Ingin Dikagumi Koleganya, Dokter Prancis Meracun Puluhan Pasien
Posted Date : 19-05-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 397 kali.
Hidayatullah.com–Seorang dokter di Pancis ditangkap dengan tuduhan meracuni 50 lebih pasiennya dengan tujuan “menyelamatkan nyawa” mereka di menit-menit terakhir sehingga koleganya merasa kagum terhadapnya.
Dokter ahli anastesi Frederic Pechier ditahan berkaitan dengan 42 “kejadian serius” termasuk 20 kematian pasien yang terjadi selama 17 tahun dirinya bekerja di sejumlah klinik dan rumah sakit di Besancon, Prancis bagian timur. Dia sudah dinyatakan bersalah dalam tujuh kasus lain, dua di antaranya berkaitan dengan kematian pasien, pada tahun 2017.
Jaksa mengatakan Pechier “merusak” kantong anastesi yang biasa dipakai kolega-koleganya dalam operasi rutin. Akibatnya, pasien mengalami serangan jantung dan membuka kesempatan bagi Pechier untuk turun tangan menyelamatkan pasien, sehingga dia mendapatkan respek dari koleganya dan kekaguman dari pasien. Sepertinya skenario jahat itu berhasil bagi Pechier, sebab dia kabarnya dikagumi rekan-rekan kerjanya sebagai ahli anastesi yang “cemerlang”.
Pechier ditempatkan dalam “pengawasan hukum” sejak dakwaan pertama dikenai atas dirinya pada Mei 2017. Dia dituduh meracuni 7 pasien antara tahun 2008 dan 2017 di dua klinik berbeda. Penyidik mengatakan dalam darah dua korbannya ditemukan potasiun dalam jumlah lima kali lebih tinggi dari kadar matikan.
Sejak itu cakupan penyelidikan diperluas dan ditemukan setidaknya 50 kasus serupa, kata jaksa kepada media Prancis seperti dilansir RT Kamis (16/5/2019). Sedikitnya empat pasien yang meninggal di sebuah klinik tempat Pechier bekerja didapati jejak potasium serupa, menurut hasil otopsi yang dilakukan atas jasad mereka bulan Desember tahun lalu.
Pechier ditahan hari Selasa terkait sejumlah tuduhan baru.
“Apabila kasus-kasus peracunan ini terbukti, dia akan menjadi salah satu pembunuh berantai terbesar dalam sejarah Prancis,” kata Me Berna, pengacara yang mewakili beberapa korban.
Dokter anastesi itu bersikukuh menyatakan dirinya tidak bersalah, mengatakan bahwa dirinya dipanggil untuk konsultasi dalam kasus-kasus sulit dikarenakan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya, dan dia sekarang dipersalahkan karena hal itu. Tim pembelanya mengatakan bahwa bukti-bukti forensik yang memberatkan kliennya patut dipertanyakan, karena kadar potasium dapat meningkat secara alami pada jasad mayat yang telah dikubur.
Pechier sudah dilarang praktik sebagai dokter sejak divonis tahun 2017. Petisi yang meminta agar dia diperbolehkan bekerja sebagai konsultan ditolak oleh hakim. Akibatnya sekarang Pechier diambang kebangkrutan, kata para pengacaranya, yang berarti dia sudah dihukum lebih dulu atas kejahatan yang belum terbukti di pengadilan.*
Rep: Ama Farah
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/05/18/165058/ingin-dikagumi-koleganya-dokter-prancis-meracun-puluhan-pasien.html
Dokter ahli anastesi Frederic Pechier ditahan berkaitan dengan 42 “kejadian serius” termasuk 20 kematian pasien yang terjadi selama 17 tahun dirinya bekerja di sejumlah klinik dan rumah sakit di Besancon, Prancis bagian timur. Dia sudah dinyatakan bersalah dalam tujuh kasus lain, dua di antaranya berkaitan dengan kematian pasien, pada tahun 2017.
Jaksa mengatakan Pechier “merusak” kantong anastesi yang biasa dipakai kolega-koleganya dalam operasi rutin. Akibatnya, pasien mengalami serangan jantung dan membuka kesempatan bagi Pechier untuk turun tangan menyelamatkan pasien, sehingga dia mendapatkan respek dari koleganya dan kekaguman dari pasien. Sepertinya skenario jahat itu berhasil bagi Pechier, sebab dia kabarnya dikagumi rekan-rekan kerjanya sebagai ahli anastesi yang “cemerlang”.
Pechier ditempatkan dalam “pengawasan hukum” sejak dakwaan pertama dikenai atas dirinya pada Mei 2017. Dia dituduh meracuni 7 pasien antara tahun 2008 dan 2017 di dua klinik berbeda. Penyidik mengatakan dalam darah dua korbannya ditemukan potasiun dalam jumlah lima kali lebih tinggi dari kadar matikan.
Sejak itu cakupan penyelidikan diperluas dan ditemukan setidaknya 50 kasus serupa, kata jaksa kepada media Prancis seperti dilansir RT Kamis (16/5/2019). Sedikitnya empat pasien yang meninggal di sebuah klinik tempat Pechier bekerja didapati jejak potasium serupa, menurut hasil otopsi yang dilakukan atas jasad mereka bulan Desember tahun lalu.
