Studi Temukan Jenis Teh Penangkal Covid-19
Posted Date : 02-12-2020, berita ini telah dikunjungi sebanyak 517 kali.
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan rahasia lagi, teh memang punya segudang manfaat untuk kesehatan. Teranyar, peneliti Jepang menemukan jenis teh yang diklaim ampuh sebagai penangkal Covid-19.
Para peneliti dari Nara Medical University, Jepang, mengumumkan bahwa teh tampaknya memiliki kapasitas detoksifikasi virus corona penyebab Covid-19. Teh diklaim dapat menurunkan kemampuan virus untuk menginfeksi tubuh.
Mengutip Sora News, para peneliti melakukan pengujian tabung reaksi dalam laboratorium. Peneliti menggunakan 10 jenis teh yang umum dikonsumsi di Jepang. Teh itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung virus corona.
Teh hitam ditemukan paling efektif sebagai penangkal Covid-19. Teh ditemukan mengurangi jumlah virus corona. Teh hitam juga mengurangi kemampuan virus untuk menginfeksi tubuh hingga 99 persen setelah satu menit dan 99,9 persen setelah sepuluh menit.
Para peneliti menyebut, katekin yang terkandung di dalam teh berperan dalam mengurangi kemampuan virus menginfeksi tubuh. Beberapa jenis teh tertentu mengandung katekin yang memiliki kemampuan untuk mengikat permukaan virus corona.
Katekin bekerja dengan melapisi permukaan virus sekaligus mempersulit virus untuk mengikat dan menginfeksi tubuh.
Namun, perlu diketahui, tabung reaksi dan tubuh manusia adalah lingkungan yang sangat berbeda. Belum jelas apakah teh hitam akan memberikan hasil yang sama pada tubuh manusia atau tidak.
Yang jelas, katekin memang diketahui dapat menghambat infeksi virus influenza. Hal itu telah ditemukan dalam sejumlah penelitian.
Studi ini juga masih merupakan penelitian awal yang belum melalui proses penelaahan sejawat atau peer-review. Proses peer-review diperlukan untuk membuat hasil studi menjadi kesimpulan yang telah divalidasi secara luas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebelum ini, penelitian lain juga menemukan efektivitas teh hijau dan teh hitam untuk mengatasi infeksi virus corona. Kandungan polifenol di dalamnya disebut-sebut sebagai kandidat pengobatan Covid-19 yang potensial.
Polifenol pada teh hijau dan teh hitam dilaporkan menunjukkan aktivitas antivirus terhadap berbagai jenis virus, termasuk di antaranya virus SARS-CoV-2.
Teh mungkin tidak benar-benar bisa dijadikan penangkal Covid-19. Tapi, konsumsi teh dalam jumlah sedang bisa jadi salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bersamaan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan demi terhindar dari ancaman virus.
(asr)
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201202075500-255-576874/studi-temukan-jenis-teh-penangkal-covid-19
Para peneliti dari Nara Medical University, Jepang, mengumumkan bahwa teh tampaknya memiliki kapasitas detoksifikasi virus corona penyebab Covid-19. Teh diklaim dapat menurunkan kemampuan virus untuk menginfeksi tubuh.
Mengutip Sora News, para peneliti melakukan pengujian tabung reaksi dalam laboratorium. Peneliti menggunakan 10 jenis teh yang umum dikonsumsi di Jepang. Teh itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung virus corona.
Teh hitam ditemukan paling efektif sebagai penangkal Covid-19. Teh ditemukan mengurangi jumlah virus corona. Teh hitam juga mengurangi kemampuan virus untuk menginfeksi tubuh hingga 99 persen setelah satu menit dan 99,9 persen setelah sepuluh menit.
Para peneliti menyebut, katekin yang terkandung di dalam teh berperan dalam mengurangi kemampuan virus menginfeksi tubuh. Beberapa jenis teh tertentu mengandung katekin yang memiliki kemampuan untuk mengikat permukaan virus corona.
Katekin bekerja dengan melapisi permukaan virus sekaligus mempersulit virus untuk mengikat dan menginfeksi tubuh.
Namun, perlu diketahui, tabung reaksi dan tubuh manusia adalah lingkungan yang sangat berbeda. Belum jelas apakah teh hitam akan memberikan hasil yang sama pada tubuh manusia atau tidak.
