Rwanda Ingin Perluas Larangan Penggunaan Plastik
Posted Date : 21-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 181 kali.
Hidayatullah.com—Pemerintah Rwanda ingin parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang melarang penggunaan plastik sekali pakai untuk melindungi lingkungan hidup.
RUU itu mengusulkan dua tahun moratorium bagi perusahaan-perusahaan untuk berhenti memproduksi plastik sekali pakai, lapor BBC Rabu (20/2/2019).
Plastik pertama kali dilarang penggunaannya di Rwanda pada tahun 2008, tetapi sejumlah material plastik masih digunakan seperti botol air mineral atau jus, sedotan, serta piring plastik sekali pakai. Pemerintah ingin larangan penggunaan plastik diperluas ke sana.
RUU itu akan dikirim ke parlemen untuk disetujui.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/21/160330/rwanda-ingin-perluas-larangan-penggunaan-plastik.html
RUU itu mengusulkan dua tahun moratorium bagi perusahaan-perusahaan untuk berhenti memproduksi plastik sekali pakai, lapor BBC Rabu (20/2/2019).
Plastik pertama kali dilarang penggunaannya di Rwanda pada tahun 2008, tetapi sejumlah material plastik masih digunakan seperti botol air mineral atau jus, sedotan, serta piring plastik sekali pakai. Pemerintah ingin larangan penggunaan plastik diperluas ke sana.
RUU itu akan dikirim ke parlemen untuk disetujui.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/02/21/160330/rwanda-ingin-perluas-larangan-penggunaan-plastik.html
Hoda Muthana tak Diterima di AS
Pria Asal Australia Sebut Keluarganya Ditahan di Kamp Uighur
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Australia Diminta Selamatkan Keluarga Uighur di Cina
Petugas Pantai AS Ini Rencanakan Pembunuhan Massal
Tentara Rusia Dilarang Pakai Telepon Pintar Saat Bertugas
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Pria Asal Australia Sebut Keluarganya Ditahan di Kamp Uighur
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Australia Diminta Selamatkan Keluarga Uighur di Cina
Petugas Pantai AS Ini Rencanakan Pembunuhan Massal
Tentara Rusia Dilarang Pakai Telepon Pintar Saat Bertugas
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Pengguna Internet Uganda Menurun Setelah Penerapan Pajak Medsos
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB
Kawasan Bersejarah Dhaka Terbakar, Puluhan Orang Tewas
Guru Dipesankan Memiliki Karakter Ikhlas
Lobi ‘Israel’ Terekam Mengakui Uang Pengaruhi Washington
Pemuda Muslim harus Memiliki Visi Besar dalam Hidup
Protes Harga Anjlok, Petani di Sardinia Buang Susu
56 Orang Tewas dalam Kebakaran di Bangladesh
Kebakaran Hutan Lebih Merugikan Dibanding Tsunami
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB
Kawasan Bersejarah Dhaka Terbakar, Puluhan Orang Tewas
Guru Dipesankan Memiliki Karakter Ikhlas
Lobi ‘Israel’ Terekam Mengakui Uang Pengaruhi Washington
Pemuda Muslim harus Memiliki Visi Besar dalam Hidup
Protes Harga Anjlok, Petani di Sardinia Buang Susu
56 Orang Tewas dalam Kebakaran di Bangladesh
Kebakaran Hutan Lebih Merugikan Dibanding Tsunami