiga Orang Diduga Bunuh Diri
Penjualan ST-003 Capai Rp 3 Triliun
Ada Ledakan, Manajemen Mal Taman Anggrek Minta Maaf
Pemerintah Siapkan Digitalisasi 500 Pasar Tradisional
Setelah Bertunangan, Rina Nose Akhirnya Pamer Wajah Kekasih
Pelayanan Bea Cukai Pangkalan Bun Panen Pujian
Parlemen dan Parpol Australia Diretas Agen Asing
Tawuran di Kota Bekasi Kembali Renggut Korban Jiwa
Gandeng Bizhare, Baba Rafi Hadirkan Format Investasi Gotong Royong
Polisi: Kebakaran Tewaskan Tiga Orang Diduga Bunuh Diri
Penjualan ST-003 Capai Rp 3 Triliun
Ada Ledakan, Manajemen Mal Taman Anggrek Minta Maaf
Pemerintah Siapkan Digitalisasi 500 Pasar Tradisional
Setelah Bertunangan, Rina Nose Akhirnya Pamer Wajah Kekasih
Pelayanan Bea Cukai Pangkalan Bun Panen Pujian
Parlemen dan Parpol Australia Diretas Agen Asing
Tawuran di Kota Bekasi Kembali Renggut Korban Jiwa
Gandeng Bizhare, Baba Rafi Hadirkan Format Investasi Gotong Royong
Australia Kirim Senjata Canggih ke Arab Saudi
Penasihat Assad Tolak Ide Kurdi dan Erdogan
Visi Baznas Jadi Pengelola Zakat Terbaik di Dunia
Polisi: Ledakan di Mal Taman Anggrek Berasal dari Pipa Gas
Bayi di Kandungan Ibu Hamil yang Ditandu Meninggal, Benarkah?
Ada 6 Korban Ledakan Mal Taman Anggrek, Ini Perhitungan Derajat Luka Bakar
Museum di Swiss Ini Tampilkan Patung Lilin Fashion Blogger Indonesia
Preview Atl Madrid vs Juventus: Mematikan Ronaldo Saja Tak Akan Cukup untuk Atletico
2 Turis Inggris dan Prancis Hilang di Pantai Australia
Komedian Nana Krip Meninggal karena Penyakit Paru-paru
Penasihat Assad Tolak Ide Kurdi dan Erdogan
Visi Baznas Jadi Pengelola Zakat Terbaik di Dunia
Polisi: Ledakan di Mal Taman Anggrek Berasal dari Pipa Gas
Bayi di Kandungan Ibu Hamil yang Ditandu Meninggal, Benarkah?
Ada 6 Korban Ledakan Mal Taman Anggrek, Ini Perhitungan Derajat Luka Bakar
Museum di Swiss Ini Tampilkan Patung Lilin Fashion Blogger Indonesia
Preview Atl Madrid vs Juventus: Mematikan Ronaldo Saja Tak Akan Cukup untuk Atletico
2 Turis Inggris dan Prancis Hilang di Pantai Australia
Komedian Nana Krip Meninggal karena Penyakit Paru-paru