Petugas Pantai AS Ini Rencanakan Pembunuhan Massal
Posted Date : 21-02-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 190 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pihak berwenang Amerika Serikat menangkap seorang petugas penjaga pantai yang menggambarkan dirinya sebagai 'nasionalis putih'. Ia menimbun senjata untuk membunuh orang-orang tidak bersalah dalam skala mengejutkan.
Menurut dokumen pengadilan, Christopher Paul Hasson, yang ditugaskan di kantor pusat penjaga pantai di Washington dan tinggal di pinggiran Maryland, telah membuat daftar mereka yang dianggap layak sebagai sasaran. Termasuk di antara yang menjadi target adalah anggota legislatif Nancy Pelosi dan pembawa acara TV MSNBC Joe Scarborough.
Jaksa penuntut umum menyebut Hasson sebagai "teroris dalam negeri" yang ditangkap pada Jumat lalu dengan dakwaan terkait senjata dan obat-obatan terlarang.
Dalam rancangan surat elektronik pada Juni 2017, menurut mereka, Hasson menulis : "Saya sedang memimpikan cara untuk membunuh hampir semua hingga orang terakhir di bumi. Suatu wabah saya kira yang paling berhasil tapi bagaimana caranya saya bisa memperoleh flu spanyol, bakteri botulis, antraks, sekarang belum tahu tetapi suatu saat akan menemukannya."
Dalam suatu pernyataan, Penjaga Pantai membenarkan bahwa seorang petugas mereka yang masih aktif berdinas telah ditangkap. Namun mereka belum bisa memberikan informasi secara detil.
Kantor Pengacara Publik Federal di Maryland belum menanggapi pertanyaan mengenai hal ini. Penuntut umum mengatakan, petugas menemukan 15 senjata api dan lebih dari 1.000 amunisi di rumah Hasson di Silver Spring, Maryland.
Mereka mengatakan pada 2017 Hasson secara tetap mempelajari manifesto Anders Behring Brevik, seorang ekstrimis kanan-jauh Norwegia yang pada Juli 2011 membunuh delapan orang di jantung kota Oslo dengan bom mobil lalu menembak mati 68 orang kebanyakan pelajar, di perkemahan Partai Buruh.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/21/pn9cik377-petugas-pantai-as-ini-rencanakan-pembunuhan-massal
Menurut dokumen pengadilan, Christopher Paul Hasson, yang ditugaskan di kantor pusat penjaga pantai di Washington dan tinggal di pinggiran Maryland, telah membuat daftar mereka yang dianggap layak sebagai sasaran. Termasuk di antara yang menjadi target adalah anggota legislatif Nancy Pelosi dan pembawa acara TV MSNBC Joe Scarborough.
Jaksa penuntut umum menyebut Hasson sebagai "teroris dalam negeri" yang ditangkap pada Jumat lalu dengan dakwaan terkait senjata dan obat-obatan terlarang.
Dalam rancangan surat elektronik pada Juni 2017, menurut mereka, Hasson menulis : "Saya sedang memimpikan cara untuk membunuh hampir semua hingga orang terakhir di bumi. Suatu wabah saya kira yang paling berhasil tapi bagaimana caranya saya bisa memperoleh flu spanyol, bakteri botulis, antraks, sekarang belum tahu tetapi suatu saat akan menemukannya."
Dalam suatu pernyataan, Penjaga Pantai membenarkan bahwa seorang petugas mereka yang masih aktif berdinas telah ditangkap. Namun mereka belum bisa memberikan informasi secara detil.
Kantor Pengacara Publik Federal di Maryland belum menanggapi pertanyaan mengenai hal ini. Penuntut umum mengatakan, petugas menemukan 15 senjata api dan lebih dari 1.000 amunisi di rumah Hasson di Silver Spring, Maryland.
Mereka mengatakan pada 2017 Hasson secara tetap mempelajari manifesto Anders Behring Brevik, seorang ekstrimis kanan-jauh Norwegia yang pada Juli 2011 membunuh delapan orang di jantung kota Oslo dengan bom mobil lalu menembak mati 68 orang kebanyakan pelajar, di perkemahan Partai Buruh.
Sumber : Antara
Sumber : https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/19/02/21/pn9cik377-petugas-pantai-as-ini-rencanakan-pembunuhan-massal
Tentara Rusia Dilarang Pakai Telepon Pintar Saat Bertugas
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Polisi Malaysia Ambil DNA WNI yang Dimutilasi
Serangan Penggembala Bersenjata di Nigeria, 17 Orang Tewas
Duh Kasihan, Femmy Permatasari Sampai Sakit Urus Persiapan Nikah
Perempuan Bersuami Ngamar dengan Kenalan di FB, Langsung Begituan 7 Kali
Luar Biasa! Sempat Tertinggal, Kekurangan Pemain, Manchester City Masih Menang
Mati-matian Menghalangi Bantuan untuk Rakyat
Bu Guru Tampak Salihah, Ternyata Ajak Murid Main Uh Ah Uh Ah
40 Tahun Revolusi, Rakyat Iran Ramai-Ramai Bakar Bendera AS
Mantan PM Selandia Baru Bantah Tulis Artikel di Media Cina
Polisi Malaysia Ambil DNA WNI yang Dimutilasi
Serangan Penggembala Bersenjata di Nigeria, 17 Orang Tewas
Duh Kasihan, Femmy Permatasari Sampai Sakit Urus Persiapan Nikah
Perempuan Bersuami Ngamar dengan Kenalan di FB, Langsung Begituan 7 Kali
Luar Biasa! Sempat Tertinggal, Kekurangan Pemain, Manchester City Masih Menang
Mati-matian Menghalangi Bantuan untuk Rakyat
Bu Guru Tampak Salihah, Ternyata Ajak Murid Main Uh Ah Uh Ah
Australia Diminta Selamatkan Keluarga Uighur di Cina
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Pria Asal Australia Sebut Keluarganya Ditahan di Kamp Uighur
Hoda Muthana tak Diterima di AS
Rwanda Ingin Perluas Larangan Penggunaan Plastik
Pengguna Internet Uganda Menurun Setelah Penerapan Pajak Medsos
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB
Kebakaran di Bangladesh, 56 Orang Tewas
Keluar ISIS, Shamima Begum Incar Kewarganegaraan Belanda
Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh
Pria Asal Australia Sebut Keluarganya Ditahan di Kamp Uighur
Hoda Muthana tak Diterima di AS
Rwanda Ingin Perluas Larangan Penggunaan Plastik
Pengguna Internet Uganda Menurun Setelah Penerapan Pajak Medsos
Skandal Pedofilia yang Menggerogoti Gereja Katolik Dibahas dalam Pertemuan 5 Hari
Warga Inggris Konsultan Humas Najib Razak Jadi Terdakwa Pencucian Uang 1MDB