Yang jelas, katekin memang diketahui dapat menghambat infeksi virus influenza. Hal itu telah ditemukan dalam sejumlah penelitian.
Studi ini juga masih merupakan penelitian awal yang belum melalui proses penelaahan sejawat atau peer-review. Proses peer-review diperlukan untuk membuat hasil studi menjadi kesimpulan yang telah divalidasi secara luas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebelum ini, penelitian lain juga menemukan efektivitas teh hijau dan teh hitam untuk mengatasi infeksi virus corona. Kandungan polifenol di dalamnya disebut-sebut sebagai kandidat pengobatan Covid-19 yang potensial.
Polifenol pada teh hijau dan teh hitam dilaporkan menunjukkan aktivitas antivirus terhadap berbagai jenis virus, termasuk di antaranya virus SARS-CoV-2.
Teh mungkin tidak benar-benar bisa dijadikan penangkal Covid-19. Tapi, konsumsi teh dalam jumlah sedang bisa jadi salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bersamaan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan demi terhindar dari ancaman virus.
(asr)
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201202075500-255-576874/studi-temukan-jenis-teh-penangkal-covid-19
Bayi di Singapura Lahir dengan Antibodi Covid-19
Erick Thohir Rombak Fokus Bisnis Bank BUMN
Waspadai Dampak Sosial dari Rencana Perubahan Skema Gaji PNS
Hadirkan Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara, Lexus UX 300e Siap Mengaspal di Indonesia
Stasiun Luar Angkasa China Selesai Dibangun 2022
Ahli China Klaim Covid-19 Bukan dari Wuhan, Tapi Asli India
Aplikasi Android Bakal Bisa Dimainkan di Windows 10 pada 2021
Mungkinkah batu meteor bernilai puluhan miliar rupiah?
Edhy Prabowo dan kebijakan ekspor benih lobster, benarkah membuat 'everybody happy'?
Mengajar di TK Selama 57 Tahun, Nenek Chamimah Jadi Sarjana di Usia 78 Tahun.
Erick Thohir Rombak Fokus Bisnis Bank BUMN
Waspadai Dampak Sosial dari Rencana Perubahan Skema Gaji PNS
Hadirkan Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara, Lexus UX 300e Siap Mengaspal di Indonesia
Stasiun Luar Angkasa China Selesai Dibangun 2022
Ahli China Klaim Covid-19 Bukan dari Wuhan, Tapi Asli India
Aplikasi Android Bakal Bisa Dimainkan di Windows 10 pada 2021
Mungkinkah batu meteor bernilai puluhan miliar rupiah?
Edhy Prabowo dan kebijakan ekspor benih lobster, benarkah membuat 'everybody happy'?
Mengajar di TK Selama 57 Tahun, Nenek Chamimah Jadi Sarjana di Usia 78 Tahun.
Anies Minta Warga DKI Tahan Diri Liburan Natal dan Tahun Baru
Penambang Pasir Ketiduran saat Gunung Semeru Meletus
Bermula 8 Siswa SMK Batuk dan Anosmia, Terbongkar 179 Siswa Positif Covid-19
'Gimana Ganja Mau Dipakai Medis, Diteliti Aja Enggak Boleh'
5 Manfaat Mengejutkan dari Kayu Manis
Orang-orang yang Paling Membutuhkan Vitamin C untuk Imunitas
Peneliti China Bikin Komputer Kuantum Tercepat di Dunia, Kalahkan Google
Negara Selain China yang Buat Matahari Buatan
Kominfo: Siaran TV Analog Wajib Berhenti 2 November 2022
Kulkas yang Bisa Simpan Vaksin Corona Pfizer Minus 70 Celcius
Penambang Pasir Ketiduran saat Gunung Semeru Meletus
Bermula 8 Siswa SMK Batuk dan Anosmia, Terbongkar 179 Siswa Positif Covid-19
'Gimana Ganja Mau Dipakai Medis, Diteliti Aja Enggak Boleh'
5 Manfaat Mengejutkan dari Kayu Manis
Orang-orang yang Paling Membutuhkan Vitamin C untuk Imunitas
Peneliti China Bikin Komputer Kuantum Tercepat di Dunia, Kalahkan Google
Negara Selain China yang Buat Matahari Buatan
Kominfo: Siaran TV Analog Wajib Berhenti 2 November 2022
Kulkas yang Bisa Simpan Vaksin Corona Pfizer Minus 70 Celcius