Hoda Muthana tak Diterima di AS
Posted Date : 21-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 183 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang wanita Alabama yang bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), tidak akan diizinkan untuk kembali ke Amerika Serikat dengan putranya yang masih balita. Otoritas AS mengangapnya bukan warga negara Amerika.
"Hoda Muthana bukan warga negara AS dan tidak akan diterima di Amerika Serikat. Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang sah, tidak ada hak untuk paspor atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat," sebut pihak AS seperti dilansir dari laman Fox News, Kamis (21/2).
Akan tetapi pengacaranya, Hassan Shibly, bersikeras Muthana lahir di Amerika Serikat, dan memiliki paspor yang valid sebelum ia bergabung dengan ISIS pada 2014.
Muthana mengatakan telah meninggalkan kelompok teroris, dan ingin pulang untuk melindungi anaknya yang berusia 18 bulan terlepas dari konsekuensi hukum.
"Ia orang Amerika. Orang Amerika melanggar hukum. Ketika orang melanggar hukum, kita memiliki sistem hukum untuk menangani situasi semacam itu untuk meminta pertanggungjawaban orang, dan hanya itu yang dia minta," kata Shibly, seorang pengacara dari Dewan Hubungan Amerika-Islam Florida.
Muthana, dan putranya sekarang berada di sebuah kamp pengungsi di Suriah, bersama dengan yang lain. Ia melarikan diri dari desa ISIS.
Shibly mengatakan, pemerintah berpendapat bahwa Muthana tidak memenuhi syarat untuk kewarganegaraan, karena ayahnya adalah seorang diplomat Yaman. Tetapi pengacara mengatakan ayahnya tidak memiliki status diplomatik selama berbulan-bulan sebelum kelahirannya di Hackensack, New Jersey.
Presiden Donald Trump Rabu malam, berkicau di media sosial Twitter, mengatakan bahwa ia berada di belakang keputusan itu. "Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan dia sepenuhnya setuju, untuk tidak membiarkan Hoda Muthana kembali ke Negara!," cicit Trump.
Pengumuman itu muncul sehari setelah Inggris mengatakan bahwa mereka mencabut kewarganegaraan Shamima Begum. Begum adalah seorang anak berusia 19 tahun yang meninggalkan negara itu pada 2015. Ia dengan dua teman untuk bergabung dengan ISIS, dan baru-baru ini melahirkan di sebuah kamp pengungsi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/19/02/21/pn9118377-hoda-muthana-tak-diterima-di-as
"Hoda Muthana bukan warga negara AS dan tidak akan diterima di Amerika Serikat. Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang sah, tidak ada hak untuk paspor atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat," sebut pihak AS seperti dilansir dari laman Fox News, Kamis (21/2).
Akan tetapi pengacaranya, Hassan Shibly, bersikeras Muthana lahir di Amerika Serikat, dan memiliki paspor yang valid sebelum ia bergabung dengan ISIS pada 2014.
Muthana mengatakan telah meninggalkan kelompok teroris, dan ingin pulang untuk melindungi anaknya yang berusia 18 bulan terlepas dari konsekuensi hukum.
"Ia orang Amerika. Orang Amerika melanggar hukum. Ketika orang melanggar hukum, kita memiliki sistem hukum untuk menangani situasi semacam itu untuk meminta pertanggungjawaban orang, dan hanya itu yang dia minta," kata Shibly, seorang pengacara dari Dewan Hubungan Amerika-Islam Florida.
Muthana, dan putranya sekarang berada di sebuah kamp pengungsi di Suriah, bersama dengan yang lain. Ia melarikan diri dari desa ISIS.
Shibly mengatakan, pemerintah berpendapat bahwa Muthana tidak memenuhi syarat untuk kewarganegaraan, karena ayahnya adalah seorang diplomat Yaman. Tetapi pengacara mengatakan ayahnya tidak memiliki status diplomatik selama berbulan-bulan sebelum kelahirannya di Hackensack, New Jersey.
Presiden Donald Trump Rabu malam, berkicau di media sosial Twitter, mengatakan bahwa ia berada di belakang keputusan itu. "Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan dia sepenuhnya setuju, untuk tidak membiarkan Hoda Muthana kembali ke Negara!," cicit Trump.
Pengumuman itu muncul sehari setelah Inggris mengatakan bahwa mereka mencabut kewarganegaraan Shamima Begum. Begum adalah seorang anak berusia 19 tahun yang meninggalkan negara itu pada 2015. Ia dengan dua teman untuk bergabung dengan ISIS, dan baru-baru ini melahirkan di sebuah kamp pengungsi.
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/19/02/21/pn9118377-hoda-muthana-tak-diterima-di-as
Pria Asal Australia Sebut Keluarganya Ditahan di Kamp Uighur
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Australia Diminta Selamatkan Keluarga Uighur di Cina
Petugas Pantai AS Ini Rencanakan Pembunuhan Massal
Tentara Rusia Dilarang Pakai Telepon Pintar Saat Bertugas
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Polisi Malaysia Ambil DNA WNI yang Dimutilasi
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Australia Diminta Selamatkan Keluarga Uighur di Cina
Petugas Pantai AS Ini Rencanakan Pembunuhan Massal
Tentara Rusia Dilarang Pakai Telepon Pintar Saat Bertugas
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Polisi Malaysia Ambil DNA WNI yang Dimutilasi
Rwanda Ingin Perluas Larangan Penggunaan Plastik
Pengguna Internet Uganda Menurun Setelah Penerapan Pajak Medsos
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB
Kawasan Bersejarah Dhaka Terbakar, Puluhan Orang Tewas
Guru Dipesankan Memiliki Karakter Ikhlas
Lobi ‘Israel’ Terekam Mengakui Uang Pengaruhi Washington
Pemuda Muslim harus Memiliki Visi Besar dalam Hidup
Protes Harga Anjlok, Petani di Sardinia Buang Susu
56 Orang Tewas dalam Kebakaran di Bangladesh
Pengguna Internet Uganda Menurun Setelah Penerapan Pajak Medsos
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB
Kawasan Bersejarah Dhaka Terbakar, Puluhan Orang Tewas
Guru Dipesankan Memiliki Karakter Ikhlas
Lobi ‘Israel’ Terekam Mengakui Uang Pengaruhi Washington
Pemuda Muslim harus Memiliki Visi Besar dalam Hidup
Protes Harga Anjlok, Petani di Sardinia Buang Susu
56 Orang Tewas dalam Kebakaran di Bangladesh