Pechier ditahan hari Selasa terkait sejumlah tuduhan baru.
“Apabila kasus-kasus peracunan ini terbukti, dia akan menjadi salah satu pembunuh berantai terbesar dalam sejarah Prancis,” kata Me Berna, pengacara yang mewakili beberapa korban.
Dokter anastesi itu bersikukuh menyatakan dirinya tidak bersalah, mengatakan bahwa dirinya dipanggil untuk konsultasi dalam kasus-kasus sulit dikarenakan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya, dan dia sekarang dipersalahkan karena hal itu. Tim pembelanya mengatakan bahwa bukti-bukti forensik yang memberatkan kliennya patut dipertanyakan, karena kadar potasium dapat meningkat secara alami pada jasad mayat yang telah dikubur.
Pechier sudah dilarang praktik sebagai dokter sejak divonis tahun 2017. Petisi yang meminta agar dia diperbolehkan bekerja sebagai konsultan ditolak oleh hakim. Akibatnya sekarang Pechier diambang kebangkrutan, kata para pengacaranya, yang berarti dia sudah dihukum lebih dulu atas kejahatan yang belum terbukti di pengadilan.*
Rep: Ama Farah
Editor: Cholis Akbar
Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2019/05/18/165058/ingin-dikagumi-koleganya-dokter-prancis-meracun-puluhan-pasien.html
Syeikh Sayyah al Turi Menolak Tawaran ‘Israel’ untuk Deportasi
Hadirkan Kerinduan Tanah Air, WNI Islamabad Adakan Buka Puasa Bersama
Hamas Berhasil Kembangkan Senjata Baru yang Cemaskan Pertahanan ‘Israel’
Puasa di Pakistan 16 Jam, WNI Gelar Bukber Bergiliran
Kenapa Pemuda Prancis Tak Peduli Pemilu Uni Eropa
Merampas Tanah Seorang Janda, Bekas Presiden Kenya Harus Bayar $10,5 Juta
Rayu Pemilih Kulit Hitam, Capres Bernie Sanders Janji Rombak Kebijakan Pendidikan AS
Polandia Akan Perberat Hukuman Pedofilia
BNN Sita Aset Gembong Narkoba Senilai Rp 10 Miliar, Dari Pabrik Hingga Mobil Mewah
Hamil Lagi, Sandra Dewi Akui Kebobolan
Hadirkan Kerinduan Tanah Air, WNI Islamabad Adakan Buka Puasa Bersama
Hamas Berhasil Kembangkan Senjata Baru yang Cemaskan Pertahanan ‘Israel’
Puasa di Pakistan 16 Jam, WNI Gelar Bukber Bergiliran
Kenapa Pemuda Prancis Tak Peduli Pemilu Uni Eropa
Merampas Tanah Seorang Janda, Bekas Presiden Kenya Harus Bayar $10,5 Juta
Rayu Pemilih Kulit Hitam, Capres Bernie Sanders Janji Rombak Kebijakan Pendidikan AS
Polandia Akan Perberat Hukuman Pedofilia
BNN Sita Aset Gembong Narkoba Senilai Rp 10 Miliar, Dari Pabrik Hingga Mobil Mewah
Hamil Lagi, Sandra Dewi Akui Kebobolan
Eks Agen CIA Dibui 20 Tahun karena Bekerja untuk China
Perusahaan ‘Israel’ Buat Sejumlah Akun Palsu di Facebook Ganggu Pemilu Berbagai Negara
Anak 99 Persen Mirip Suami, Ardina Rasti Sebal
Ikutan Unggah Foto Gender Swap, Maia Estianty Dibilang Mirip Hamish Daud
Mau Liburan ke Kanada, Ashanty Galau Lebaran di Mana
Usia Adrian Sudah 12 Tahun, Paramitha Rusady Rayu Putranya Agar Mau Disunat
Visa Jessica Iskandar Ditolak, Richard Kyle Batal Melamar di Kampus Oxford
Pasca Honeymoon Lanjut Mudik, Puasa Perdana Irish Bella dan Ammar Zoni di Kampung Halaman
Dua Bulan Lagi Melahirkan, Aura Kasih Rahasiakan Jenis Kelamin Calon Anak
Putus dari Reino Barack, Luna Maya Pacari Pria Korea?
Perusahaan ‘Israel’ Buat Sejumlah Akun Palsu di Facebook Ganggu Pemilu Berbagai Negara
Anak 99 Persen Mirip Suami, Ardina Rasti Sebal
Ikutan Unggah Foto Gender Swap, Maia Estianty Dibilang Mirip Hamish Daud
Mau Liburan ke Kanada, Ashanty Galau Lebaran di Mana
Usia Adrian Sudah 12 Tahun, Paramitha Rusady Rayu Putranya Agar Mau Disunat
Visa Jessica Iskandar Ditolak, Richard Kyle Batal Melamar di Kampus Oxford
Pasca Honeymoon Lanjut Mudik, Puasa Perdana Irish Bella dan Ammar Zoni di Kampung Halaman
Dua Bulan Lagi Melahirkan, Aura Kasih Rahasiakan Jenis Kelamin Calon Anak
Putus dari Reino Barack, Luna Maya Pacari Pria Korea?