Ksatria Lembah Tidar
Posted Date : 16-03-2019, berita ini telah dikunjungi sebanyak 529 kali.
Oleh: M Rizal Fadillah
Ini bukan judul ceritra silat atau novel cinta seperti Dilan. Ini bukan pula episode komik Wiro Sableng dengan kapak mautnya. Akan tetapi ini adalah tempat pembinaan calon perwira dilingkungan tentara. Akademi Militer di Magelang.
Lembah gunung Tidar dengan bukit tidak terlalu tinggi, hijau pepohonan berhawa sejuk. Akademi ini menjadi lembaga pendidikan favorit anak SMA seluruh Indonesia. Dikenal sebagai sekolah untuk pemimpin masa depan.
Perwira Menengah maupun Perwira Tinggi saat ini banyak jebolan Akademi Militer ini. Jabatan variasi telah diisi. Purnawirawan tentu banyak pula.
Meskipun demikian gelombang keras zaman atau pengaruh kuat pragmatisme turut pula membentur pada sebagian arbituren Akademi ini. Sehingga komitmen kerakyatan, kebenaran, atau keadilan tergerus juga. Membela kelompok kekuasaan yang dinilai menguntungkan. Ikut di pusaran "jalan pintas" kehidupan. Tidak sejalan dengan aspirasi dan nurani rakyat.
Nah untuk membentengi dan melangkah kembali di jalan yang benar sebagai pejuang dan patriot bangsa serta turut berkiprah optimal membela rakyat yang semakin sulit dan terpinggirkan, maka para pemimpin negara yang berasal dari didikan lembah Tidar ini perlu merenungi dan menyanyikan kembali lagu hymne taruna yang pernah dikumandangkan dengan penjiwaan yang dalam.
"Biar badan hancur lebur//kita kan bertempur//membela keadilan suci//kebenaran murni
Di bawah dwi warna panji//kita kan berbhakti//mengorbankan jiwa dan raga// membela ibu pertiwi
Demi Allah Maha Esa//kami kan bersumpah//setia membela nusa dan bangsa//tanah tumpah darah.."
Luar biasa. jiwa patriotisme dalam membela kebenaran, keadilan, ibu pertiwi, nusa dan bangsa rela badan hancur. Yang lebih luar biasa lagi adalah sumpah "Demi Allah Maha Esa". Keyakinan dan sumpah ini membuat jiwa berani serta mengenyampingkan apapun.
Kini tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia cukup berat. Ada proxy war yang mengadu antar elemen bangsa, ada serbuan faham komunisme dan liberalisme, ada pula kekuatan global yang mencoba mengendalikan kekuasaan negara. Semua hakekatnya menafikan nilai kebenaran, keadilan ataupun ketuhanan. Ini adalah musuh musuh bangsa.
Nusa bangsa dan ibu pertiwi sekarang memanggil Ksatria Lembah Tidar untuk "bertempur" melawan ketidak adilan dan penyimpangan dari kebenaran yang telah disepakati sebagai ideologi Negara dan Konstitusi.
Berjuang untuk menghancurkan penyusup dan penghianat negara berkedok "pejabat" atau "wakil rakyat" atau "pebisnis" atau pula "pimpinan partai" yang berkolaborasi dengan kekuatan asing kaum penjajah. Neo-kolonialisme.
Ksatria lembah Tidar salah satu yang mendesak dipanggil rakyat Indonesia saat ini, elemen pejuang lain ayo "turun gunung" juga. Kibar geleparkan panji-panji. Sejarah telah menuntut bukti.
Sumber : https://www.voa-islam.com/read/military/2019/03/05/62438/ksatria-lembah-tidar/
Ini bukan judul ceritra silat atau novel cinta seperti Dilan. Ini bukan pula episode komik Wiro Sableng dengan kapak mautnya. Akan tetapi ini adalah tempat pembinaan calon perwira dilingkungan tentara. Akademi Militer di Magelang.
Lembah gunung Tidar dengan bukit tidak terlalu tinggi, hijau pepohonan berhawa sejuk. Akademi ini menjadi lembaga pendidikan favorit anak SMA seluruh Indonesia. Dikenal sebagai sekolah untuk pemimpin masa depan.
Perwira Menengah maupun Perwira Tinggi saat ini banyak jebolan Akademi Militer ini. Jabatan variasi telah diisi. Purnawirawan tentu banyak pula.
Meskipun demikian gelombang keras zaman atau pengaruh kuat pragmatisme turut pula membentur pada sebagian arbituren Akademi ini. Sehingga komitmen kerakyatan, kebenaran, atau keadilan tergerus juga. Membela kelompok kekuasaan yang dinilai menguntungkan. Ikut di pusaran "jalan pintas" kehidupan. Tidak sejalan dengan aspirasi dan nurani rakyat.
Nah untuk membentengi dan melangkah kembali di jalan yang benar sebagai pejuang dan patriot bangsa serta turut berkiprah optimal membela rakyat yang semakin sulit dan terpinggirkan, maka para pemimpin negara yang berasal dari didikan lembah Tidar ini perlu merenungi dan menyanyikan kembali lagu hymne taruna yang pernah dikumandangkan dengan penjiwaan yang dalam.
"Biar badan hancur lebur//kita kan bertempur//membela keadilan suci//kebenaran murni
Di bawah dwi warna panji//kita kan berbhakti//mengorbankan jiwa dan raga// membela ibu pertiwi
Demi Allah Maha Esa//kami kan bersumpah//setia membela nusa dan bangsa//tanah tumpah darah.."
Luar biasa. jiwa patriotisme dalam membela kebenaran, keadilan, ibu pertiwi, nusa dan bangsa rela badan hancur. Yang lebih luar biasa lagi adalah sumpah "Demi Allah Maha Esa". Keyakinan dan sumpah ini membuat jiwa berani serta mengenyampingkan apapun.
Kini tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia cukup berat. Ada proxy war yang mengadu antar elemen bangsa, ada serbuan faham komunisme dan liberalisme, ada pula kekuatan global yang mencoba mengendalikan kekuasaan negara. Semua hakekatnya menafikan nilai kebenaran, keadilan ataupun ketuhanan. Ini adalah musuh musuh bangsa.
Nusa bangsa dan ibu pertiwi sekarang memanggil Ksatria Lembah Tidar untuk "bertempur" melawan ketidak adilan dan penyimpangan dari kebenaran yang telah disepakati sebagai ideologi Negara dan Konstitusi.
Berjuang untuk menghancurkan penyusup dan penghianat negara berkedok "pejabat" atau "wakil rakyat" atau "pebisnis" atau pula "pimpinan partai" yang berkolaborasi dengan kekuatan asing kaum penjajah. Neo-kolonialisme.
Ksatria lembah Tidar salah satu yang mendesak dipanggil rakyat Indonesia saat ini, elemen pejuang lain ayo "turun gunung" juga. Kibar geleparkan panji-panji. Sejarah telah menuntut bukti.
Sumber : https://www.voa-islam.com/read/military/2019/03/05/62438/ksatria-lembah-tidar/
Muhammadiyah Desak Pemerintah Segera Bantu WNI Korban Teror Selandia Baru
DPR RI Ingatkan Negara Arab Tak Lakukan Normalisasi dengan ‘Israel’
Malaysia Tolak Bebaskan Wanita Vietnam Terdakwa Pembunuh Kim Jong-nam
Uni Emirat Arab dan Bermuda Masuk Daftar Hitam Tax Haven Uni Eropa
Neo-Nazi Dibalik Ancaman Bom Seantero Jerman
Antisipasi Sanksi Barat, Rusia akan Legalkan Penanaman Opium
Nashirul Haq: Teror Biadab Tak Cukup Dikutuk
Kurikulum Perguruan Tinggi Harus Disesuaikan Peluang dan Tantangan Industri 4.0
SUV Paling Mewah dari Rolls Royce Menyapa Indonesia
Penembakan di Selandia Baru Bikin Femmy Permatasari Batal Bulan Madu
DPR RI Ingatkan Negara Arab Tak Lakukan Normalisasi dengan ‘Israel’
Malaysia Tolak Bebaskan Wanita Vietnam Terdakwa Pembunuh Kim Jong-nam
Uni Emirat Arab dan Bermuda Masuk Daftar Hitam Tax Haven Uni Eropa
Neo-Nazi Dibalik Ancaman Bom Seantero Jerman
Antisipasi Sanksi Barat, Rusia akan Legalkan Penanaman Opium
Nashirul Haq: Teror Biadab Tak Cukup Dikutuk
Kurikulum Perguruan Tinggi Harus Disesuaikan Peluang dan Tantangan Industri 4.0
SUV Paling Mewah dari Rolls Royce Menyapa Indonesia
Penembakan di Selandia Baru Bikin Femmy Permatasari Batal Bulan Madu
Nahas, Senator Australia yang Salahkan Muslim Selandia Baru Dikepruk Telur oleh Seorang Pemuda
Tanpa Rasa Bersalah, Penyerang Masjid di Selandia Baru Pamerkan Simbol 'White Power' di Pengadilan
Turki Akan Selidiki Pergerakan dan Kontak Teroris Australia Brenton Tarrant Selama di Negara itu
Khabib Nurmagomedov: Video Pembantaian Christchurch Salah Satu yang Terburuk yang Pernah Saya Lihat
Dunia Islam Mengutuk Pembantaian Muslim di Selandia Baru
Kapolda Papua: Banjir Bandang Akibat Pembalakan Liar di Gunung Cyclop
Ribuan Warga Kalsel Meriahkan Puncak Millennial Road Safety Festival 2019
Akibat Gempa Lombok, 2 Orang Tewas & 40 Turis Terkepung Longsoran
Pelabuhan Sibolga Diresmikan, Menhub Harap Jadi Motor Penggerak Ekonomi
Terkendala Sumber Air, Kebakaran di Meranti Riau Meluas
Tanpa Rasa Bersalah, Penyerang Masjid di Selandia Baru Pamerkan Simbol 'White Power' di Pengadilan
Turki Akan Selidiki Pergerakan dan Kontak Teroris Australia Brenton Tarrant Selama di Negara itu
Khabib Nurmagomedov: Video Pembantaian Christchurch Salah Satu yang Terburuk yang Pernah Saya Lihat
Dunia Islam Mengutuk Pembantaian Muslim di Selandia Baru
Kapolda Papua: Banjir Bandang Akibat Pembalakan Liar di Gunung Cyclop
Ribuan Warga Kalsel Meriahkan Puncak Millennial Road Safety Festival 2019
Akibat Gempa Lombok, 2 Orang Tewas & 40 Turis Terkepung Longsoran
Pelabuhan Sibolga Diresmikan, Menhub Harap Jadi Motor Penggerak Ekonomi
Terkendala Sumber Air, Kebakaran di Meranti Riau Meluas